Mohon tunggu...
Dinda Trisna Paramita
Dinda Trisna Paramita Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya adalah seorang guru yang memiliki hobby berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

4 Desember 2022   20:16 Diperbarui: 4 Desember 2022   20:30 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Kesulitan peserta didik dalam memahami materi pelajaran menjadi salah satu permasalahan yang ada setiap sekolah baik Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruan. Permasalah tersebut ditandai dengan peserta didik kurang mampu menguasai materi pelajaran, peserta didik mendapatkan hasil belajar yang rendah, peserta didik lamban dalam mengerjakan tugas, peserta didik tidak aktif ketika dilakukan tanya jawab tentang materi yang diajarkan dan peserta didik menunjukkan sikap yang tidak peduli pada mata pelajaran penataan produk. Masalah kesulitan memahami pelajaran dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik yang bersumber dari guru maupun bersumber dari peserta didik seperti kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model dan metode pembelajaran, guru kurang percaya diri dalam mengajar, guru terlalu nyaman dengan cara mengajar yang digunakan sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan kurikulum dan karakter peserta didik, dan peserta didik menilai model dan metode yang digunakan guru saat mengajar membuat peserta didik mengantuk dan membuat bosan. Hal ini diperburuk dengan kurangnya pemanfaatan media dan model pembelajaran yang inovatif yang diimplementasikan oleh guru dikelas.

               Sebagai seorang guru, semestinya akan melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalah tersebut. Guru perlu mencari tahu masalah yang terjadi, solusi yang hendak diterapkan untuk masalah tersebut serta perlu memperhatikan tantangan-tantangan yang muncul dalam menerapkan solusi yang dianggap tepat. Adapun tantangan yang biasanya terjadi yaitu  terdapat peserta didik bermain gadget saat pembelajaran, peserta didik berbicara sendiri pada saat pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri peserta didik dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat, jaringan internet sekolah yang kurang mendukung, waktu yang terbatas untuk menyelesaikan sintaks model pembelajaran, diskusi hanya didominasi peserta didik tertentu, sisanya asyik dengan kegiatan lain diluar konteks diskusi.

               Berdasarkan tantangan-tantangan yang dirasa akan ditemui guru dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran, guru perlu menerapkan strategi yang dapat meminimalisir tantangan yang ada. Berikut ini strategi yang dapat diterapkan oleh guru :

1. Penerapan model pembelajaran inovatif

            Strategi dalam memilih model pembelajaran inovaif yaitu dengan membaca buku dan sumber internet tentang model-model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kurikulum 2013. Setelah mengetahui macam-macam model pembelajaran beserta sintaknya, guru mempelajari materi yang hendak disampaikan kepada peserta didik dan mencocokan model pembelajaran mana yang sesuai dengan materi tersebut. Selain materi, guru perlu memahami karakter dari peserta didik untuk menentukan model yang tepat untuk diterapkan. Setelah mengamati beberapa hal tersebut, diperoleh model pembelajaran yang dirasa tepat yaitu Problem Based Learning. Model pembelajaran ini dirasa tepat karena memiliki beberapa sintaks seperti orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan menerapkan model pembelajaran tersebut, pembelajaran menjadi student center sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran dan akan memudahkan peserta didik memahami materi karena adanya diskusi kelompok sehingga peserta didik saling bertukar informasi dengan teman kelompoknya.

2. Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi

            Strategi yang dilakukan oleh guru dalam memilih penggunaan media pembelajaran yaitu dengan memilih media yang dirasa tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran serta karakteristik dari peserta didik. Pemilihan media tersebut dimulai dengan mempelajari materi yang hendak diajarkan kemudian mencari tahu karakteristik peserta didik dengan cara melakukan observasi langsung kepada peserta didikSetelah mempelajari materi dan mengetahui karakterisitik dari peserta didik, ditentukan media yang tepat yaitu media pembelajaran berbasis teknologi seperti powerpoint yang digunakan sebagai media dalam menyampaikan materi dan googleform digunakan untuk melakukan tes evaluasi pembelajaran diakhir kegiatan pembelajaran. Pemilihan media tersebut disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dimana peserta didik akan lebih paham terhadap pelajaran jika mendengar, melihat dan merasakan langsung apa yang disampaikan pada pembelajaran. Selain itu, diera digital seperti sekarang ini, peserta didik tidak bisa lepas dari gadget sehingga tepat apabila melakukan tes evaluasi menggunakan googleform dengan memanfaatkan gadget dari masing-masing peserta didik

3. Penerapan pendekatan saintifik dan pendekatan TPACK

4. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi seperti memadukan metode ceramah, diskusi, tanya jawab. Dengan penerapan metode ini, peserta didik akan dilatih untuk meningkatkan rasa percaya diri dan akan terbiasa untuk berkomunikasi bersama peserta didik lainnya.

5. Pemilihan sumber belajar yang tepat. Sumber belajar yang digunakan meliputi buku cetak penataan produk, modul ajar yang disusun sendiri oleh guru dan dibagikan kepada peserta didik dalam bentuk softfile melalui group whatsapps. Selain itu, peserta didik dipersilahkan untuk memanfaatkan gadgetnya untuk mencari sumber belajar lainnya yang relevan. Dengan pemanfaatan gadget untuk mencari sumber belajar, peserta didik secara tidak langsung akan mengurangi aktifitas diluar konteks pembelajaran dalam memanfaatkan gadgetnya.

6. Mengatur waktu kegiatan pembelajaran dengan tepat. Agar seluruh sintak pembelajaran terlaksana seluruhnya, guru perlu mengatur waktu dengan tepat. Oleh karena itu, disini perlunya sikap disiplin baik dari guru maupun peserta didik agar seluruh sintak dapat terlaksana sesuai dengan waktu tersedia.

7. Menyusun rubrik penilaian dan melaksanakan penilaian berupa penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.  Menyusun penilaian disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penilaian yang dilakukan yaitu penilaian sikap melalui observasi, penilaian pengetahuan melalui tes menggunakan googleform, penilaian ketrampilan menggunakan praktik dan portofolio. Setelah mengetahui jenis penilaian yang akan dilakukan, dilanjutkan membuat rubrik penilaian untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Setelah rubrik disusun, selanjutnya akan digunakan saat proses pembelajaran, baik saat pembelajaran berlangsung maupun setelah pembelajaran disesuaikan dengan teknik penilaian yang ditetapkan.

              Selain menerapkan strategi tersebut, guru perlu berkolaborasi dengan pihak lain dalam mensukseskan pembelajaran sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam hal ini guru perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah, teman sejawat, peserta didik maupun tim IT. Kepala sekolah memiliki peran sebagai penasehat maupun sebagai pihak yang menentukan kebijakan-kebijakan sekolah. Teman sejawat dapat dijadikan tempat untuk tukar pendapat pembelajaran apa yang tepat untuk mengatasi persoalan peserta didik. Peserta didik dan guru berpera sebagai pelaksana pembelajaran. Sedangkan Tim IT sekolah berperan sebagai pihak yang membantu apabila terjadi permasalahan yang bersumber dari computer, proyektor maupun jaringan internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun