Mohon tunggu...
Dinda Syahrani
Dinda Syahrani Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa universitas unpam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masalah Sosial: Kekerasan Seksual di Lingkungan Masyarakat

29 April 2024   20:32 Diperbarui: 29 April 2024   20:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

Masalah sosial dapat di kelompokan menjad 4 jenis factor sbb :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : keharusan makan, kependudukan, mempertahankan diri, dll.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dll.

Masalah sosial tentang KEKERASAN SEKSUAL di lingkungan Masyarakat.

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal.

apa itu ketimpangan gender?

Ketimpangan gender merupakan suatu keadaan dimana adanya perlakuan atau tindakan yang tidak adil pada jenis kelamin tertentu. Ketimpangan gender lebih sering terjadi pada jenis kelamin perempuan. Awal mula terjadinya ketimpangan gender pada perempuan disebabkan oleh rendahnya pendidikan (Trianton, 2009b).

Berdasarkan jenisnya kekerasan seksual di golongkan menjadi kekerasan seksual yang di lakukan secara :

  • Verbal
  • Nonfisik
  • Fisik
  • Daring

Penyebab perilaku kekerasan seksual :

  • Norma norma sosial yang membenarkan kekerasan
  • Penggunaan kekuasaan atas orang lain.
  • Konstruksi tradisional maskulinitas.
  • Subjugasi (kekuatan atau kekuasaan) terhadap perempuan.
  • Sikap diam terhadap kekerasan dan pelecehan.

Berikut bentuk kekerasan seksual yang diakui oleh Komisi Nasional (Komnas) Perempuan per 2013, meliputi :

  • Perkosaan
  • Intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan
  • Pelecehan seksual
  • Eksploitasi seksual
  • Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual
  • Prostitusi paksa
  • Perbudakan seksual
  • Pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung
  • Pemaksaan kehamilan
  • Pemaksaan aborsi
  • Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi
  • Penyiksaan seksual
  • Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
  • Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi Perempuan
  • Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama

Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional Tahun 2016 menemukan 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual. Padahal perempuan merupakan ibu bangsa yang harus mendapatkan perlindungan secara hukum.

Sejumlah rekomendasi disampaikan kepada pemerintah. Selain pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, kapasitas penyelenggara negara dalam menerapkan prinsip nondiskriminasi, kesetaraan substantif, dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan kepada setiap warganya harus dipenuhi.

Pengesahan RUU Pengapusan Kekerasan Seksual diyakini dapat meningkatkan mutu hidup perempuan, dan menempatkan perempuan serta laki-laki sebagai warga negara yang sama kedudukannya di depan hukum dan pemerintahan.

 Sumber : https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/ppks/kekerasan-seksual/#:~:text=Kekerasan%20Seksual%20adalah%20setiap%20perbuatan,mengganggu%20kesehatan%20reproduksi%20seseorang%20dan

https://surakarta.go.id/?p=27054

https://indonesiabaik.id/infografis/kekerasan-seksual-perempuan-kesetaraan-untuk-hak-aman-perempuan

Dinda Syahrani, Mahasiswa Universitas Pamulan, Program studi akuntansi.

Dosen : Irenne Putren, S.Pd., M.Pd. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun