Mohon tunggu...
Dinda Pranita
Dinda Pranita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fastabiqul Khairat dari buku Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial (Karya Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.)

12 Oktober 2023   14:08 Diperbarui: 12 Oktober 2023   14:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil Review: Fastabiqul Qairat

Fastabiqul Khairat adalah bersaing dalam kebaikan dan kebenaran, tidak bersaing dalam kejahatan dan keburukan, yaitu memfitnah lawan politik untuk mendapatkan dukungan pada hari dan hari pemilu. Kebaikan dan kebenaran  harus diuji, sejauh ini dalam persaingan yang terpenting adalah sisi negatifnya, yaitu upaya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan  dengan menghancurkan segala bentuk tanda dan tatanan. Dalam politik, prinsip yang penting adalah saya menang, masalah yang timbul akan ditangani kemudian. Saat ini yang penting saya berprestasi dan mendapat dukungan maksimal dari konstituen saya.

Dalam Pendekatan Yuridis Empiris adalah: 

Politik merupakan sesuatu yang biasa, namun dilihat dari sudut moral dan budaya masyarakat kita sangatlah jauh bahkan cenderung menjauh. Banyak niat politik yang berhenti pada perolehan kekuasaan sendiri, yang berbahaya bagi sifat pendelegasian kekuasaan dan penderitaan rakyat. Kekuasaan memang sangat indah, mempesona, penuh godaan, karena dengan kekuasaan maka segala keinginan, hasrat dan cita-cita bisa terwujud. Politik hanyalah kekuasaan, korupsi akan selalu hadir dalam tindakannya. Sehingga ada semacam semboyan politik santun, Amien Rais memunculkan istilah hightpolitik, yang mana dalam politik mengutamakan moralitas dan akhlak mulia.

Niat politik bukan sekedar kekuasaan melainkan upaya penegakan moralitas dan etika, agar pelaksanaannya santun, ditaati prinsipnya dan seluruh prosedur pemilu dan administrasi  selalu ditaati. Mekanisme pengambilan kebijakan politik selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan mengedepankan menghormati. Karena sifat politik yang berorientasi pada kekuasaan, maka niat ikhlas dalam berpolitik bertujuan untuk memperbaiki kondisi sosial yang menyimpang dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang beradab.

Dalam Pendekatan Yuridis Normatif: 

Dalam politik Islam, siyasah siyasah mengajarkan persaingan positif sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 148 "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang menghadapnya. Maka berlomba-lombalah berbuat baik. Dimanapun kamu berada, niscaya Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dimanapun dan kapanpun. Hal ini harus dijadikan sebuah prinsip dalam berpolitik agar kekuasaan dapat digunakan untuk memperjuangkan yang benar agar sah dan langgeng, melindungi yang salah agar menjadi benar, memperbaiki yang menyimpang menjadi lurus. Yang tidak sejahtera akan sejahtera, yang tidak berbudaya akan bekerja efektif dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun