Mohon tunggu...
Dinda Setyawati
Dinda Setyawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Islam Sultan Agung

Mengutamakan pendidikan untuk investasi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Keterampilan Mindfulness dan Multisensorik untuk Meningkatkan Konsentrasi Anak Berkebutuhan Khusus

1 November 2024   10:35 Diperbarui: 1 November 2024   10:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda Setyawati

Prodi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Sultan Agung

Dosen Pengampu

Ibu Nila Ubaidah, M.Pd.

Mengembangkan keterampilan mindfulness dan multisensorik untuk meningkatkan konsentrasi anak berkebutuhan khusus, seperti anak dengan gangguan spektrum autisme (GSA), merupakan pendekatan yang semakin banyak diterapkan dalam pendidikan inklusif. Pendekatan ini melibatkan penggunaan teknik yang berfokus pada pengembangan perhatian dan kesadaran diri, serta memanfaatkan berbagai indera untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif.

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah praktik yang dapat membantu anak-anak untuk lebih fokus dan terlibat dalam aktivitas mereka. Mindfulness untuk anak berkebutuhan khusus dapat memberikan banyak manfaat, membantu mereka mengelola emosi, meningkatkan konsentrasi, dan mengembangkan keterampilan sosial. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

  • Latihan Pernapasan: Mengajarkan anak untuk melakukan latihan pernapasan sederhana dapat membantu mereka menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus.
  • Meditasi Singkat: Sesi meditasi singkat sebelum memulai kegiatan belajar dapat membantu anak menyiapkan pikiran mereka untuk fokus.
  • Pemberian Instruksi yang Jelas: Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas saat memberikan instruksi dapat membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka.

Pendekatan multisensorik mengintegrasikan berbagai indera dalam proses pembelajaran. Ini sangat bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus, karena mereka sering kali merespons lebih baik terhadap pengalaman yang melibatkan lebih dari satu indera. Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah:

  • Permainan Edukasi: Menggunakan alat permainan edukatif seperti puzzle, Lego, atau permainan bongkar pasang dapat meningkatkan keterlibatan anak dan membantu mereka belajar sambil bermain.
  • Aktivitas Fisik: Kegiatan seperti lempar tangkap bola atau menuang air dari satu wadah ke wadah lain tidak hanya melatih motorik halus tetapi juga meningkatkan konsentrasi dengan memberikan tujuan yang jelas.
  • Penggunaan Alat Peraga Visual dan Audio: Menggunakan visual (gambar, video) dan audio (musik, suara alam) dapat menarik perhatian anak dan membantu mereka tetap fokus pada tugas yang diberikan.

Berikut adalah beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan dalam meningkatkan koknsentrasi anak:

  • Lingkungan Belajar yang Mendukung: Ciptakan ruang belajar yang bebas dari gangguan, dengan rutinitas yang jelas untuk membantu anak merasa lebih aman dan terfokus.
  • Penguatan Positif: Berikan pujian atau hadiah kecil ketika anak berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, untuk mendorong motivasi mereka.
  • Aktivitas Sehari-hari: Melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti memasak atau membersihkan juga bisa menjadi cara efektif untuk melatih konsentrasi mereka.

Jadi, mengembangkan keterampilan mindfulness dan multisensorik di kalangan anak berkebutuhan khusus dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi mereka. Dengan menerapkan teknik-teknik ini dalam lingkungan belajar, pendidik dan orang tua dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan efektif bagi anak-anak tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun