Mohon tunggu...
Dinda Nur Ramadhania
Dinda Nur Ramadhania Mohon Tunggu... Mahasiswa - sometimes, all it takes is one prayer to change everything

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030034

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toxic Relationship: Putus atau Terus?

9 Maret 2021   16:01 Diperbarui: 9 Maret 2021   16:38 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toxic relationship atau hubungan beracun adalah suatu hubungan yang terjalin antar satu pihak dengan pihak lainnya yang membuat salah satu pihak merasa tidak didukung, direndahkan, atau diserang. Hubungan toxic relationship biasanya ditandai oleh seseorang yang membuat orang lain terkena perilaku yang dapat mengakibatkan trauma pada seseorang. Bahkan tindakan negatif tersebut bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang baik secara fisik, psikologis, atau mental. Dalam menjalani hubungan seharusnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi, mensupport, dan memberikan rasa aman. Namun tidak pada hubungan yang toxic atau beracun. Biasanya salah satu pihak akan berupaya untuk menjatuhkan pihak lainnya.

Hubungan toxic relationship tidak hanya terjadi pada pasangangan, bisa saja dengan teman, saudara, orang tua, rekan kerja, atau kerabat terdekat. Namun kebanyakan hubungan yang bersifat toxic terjadi pada pasangan atau pacar. Hubungan bisa dikatakan toxic apabila dari sisi negatifnya berkepanjangan dapat menguras tenaga dan energi. Penyebab toxic dalam suatu hubungan pun bisa beragam, tergantung dari latar belakang dan kondisi sesorang. Hubungan toxic bisa saja dilatari pada masalah kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau trauma. Hubungan toxic juga bisa saja timbul karena kepribadian dari pasangan. Misal, punya pasangan yang berwatak keras atau tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, dan mempunyai sifat yang tidak mau mengalah.

Hubungan toxic atau beracun ini jika sedang ada konflik atau masalah dimana yang satu berusaha untuk menghancurkan pihak yang lain. Adanya rasa persaingan, rasa tidak menghormati, dan kurangnya rasa kekompakan. Namun, konflik yang terjadi terlalu sering atau berulang-ulang dapat menggerus kebahagiaan yang lain dalam hubungannya. Hubungan toxic ini terjadi ketika moment negatif lebih banyak daripada moment positif. Seseorang yang terjebak dalam hubungan yang toxic ini bisa saja mengalami rasa yang tidak bahagia, cemas, sedih terus menerus, dan merasa tidak nyaman saat berada di dekat pasangannya. Seseorang yang berada di dalam hubungan beracun perkembangan tentang dirinya cenderung berhenti dan merasa harga dirinya hancur. Hubungan yang beracun ini jika tidak disudahi atau diputus maka bisa saja menyebabkan pelecehan atau kekerasan baik verbal ataupun non verbal.

Seseorang yang toxic biasanya memiliki gerak-gerik dalam hubungannya yang bermaksut ingin membunuh karakter pasangan secara halus namun terus menerus. Contohnya memanggil pasangan dengan sebutan yang kasar dengan maksut bercanda namun sering terjadi, selalu mengontrol atau mengekang pasangan secara berlebihan, tidak mempercayai pasangannya ketika sedang tidak berada di dekatnya, membatasi pasangannya untuk berteman dengan siapa saja, selalu meminta laporan atau memberitahu habis dari mana, ngapain aja dan sama siapa, dan selalu membuat pasangannya merasa bersalah dan meminta maaf kepadanya. Seseorang yang toxic sangat enggan untuk meminta maaf ketika ia melakukan kesalahan namun dia menyadarinya.

Seperti apa hubungan yang toxic itu?

Hubungan yang ditandai dengan perilaku buruk dan tidak sehat secara emosional yang dilakukan oleh salah satu pihak kepada pasangannya.

Berikut tanda-tanda kamu terjebak di dalam hubungan toxic relationship :

1. Selalu dikontrol atau dikekang oleh pasangan

2. Sulit untuk menjadi diri sendiri karena dibanding-bandingin dengan orang lain

3. Selalu dicurigai dan tidak dipercayai pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun