Mohon tunggu...
Dinda Suci Syaulia
Dinda Suci Syaulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatllah Jakarta

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Kemiskinan dalam Perspektif Islam

15 Desember 2021   14:13 Diperbarui: 15 Desember 2021   14:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesejahteraan adalah hal yang sangat didambakan bagi setiap kalangan masyarakat. Namun, tidak sedikit yang hanya dapat merealisasikannya. Sedangkan kemiskinan yang sekarang ini menjadi problematika kehidupan. Yang selalu digambarkan dengan segala bentuk kekurangan, baik kekurangan secara spiritual maupun kekurangan secara material.

Kemiskinan secara spiritual menggambarkan situasi dimana seseorang merasa kurang puas dengan apa yang telah dimilikinya, kurang mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT,sedangkan kemiskinan secara material menggambarkan kegiatan ekonomis dimana seseorangmemiliki pendapatan yang rendah dan susah untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kemiskinan menjadi aspek penting dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan individu dan masyarakat, dan sangat mempengaruhi bagi perkembangan perekonomian dalam sebuah negara. Kemiskinan sudah menjadi momok sejak dahulu dalam kehidupan masyarakat.

Problematika kemiskinan yang terjadi, dan yang dialami individualisme maupun sosialisme. Berbagai sistem dan kebijakan telah dijalankan dan disahkan demi menanggulangi,memerangi, bahkan melenyapkan kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara. Namun, hingga saat ini belum dapat menyelesaikan masalah yang telah merajalela di seluruh bagian negara didunia. Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara berkembang saja, tidak memungkiri bahwa kemiskinan juga dialami oleh negara maju.

Penyebab fundamental dari terjadinya kemiskinan pada wilayah miskin adalah: sumber daya alam, teknologi dan unsur pendukungnya,  sumber daya manusia, dan sarana dan prasarana termasuk kelembagaan. Dengan meningkatnya kasus kemiskinan, meningkat pula tingkat kriminalitas dan pertikaian antara sesama manusia. Timbulnya kriminalitas disebebabkan untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya

Islam adalah agama yang paling sempurna. Islam mengatur seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Islam juga menjelaskan dan memberikan solusi terhadap seluruh problematika kehidupan, baik dalam masalah akidah, ibadah, moral, akhlak, muamalah, rumah tangga, bertetangga, politik, kepemimpinan, mengentaskan kemiskinan, dan lainnya.

Islam terus berusaha untuk mengatasi kemiskinan dan mencari jalan keluarnya serta mengawasi kemungkinan dampaknya. Tujuannya, untuk menyelamatkan akidah, akhlak, dan amal perbuatan; memelihara kehidupan rumah tangga, dan melindungi kestabilan dan ketentraman masyarakat, di samping untuk mewujudkan jiwa persaudaraan antara sesama kaum muslimin. Karena itu, Islam menganjurkan agar setiap individu memperoleh taraf hidup yang layak di masyarakat.

Islam sebagai agama rahmatan lil'alamin menganjurkan setiap muslim agar bekerja dengan tangannya sendiri sehingga bisa memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Di saat seorang muslim mampu bekerja, dia telah melaksanakan suatu ibadah yang nantinya juga akan menjadi bekal

dia menuju kehidupan sebenarnya, yaitu akhirat.ecara umum, setiap individu wajib berusaha untuk hidup wajar, sesuai dengan keadaannya. Dengan hidup tenteram, ia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah Azza wa Jalla, sanggup untuk menghadapi tantangan hidup, dan mampu melindungi dirinya dari bahaya kefakiran dan kekufuran.

Islam memandang kemiskinan berdasarkan norma dan nilai ideologisnya. Sebagaimana disebut oleh Sadeq (1997). Dua tingkat kemiskinan telah tersirat dalam sumber-sumber Islam. Pertama, kemiskinan kronis atau biasa disebut 'hardcore poverty' sebagaimana tersirat dalam konsep 'faqir' dan 'miskin' dalam terminologi Islam. Kedua, kemiskinan yang rendah, yang dapat disebut 'general poverty', sebagaimana tercermin dalam nisab zakat. Meskipun ada beberapa pendapat berbeda tentang (faqir dan miskin), tetapi dua konsep itu masih mengacu kepada kemiskinan.

Faqir mengacu pada seseorang yang tidak memiliki tempat tinggal atau tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi keperluan dasar seperti makanan, pakaian, akomodasi, dan kebutuhan lainnya, untuk dirinya sendiri dan tanggungannya, dan miskin mengacu pada yang serupa, tetapi masih memiliki penghasilan namun tidak mencukupi kondisinya. Kedua konsep itu merujuk pada kondisi ekonomi seseorang yang tidak bias memenuhi kebutuhan dasar.

Problematika kehidupan sangatlah bervariasi, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan dalam padangan Islam terbagi menjadi dua yaitu miskin jiwa attau spiritual ataumiskin dalam hal kesejahteraan atau dalam segi meterial.Miskin dalam segi spiritual yaitu keadaan miskin jiwa, dimana seseorang tidak merasa puas dengan apa yang diinginkan, dan kurang mensukuri nikmat yang telah diberikan AllahSWT, serta keadaan dimana jauh dari sang pencipta. Sedangkan miskin dalam segi material,yaitu keadaan seseorang yang kurang dari segi penghasilan atau segi ekonomi.Dalam Al- Qu'ran dan Hadits Nabawwi dijelaskan bahwa orang miskin adalah golongan yang mendapatkan zakat. Yaitu terbagi menjadi delapan golongan, yaitu: orang-orang fakir,orang miskin, amil zakat, muallaf, ruqab, gharim, fii sabilillah, ibn sabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun