Mohon tunggu...
dinda puji pertiwi
dinda puji pertiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya suka menulis sebuah pengalaman dan berbagi untuk orang lain dan menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air, Api dan Angin

14 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 14 Desember 2022   12:00 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air tidak dapat digenggam tetapi tanah dapat menampungnya

Api tidak dapat disentuh tapi kayu memeluknya

Angin tidak dapat ditangkap tapi beristirahat di atas batu

Jika dibiarkan begitu saja apapun yang ada dimanapun

Akan terlihat sangat memesona dan berdecak kagum

Embusan napas yang keluar merekah seperti salju dan membentuk air mata

Tapi tidak dapat dititikkan dan terpaksa disembunyikan

.

Meski tau akan terisi lagi walau akan dikosongkan 

Air mata kebodohan dan kesedihan tidak dapat dititikan setetespun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun