Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai. Sayangnya, laju vaksinasi di Indonesia terbilang lambat. Lambatnya vaksinasi juga memicu resiko masa kadaluwarsa vaksin. Presiden Joko Widodo menyebut, rendahnya realisasi penyuntikan vaksin Covid-19 disebabkan adanya masalah dalam manajemen lapangan. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar permasalahan ini segera diperbaiki. Belum lagi ada kabar mengenai vaksin AstraZeneca yang masih ditangguhkan penggunaannya, sementara masa expirednya tinggal beberapa bulan lagi. Vaksin AstraZeneca atau yang dikenal sebagai ChAdOx1 nCoV-19, adalah sebuah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford. Vaksin AstraZeneca ini diberikan lewat suntikan intraotot.
Diketahui sudah ada sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca yang telah tiba di Indonesia pada 8 maret 2021, dengan pesawat Royal Dutch Airlines dengan berat 4,1 ton. Namun, Pemerintah menunda distribusi vaksin AstraZeneca di tanah air. Keputusan ini diambil setelah Kementrian Kesehatan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group Of Immunization. Dan Satgas Penanganan Covid-19 memastikan vaksin AstraZeneca belum disuntikan ke masyarakat. Menkes baru mengetahui bahwa vaksin AstraZeneca tersebut kadaluwarsa pada bulan Mei 2021. Melansir indozone, Senin (15/3/2021). Budi menerangkan masa kadaluwarsa vaksin Covid-19 biasanya mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun. Namun vaksin AstraZeneca memiliki masa penggunaan yang lebih pendek. Dengan demikian vaksin asal negara Inggris ini hanya bisa digunakan kurang dari tiga bulan.
Penundaan distribusi vaksin AstraZeneca dilakukan diduga karena penggunaannya menyebabkan efek samping berupa pembekuan darah setelah disuntikan ke warga. Sebelumnya, sejumlah negara di Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, karena adanya masalah pembekuan darah. Tidak hanya negara di Eropa saja, beberapa negara seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Denmark, Norwegia, dan Portugal juga menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca. Regulator obat-obatan Uni Eropa pun bersiap menganalisis situasi dan memastikan keamanan vaksin AstraZeneca. Keputusan tersebut dilakukan karena mengikuti langkah Irlandia dan Belanda mengambil sebagai buntut kasus pembekuan darah yang menimpa beberapa penerima vaksin tersebut. Selain di beberapa negara tersebut, Indonesia juga akan menunda penggunaan vaksin Covid-19 terkait kasus itu. Tujuannya untuk mengetahui lebih lanjut pembekuan darah berkaitan atau tidak dengan penyuntikan vaksin AstraZeneca tersebut. Penggunaan vaksin AstraZeneca di Indonesia nantinya akan diprioritaskan untuk lansia usia 60 tahun keatas.
Disisi lain sempat menjadi negara pertama di luar Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca kini negara Thailand justru memulai suntikan pertama kepada perdana mentrinya. Sementara kabinet lainnya akan menyusul untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakatnya agar mau di vaksin. Kemudian negara Australia juga menjadi negara yang tetap melaksanakan vaksinasi Covid-19 lewat vaksin AstraZeneca. Badan Kesehatan Dunia atau WHO memastikan akan meninjau laporan efek samping dari vaksin AstraZeneca. WHO tetap bersikeras mengeklaim vaksin ini efektif dan merekomendasikan penggunaannya terus dijalankan. Namun, di Indonesia penggunaan vaksin ini masih menunggu hasil kajian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Masalah lainnya yaitu jangka waktu penyuntikan vaksin AstraZeneca dari dosis pertama ke dosis kedua cukup panjang. Jika vaksin lain bisa diberikan dosis kedua selang 14-28 hari, vaksin AstraZeneca membutuhkan 9-12 minggu.
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak tanggal 13 Januari 2021. Ditahap pertama, pemerintah menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Vaksin Sinovac telah mendapatkan izin penggunaan darurat, dalam pemberian izinnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan kajian hasil uji klinis tahap akhir pengujian vaksin, termasuk khasiat dan efikasi vaksin. Sehingga dapat digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia.
Sama-sama digunakan di Indonesia, ini perbedaan vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca :
1. Teknologi Vaksin
Vaksin Sinovac menggunakan platform inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan. Tujuannya memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Sedangkan Vaksin AstraZeneca dikembangkan dengan platform vector adenovirus. Vaksin AstraZeneca dimodifikasi secara genetic untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.
2. Efikasi