Jakarta (23/09/16) -- Pilkada DKI kian mendekat, suasana antar partai politikpun kian memanas. Media massa juga semakin gencar berbicara seputar perpolitikan di ibukota. Mulai dari kelayakan, rekam jejak, hingga kepada latar belakang kehidupan bakal calon gubernur.
Sama halnya dari ujung daratan Jakarta, para nelayan tradisional di pesisir utara Jakarta turut membicarakan soal siapa yang layak menjadi gubernur Jakarta selanjutnya. Tidak muluk-muluk, mereka hanya menginginkan pemimpin yang peduli akan rakyat kecil.
“Saya mah gak muluk-muluk. Saya nyari pemimpin yang pro sama rakyat kecil. Pemimpin yang bisa bikin kehidupan kita lebih baik lah. Jangan cuma pengembang aja yang didenger. Nelayan semacam kita ini juga ingin mendapatkan hak untuk didengar suaranya.” ujar Rusli salah satu nelayan tradisional teluk Jakarta.
Para nelayan di pesisir utara Jakarta menilai bahwa pemerintah saat ini tidak menunjukkan sikap keberpihakannya kepada rakyat kecil. Dapat dilihat dari persoalan reklamasi yang terdapat di teluk Jakarta. Pembuatan proyek pulau rekayasa ini memberikan dampak buruk terhadap wilayah pencarian ikan para nelayan. Dengan adanya mega proyek ini, hasil tangkapan para nelayan menjadi berkurang. Jika reklamasi terus berlanjut dan urukan pasir yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari pelabuhan telah dibangun beton, maka akses nelayan untuk mencari ikan akan semakin sulit.
Dalam putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta akhir Mei lalu, izin reklamasi telah dibatalkan. Namun Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan kemudian menginstruksikan untuk melanjutkan kembali reklamasi yang sempat dihentikan. Begitu pula dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok yang menganggap bahwa dengan reklamasi, maka akan menambah ruang pembangunan Jakarta serta mendatangkan keuntungan ekonomi untuk membangun ibukota.
Di tengah hangatnya perbincangan soal politik DKI, nelayan di pesisir utara Jakarta ini hanya dapat mengharapkan pemimpin yang mau mendengarkan suara mereka. Sosok yang mampu menyelesaikan persoalan kesejahteraan dan juga kemakmuran di tengah sulitnya memenuhi kebutuhan pangan. (dsh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H