Dinda Setyawati
Prodi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Sultan Agung
Dosen Pengampu:
Ibu Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd.
Fenomena mixing language menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya mixing language ini marak digunakan oleh anak muda, khususnya di daerah Jakarta Selatan. Bahasa ini mencampurkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Misalnya, "Ayahku angry sekali hari ini because my brother mendapatkan nilai yang bad". Tidak hanya itu akhir-akhir ini which is, honestly, literally juga mendadak populer. Berikut makna dari kata tersebut:
1. Which Is
Artinya 'di mana' atau 'yang mana'.
Contoh: "Hebat banget dia bisa jadi juara. Padahal kompetisinya se-Indonesia, which is pesertanya banyak banget dan semuanya jago."
2. Honestly
Honestly diartikan sebagai 'secara jujur'.
Contoh: "Honestly, aku males banget berangkat ke sekolah hari ini."
3. Literally
Artinya 'secara harfiah'. Kata ini digunakan saat menyetujui sesuatu atau menekankan suatu kejadian yang benar-benar terjadi.
Contoh: "Udah nonton Pemuja Setan belum? Setelah nonton film itu aku literally takut."
Nah penyebab bahasa Jaksel itu bisa muncul karena:
1. Wilayah Jakarta Selatan didominasi usia produktif
Pada rentang usia produktif penduduk cenderung melek teknologi dan menggunakan internet. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung, mengapa informasi dari Jaksel mudah menyebar ke berbagai daerah melalui berbagai macam media, terutama media digital.
2. Dikelilingi instansi pendidikan taraf internasional
Secara geografis wilayah Jaksel juga banyak dikelilingi oleh instansi pendidikan bertaraf internasional yang mayoritasnya memiliki guru native speakers. Hal ini menjadi faktor pendukung yang kuat bagi penduduk Jaksel sering mencampur kosa kata bahasa Inggris ketika berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
3. Faktor Hierarki
Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris juga didasari oleh faktor hierarki seperti menunjukkan status sosial, pendidikan, dan kehormatan.
4. Banyak dihuni oleh kelas ekonomi tinggi
Tidak bisa dipungkiri, wilayah Jaksel  banyak dihuni oleh kelompok kelas ekonomi tinggi yang membuat bahasa campuran ini dianggap memiliki status sosial tinggi.
Kemudian perlukah kita khawatir dengan munculnya gaya bahasa tersebut?
Menurut pakar linguistik Universitas Indonesia Bernadette Kushartanti, beliau mengatakan bahwa hal ini menjadi risiko kontak bahasa.
Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Nah bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bangsa dimana  disebutkan dalam sumpah pemuda bahwa 'kami putra dan putri Indonesia menjungjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesa'. Namun, seiring perkembangan bahasa asing terutama bahasa Inggris menjadi sebuah kewajiban untuk dipahami sebagaimana fungsinya yaitu sebagai bahasa universal. Jadi, ini merupakan tugas kita sebagai anak muda yang sadar akan bahasa untuk memiliki kemampuan dalam membedakan konteks pemakaian bahasa. Kapan kita harus menggunakan bahasa baku, dan kapan kita boleh menggunakan bahasa gaul yang dicampur dengan bahasa asing seperti bahasa Inggris. Maka, percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa lain belum masuk tahap mengkhawatirkan apabila digunakan dalam ragam percakapan. Namun, apabila digunakan dalam ragam formal perlu kita khawatirkan.
Lingkungan menjadi peran utama dalam perkembangan bahasa. Terkadang kurangnya filter bahasa yang diperoleh dari lingkungan menyebabkan adanya pengaruh yang kurang baik. Tidak jarang bahasa asing yang digunakan kurang pantas apabila diucapkan kepada orang yang lebih dewasa. Namun, terkadang mereka tidak mengerti makna yang mereka katakan. Karena mereka hanya meniru apa yang orang lain katakan tanpa melihat batasan benar dan salah, baik dan buruk serta pantas atau tidak pantas.
Kemudian apa dampak dari penggunaan bahasa gaul Jaksel dalam kehidupan sehari-hari?
Dari segi positif kita bisa menunjukkan kemampuan berbahasa dan dapat membantu kita dalam memperbanyak kosa kata dan belajar bahasa Inggris dengan praktik langsung. Karena pada kenyataannya masih banyak orang yang kesulitan belajar bahasa Inggris karena belum menemukan lingkungan yang tepat untuk mempraktikkannya.
Dibalik sisi positif tersebut, bahasa anak Jaksel juga bisa menimbulkan dampak negatif. Karena semakin marak penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja menjadi sinyal ancaman yang serius terhadap bahasa Indonesia dan semakin buruknya kemampuan berbahasa, sehingga suatu saat bahasa Indonesia akan hilang karena bahasa gaul dimasa yang akan datang.
Sebagai generasi muda kita harus tetap menjaga keutuhan bahasa Indonesia, jangan sampai bahasa Indonesia menjadi pudar karena kita terbiasa menggunakan bahasa campuran.