Mohon tunggu...
Adinda TiaraPermatasari
Adinda TiaraPermatasari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar/mahasiswa

pertanian, edukasi, teknologi, lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Guna Membatasi Penggunaan Pestisida Kimia, Mahasiswa KKN Undip Ajak KWT di Desa Munengwarangan Membuat Perangkap Hama Ramah Lingkungan

18 Agustus 2024   22:10 Diperbarui: 18 Agustus 2024   22:42 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Diponegoro, Kabupaten Magelang – Universitas Diponegoro senantiasa menggencarkan komitmennya terhadap tridharma perguruan tinggi melalui aksi nyata. Salah satu gerakan yang dibuat oleh Universitas Diponegoro untuk mewujudkan komitmen tersebut yaitu dengan diselenggarakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikemas dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.

KKN UNDIP secara rutin diadakan setiap tahun dengan melibatkan setiap mahasiswa yang mengambil program pendidikan S1 beserta dengan civitas akademika. Pelaksanaan KKN Tim II UNDIP 2023/2024 dilaksanakan pada 12 Juli – 21 Agustus 2024. Penerjunan mahasiswa KKN sejumlah 7.254 mahasiswa dibagi ke dalam 11 kabupaten dan 1 kota di Jawa Tengah.

Desa Munengwarangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang menjadi salah satu lokasi penempatan mahasiswa KKN Tim II UNDIP untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Desa Munengwarangan memiliki potensi yang tinggi di bidang pertanian, peternakan, dan pariwisata.

Salah satu mahasiswa KKN di Desa Munengwarangan bernama Adinda Tiara Permatasari dari program studi Agroekoteknologi, Universitas Diponegoro membuat program kerja terkait dengan bidang pertanian. Penyuluhan pengendalian hama secara mekanik dengan memanfaatkan botol plastik bekas sebagai perangkap hama yellow sticky trap menjadi salah satu pilihan program kerja untuk disosialisasikan kepada warga desa. Alasan dipilihnya program kerja tersebut yaitu karena pengendalian hama seperti kutu kebul, lalat buah, dan ngengat yang kerap kali menyerang tanaman cabai, kol, dan tomat milik petani di Desa Munengwarangan masih sangat bergantung pada pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan apabila diaplikasikan secara terus menerus, tutur mahasiswa Pertanian UNDIP tersebut.

Lampiran 2. Sosialisasi dan praktik pembuatan Yellow Sticky Trap bersama ibu-ibu KWT/dokpri
Lampiran 2. Sosialisasi dan praktik pembuatan Yellow Sticky Trap bersama ibu-ibu KWT/dokpri

Pelaksanaan program kerja penyuluhan dan pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap dari botol plastik bekas dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Juli 2024. Pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap diwakilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Rejeki di Dusun Ngabean. Penyuluhan kepada ibu-ibu KWT diawali dengan pemaparan materi terkait perangkap hama yellow sticky trap serta manfaat dan keunggulannya untuk mengendalikan hama. Sesi berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab bersama ibu-ibu KWT mengenai materi yang telah diberikan. Penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan perangkap hama secara langsung bersama ibu-ibu KWT.

Sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama diikuti oleh ibu-ibu KWT dengan antusiasme yang tinggi. Ibu-ibu KWT dengan aktif bertanya mengenai kegunaan, proses pembuatan, dan cara pemasangan perangkap hama di lahan.

Lampiran 3. Yellow Sticky Trap dari botol plastik/dokpri
Lampiran 3. Yellow Sticky Trap dari botol plastik/dokpri

Hasil dari sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap yang telah dilaksanakan bersama dengan ibu-ibu KWT yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pengendalian hama secara terpadu sehingga dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia pada tanaman. Mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan prototipe berupa perangkap hama yellow sticky trap yang terbuat dari botol plastik bekas dan brosur panduan pembuatan perangkap hama yellow sticky trap. Dengan adanya sosialisasi dan pendampingan pembuatan perangkap hama ini diharapkan masyarakat semakin paham terhadap teknik pengendalian hama secara terpadu tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sehingga lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun