Mohon tunggu...
Dinda
Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - psychology student

yuk dibaca:)

Selanjutnya

Tutup

Hukum

What You Need To Know: Battered Woman Syndrome And Psychology Forensic

13 Juni 2021   17:05 Diperbarui: 13 Juni 2021   17:03 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KR tersangka kasus istri membakar suami di Ciputat, Tanggerang Selatan pada hari Kamis 4 Februari 2021 pukul 02.30 WIB)

Jika dilaporkan bahwa seorang wanita yang melaporkan mendapatkan pelecehan dan pemukulan, namun didakwa dengan kasus pembunuhan.

Maka, psikolog forensik perlu melakukan pemeriksaan psikologis menyeluruh yang mana tugasnya menurut Fulero & Wrightsman (2009), sebagai berikut :

-Mengeksplorasi perjalanan “relationship”

-Awal mula pelecehan oleh pasangan

-Upaya yang dilakukan untuk meninggalkan hubungan

-Perasaan wanita tentang suaminya yang telah dibunuh

Psikolog forensik perlu mencari verifikasi melalui self report dengan catatan medis dan wawancara. Selain itu, psikolog forensik dapat pula membantu korban menjadi saksi ahli dalam pengadilan. Saksi ahli disini bertujuan untuk mencari fakta dengan perspektif lain untuk menafsirkan dan menjelaskan atas tindakan pelaku melakukan pembunuhan.

Bagaimana Hukum Memandang Battered Woman Syndrome?

Menurut Fulero & Wrightsman (2009) dikatakan bahwa lebih dari 10% pembunuhan di Amerika Serikat dilakukan oleh wanita, dan sebagian besar wanita ini telah membunuh pasangan yang telah melakukan tindak kekerasan kepadanya. Atas tindakan tersebut sebagian besar wanita di penjara karena didakwa kasus pembunuhan dengan status wanita tersebut sebagai korban.

Dalam pengadilan, seorang psikolog forensik menjadi saksi ahli menjelaskan apa yang dialami oleh wanita tersebut, penyebab mengapa wanita tersebut melakukan tindak pembunuhan. Sehingga, juri memberikan keputusan untuk membebaskan sebagian kecil dari perempuan yang dianiaya berdasarkan alasan tidak bersalah atas aksi kegilaan tersebut.

Faktanya, banyak pendukung wanita yang mengalami kekerasan merasa sangat direndahkan jika wanita dinyatakan gila saat bertindak untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Terkadang beberapa pihak mengatakan pelaku ‘bukan ibu yang baik” atau “tidak memiliki rasa kemanusiaan” namun beberapa pihak yang lain pun mengatakan alasan mengapa banyak keputusan pengadilan yang mengakui kesaksian ahli yaitu karena kesaksian ahli tersebut didasarkan pada masalah dan fakta penting pada individu dalam kasus tersebut yang "di luar pengetahuan" dari rata-rata orang awam atau anggota juri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun