Mohon tunggu...
dinda pranata
dinda pranata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Book Enthusias, Translator Bahasa Jepang

Ibu Rumah Tangga yang suka nulis. Punya motto "yang penting coba dulu". Baca buku bukan cuma buat gaya-gayaan tapi gaya hidup. Find me at www.senjahari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Anak Salah! Tidak Punya Anak Juga Salah! Lalu Maunya Apa?

28 Agustus 2021   18:00 Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:17 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua gambaran besar kenapa kita disarankan bukan diWAJIBKAN punya anak. Pertama secara spiritual yang mana manusia perlu memiliki penerus untuk meneruskan garis keturunannya dan menjadikan penerus agama. 

Secara ilmiah ini bisa diterima dimana tujuan manusia memiliki keturunan adalah meregenerasi spesiesnya agar bertahan. Lalu apakah keputusan orang untuk tidak punya anak salah?

Anak Bukanlah 'Barang' Yang Membahagiakan

Lagi-lagi setiap keputusan pasti ada konsekuesinya. Mereka yang memutuskan memiliki anak menghadapi konsekuensi seperti bertanggung jawab untuk pendidikan, nafkah, kesehatan, dan segala tetek bengeknya. 

Mereka yang memutuskan tidak memiliki anak menghadapi konsekuesi seperti tidak adanya penerus, kesepian di hari tua, pandangan orang dan lainnya. Siapkah dengan konsekuensi yang harus ditanggung?

Anak bukanlah investasi atau barang masa depan yang membawa kebahagiaan. Pandangan ini sudah kuno dan tidak cocok untuk diterapkan di era modern. 

Realitanya berapa banyak anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah karena tidak bisa menuruti kemauan orang tua, atau dicap sebagai anak durhaka karena tidak bisa membahagiakan orang tua. Pertanyaannya kebahagiaan apa yang diinginkan orang tua? Jawaban itu kemvali ke dalam diri kita.

Keputusan TIDAK memiliki anak saat bisa punya anak lebih baik daripada mampu punya anak tetapi menelantarkan anak. Bagaimanapun dari pandangan agama itu menjadi dosa dan dari pandangan moral itu menjadi tidak manusiawi. 

Senadainya keputusan tidak memiliki anak terjadi di masa depan, itu lebih baik dibandingkan saat kita berkaca pada masa kini dimana banyak orang tua melakukan kekerasan pada anak atau membuang hasil darahnya sendiri.

Selamat bagi kalian yang bisa memiliki anak, jadi rawatlah mereka sebaik-baiknya. Selamat juga bagi kalian yang memutuskan tidak memiliki anak karena kalian terhindar dari pelaku kekerasan anak saat kalian tidak siap. Yuk jadikan anak sebagai layaknya manusia dan bukan barang investasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun