Media baru yang ada pada saat ini, yang lebih kita kenal dengan sebutan media sosial sangat dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat umum, sehingga perlu adanya petugas yang menyeleksi informasi mana yang layak ntuk disebarluaskan kepada khalayak supaya meminimalisir adanya informasi palsu. Kurangnya peranan media dalam suatu krisis akan menempatkan masyarakat umum pada resiko yang lebih besar.
Fakta yang ada bahwa media sosial sebagai alternatif utama untuk mendapatkan informasi mengenai Covid-19, salah satu contoh adalah informasi mengenai Gerakan anti vaksinasi yang tersebar luas di media sosial, terdapat banyak informasi-informasi palsu sehingga kita perlu melawan infodemik.Â
Infodemik merupakan sejumlah informasi yang membombardir masyarakat sehingga sulit untuk mengidentifikasi apakah kebenaran atau potensi solusi yang ditawarkan itu berkembang, sehingga diperlukan komunikasi yang meminimalisir rumor dan kesalahpahaman yang berpotensi menjauhkan respon terbaik, dan malah mendorong penyebaran penyakit, dampaknya terhadap pengambilan keputusan vaksin pun tidak dapat diabaikan.
Harapannya adalah bagaimana menjadikan media baru tidak hanya sebagai media sosialisasi melainkan mampu juga untuk menjadi media sukses yang dapat mendorong transformasi kehidupan sosial-politik yang lebih baik lagi. Diperlukan adanya kesadaran dalam diri seseorang dan juga faktor-faktor yang pendukungnya seperti media guna mengendalikan media baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H