Mohon tunggu...
Dinda
Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - psychology student

yuk dibaca:)

Selanjutnya

Tutup

Hukum

What You Need To Know: Battered Woman Syndrome And Psychology Forensic

13 Juni 2021   17:05 Diperbarui: 13 Juni 2021   17:03 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus ini menjadi perbincangan hangat di tahun 2021, karena sang pelaku diduga sudah lama memendam rasa sakit akibat menerima kekeresan secara terus menerus oleh sang suami (KDRT) sehingga dirinya ingin membalas tindakan tersebut dan terjadilah pembakaran.Hal ini dikatakan bahwa pelaku mengalami BWS (Battered Woman Syndrome)

Apa kalian tahu kasus seperti ini disebabkan oleh apa? Lalu, bagaimana kebijakan hukum menanganinya?Apa pernyataan dan penjelasan dari psikolog forensik terkait pelaku yang mengalami BWS? Mari kita bahas dalam artikel ini.

Apa Itu Battered Woman Syndrome?

Kalian tahu gak sih mengenai battered woman syndrome (BWS)? istilah yang terdengar sangat baru dan asing di telinga kita, memang BWS ini cukup berbeda dengan sindrom yang lain dan berkaitan juga loh dengan pascatraumatic stress disorder (PTSD) karena dalam DSM-III-R dikatakan bahwa BWS ini menjadi subkategori dari PTSD.

Pada tahun 1970-an dikatakan bahwa pengaruh psikologis terhadap kesejahteraan perempuan dari berbagai bentuk kekerasan laki-laki terhadap perempuan mulai muncul dan menjadi kasus yang selalu dibahas (Walker, 2006). Saat ini, banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjadi faktor penyebab berkembangnya BWS pada wanita, dengan melakukan penyerangan balik untuk membela diri sebagai alasan melakukan tindakan tersebut.

Mengapa seorang dengan BWS melakukan pembunuhan? Hal ini dikarenakan bahwa individu dengan BWS ini lebih sensitif terhadap bahaya dibandingkan individu normal lainnya. Sebetulnya sindrom ini tidak hanya perempuan yang mengalaminya atau sebagai korbannya melainkan laki-laki pun dapat menjadi korban. Hanya saja memang sindrom ini lebih banyak dijumpai pada kalangan wanita dibandingkan laki-laki.

Lalu, apa sih BWS itu sendiri?

Jadi, BWS atau sindrom wanita babak belur adalah kondisi psikologis sebagai reaksi individu yang mengalami kekeresan secara terus menerus oleh pasangannya. Gejala apa saja yang muncul?

Berdasarkan sumber yang dilansir dari situs kesehatan allhealt.pro tanda-tanda bahwa seseorang berada dalam hubungan yang kasar, yaitu :

  • Percaya bahwa pelaku kekerasan dapat mengetahui setiap gerak-geriknya dan memiliki performa yang kuat (mendominasi) sehingga membuat korban tidak berani melakukan sesuatu hal
  • Menyembunyikan kekerasan yang didapatkan dari teman dan keluarga, dengan berbohong tentang memar atau luka yang diperoleh karena korban mencemaskan keselamatan orang-orang disekitarnya
  • Tampak cemas, rasa takut yang intens dan menarik diri dari teman ataupun keluarga
  • Percaya bahwa dirinya memang pantas untuk mendapatkan kekerasan/pelecehan sehingga korban kehilamgan rasa percaya diri dan merasa lemah

Serta dalam penelitian Walker (2006) dikatakann bahwa seseorang mengalami BWS jika :

  • Mengalami kembali pemukulan seolah-olah terjadi lagi padahal sebenarnya tidak
  • Berusaha menghindari dampak psikologis pemukulan dengan menghindari aktivitas, orang, dan emosi,
  • Gairah berlebihan atau kewaspadaan berlebihan
  • Hubungan antarpribadi yang terganggu
  • Distorsi citra tubuh atau masalah somatik lainnya
  • Masalah seksualitas dan keintiman

Peran Psikolog Forensik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun