Mohon tunggu...
dinda pranata
dinda pranata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Book Enthusias, Translator Bahasa Jepang

Ibu Rumah Tangga yang suka nulis. Punya motto "yang penting coba dulu". Baca buku bukan cuma buat gaya-gayaan tapi gaya hidup. Find me at www.senjahari.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Pachinko", Kehidupan Tiga Babak Seorang Imigran di Tanah Kolonial

13 Agustus 2021   21:07 Diperbarui: 15 Agustus 2021   16:17 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku. Credit canva.com

Pachinko adalah salah satu novel karya penulis Korea Selatan bernama Lee Min Jin. Penikmat budaya Korea pasti menantikan novel ini dibentuk menjadi drama. 

Pasalnya novel ini akan diadaptasi menjadi drama dengan Lee Min Ho sebagai salah satu aktor utamanya. Apa menariknya buku novel ini? Bagaimana kisah pachinko ini dan tentang apa?

Berawal Dari Kisah Wanita Miskin Pedesaan.

Dahulu hubungan Jepang dan Korea tak ubahnya dengan hubungan Indonesia dan Belanda pada masa penjajahan. Luka atas penindasan dan kekejaman Jepang membekas begitu dalam. 

Novel ini menceritakan masa-masa kelam seorang imigran korea yang hidup di Jepang saat kolonialisasi itu terjadi. Kelaparan, penindasan dan penyiksaan warga korea menyebabkan banyak kematian dan kerusakan fisik hingga mental orang pada masa itu. 

Kisah pachinko ini mengambil latar dari kehidupan wanita korea selatan bernama Sun Ja. Wanita pendiam, tetapi sangat kuat dan cerdas.

Orang tua Sun Ja bekerja sebagai pengurus pemondokan dan terbiasa untuk bekerja keras. Ia memiliki keahlian berhitung dari ayahnya yang cacat. 

Setelah Ia beranjak dewasa, gadis ini bertemu dengan Koh Han Su, pria Korea yang tinggal di Osaka dan diam-diam menjalin cinta dengannya. Ia pun menjadi sangat mencintainya hingga dirinya mengandung anak Koh Han Su. 

Sayangnya, Ia tidak bisa menikah dengan pria itu lantaran ia menyembunyikan identitas bahwa dirinya sudah menikah dengan wanita Jepang. Mengetahui kenyataan itu, ia pun menutupi kehamilannya dan berniat melulakan pria yang berjanji mengajaknya ke Jepang itu

Suatu ketika seorang bernama Baek Isak yang merupakan pendeta asal korea utara tinggal di pondoknya. Ketika tahun 1912 Utara dan Selatan masih belum terpecah dan masih bernama semenanjung Korea. 

Baek Isak yang merasa terselamatkan dari maut berkat bantuan keluarga itu dan bersedia menikahi Sun Ja dan membawanya ke Osaka untuk tinggal dengan kakaknya Baek Yoseb.

Pachinko Yang Menyelamatkan Keturunan.

Selama hidup di Jepang kehidupan Sun Ja benar-benar menderita, lebih menderita daripada ketika ia hidup di Korea. Tidak ada perbedaan signifikan. Di Jepang seseorang yang memeluk agama taat dilarang menyembah Tuhan selain Kaisar. 

Hal itu menyebabkan keluarga Baek Isak yang menjadi pendeta serba salah dan kekurangan. Hingga keadaan menjadi semakin sulit ketika Baek Isak ditangkap dan dipenjara karena ia dituduh melakukan menyebarkan politik propaganda untuk menyerang Jepang. 

Tak lama setelah keluar dari penjara bukannya semakin bahagia, Baek Isak meninggal di rumahnya sendiri bersama sang Istri. Selama hidup di Jepang Sun Ja tidak menyadari bahwa diam-diam Han Su membantu kehidupannya melalui orang-orang yang ia kenal dan bekerja dengannya. Termasuk membantu anak-anak Sun Ja ketika mengalami masalah.

Singkat cerita, Sun Ja yang menikah dengan pendeta Baek Isak melahirkan seorang anak bernama Baek Mosazu. Sedangkan, anak dari Koh Han Su yang ia lahirkan bernama Noah. 

Noah sangat pandai sehingga ia bisa kuliah namun setelah beberapa bulan ia keluar dari kuliahnya karena mengetahui bahwa dirinya anak seorang mafia bernama Koh Han Su. 

Noah memutuskan bunuh diri karena ia ketahuan berdarah Korea dan tidak bisa bersosialisasi dengan orang Jepang pada umumnya. Salah satunya hal yang menyelamatkan keluarga itu di Jepang adalah pekerjaan anak-anak Sun Ja (Mosazu dan Noah) di Pachinko yang membuatnya berkecukupan.

Pachinko Dan Kolonialisasi.

Berbeda dari novel pada umumnya 'pachinko' ini menawarkan sisi yang berbeda dimana cerita mengambil latar belakang keluarga imigran Korea di tengah kolonialisasi. 

Pandangan bahwa orang Korea di Jepang benar-benar begitu rendah, tidak perduli apakah mereka pandai atau terampil, mereka hanya akan dipekerjakan sebagai budak. 

Penghasilan mereka jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang kalangan pribumi Jepang. Namun apakah kondisi seperti itu benar adanya.

Berdasarkan laman asian studies menyebutkan bahwa novel ini menggambarkan aspek kehidupan di Korea dalam tiga babak. 

Pertama, kehidupan beragama di korea saat yang mana sebenarnya agama kristen masuk pada tahun 1500-an ke Korea namun pada awal abad ke 20an sekitar 1 persen dari populasi penduduk korea adalah agama kristen protestan yang mana banyak dari mereka berasal dari bangsawan. 

Kedua, kemiskinan yang terjadi di korea pada tahun 1930-an terjadi akibat adanya Depresi Besar (Great Depression) dan invasi Jepang ke Manchuria.  

Ketiga, terpecahnya korea utara dan selatan ketika perang dunia ke II dan perang korea. Pada babak ketiga pun novel ini menggambarkan bagaimana kehidupan mafia muncul bersama dengan kebutuhan hiburan sehingga membuka peluang besar industri perjudian berupa Pachinko.

Adakah dari kalian yang sudah membaca buku ini atau sedang menunggu drama koreanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun