Masa remaja merupakan masa di mana mereka mengalami masa ingin lebih tahu. Akibatnya mereka gampang mengalami stres terutama pada peristiwa dalam hidup mereka. Remaja dianggap sebagai golongan yang rentan sekali untuk mengalami gangguan fisik ataupun mental. Oleh karena itu, remaja sangat membutuhkan perhatian lebih karena remaja generasi penerus bangsa.
Gen Z merupakan generasi yang terdiri dari anak-anak muda yang lahir antara 1995 hingga 2010. Generasi Z merupakan generasi yang paling tertekan saat ini. Tidak heran, kalau banyak sekali isu kesehatan mental yang menyerang generasi ini.
Masalah kesehatan mental/gangguan mental di Indonesia pada masa ini tergolong sangat tinggi, terutama pada kalangan remaja karena mereka memiliki emosi yang tidak stabil dan belum mempunyai kemampuan yang baik untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Gangguan mental adalah suatu kelainan yang berdampak pada perubahan cara berpikir, emosi, dan perilaku. Penyebab gangguan mental sangatlah luas. Faktor genetik, ketidakseimbangan hormon serta lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk kondisi psikis seseorang.
Rasa cemas, stress, dan depresi yang dialami oleh para Gen Z disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut kebanyakan berasal dari lingkungan mereka, seperti kekerasan, pelecehan, kekhawatiran akan ketidakstabilan keuangan, politik dan juga media social.
Di negara kita sendiri yaitu Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa gangguan mental masih merupakan sesuatu yang tabu dan tersembunyi di masyarakat kita. Padahal, hal tersebut bukanlah sesuatu yang dapat kita remehkan begitu saja. Hal ini perlu dilakukan penelitian dan riset dari para peneliti.
Kesehatan mental/gangguan mental dialami oleh remaja tentulah sangat memprihatinkan. Berbagai masyarakat yang berpikir bahwa mereka yang depresi hanyalah semata-mata karena ketakutan saja serta mampu dihilangkan dengan mudah yaitu hanya berpikir positif saja. Apalagi yang beragama muslim, pasti mereka menyuruh untuk beribadah. Pemahaman tersebut telah menjadi kultur di rakyat kita, Indonesia.
Gejala paling umum yang dirasakan orang yang mengalami gangguan mental adalah gampang merasa sedih, cepat merasa cemas, dan gelisah dalam waktu yang lama, acuh terhadap orang lain, seperti karir, pendidikan, dan suka menghakimi terhadap diri sendiri. Dalam kasus ini, seorang remaja dapat dengan mudah mengalami panik, melukai diri sendiri baik dengan benda tumpul maupun tajam, serta berkeinginan bunuh diri.
Gangguan mental selalu diasumsikan dengan orang gila yang berteriak seenaknya di jalan, atau wanita yang berduka bertahun-tahun karena kepergian mendiang suaminya. Padahal, gangguan mental mampu menjadi lebih dekat daripada yang kita kira.
Saat kesehatan mental remaja terjadi, bisa dilihat tanda-tandanya seperti terlihat kurang bersemangat, nafsu makan yang berkurang, pola tidur yang terganggu/susah tidur, dan juga khawatir yang sangat berlebihan.
Jika anak remaja tiba-tiba bertingkah laku tidak wajar, seperti memberontak, mengamuk, mudah tersinggung, atau kembali seperti anak kecil lagi. bisa saja ini menjadi ciri-ciri anak tersebut mengalami gangguan mental. Yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental pada anak dengan memberikan pengertian pada anak untuk bisa menyadari bahwa suatu kecemasan adalah hal yang wajar. Kecemasan yang dialami remaja adalah hal normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri.
Masalah kesehatan mental di Indonesia pada masa ini masih tergolong sangat tinggi, terutama pada kalangan remaja karena mereka masih memiliki emosi yang tidak stabil dan belum memiliki kemampuan yang baik untuk memecahkan masalah yang ada. Kampanye kesehatan dan gizi remaja perlu digiatkan karena masalah kesehatan mengancam masa depan remaja Indonesia.
Gangguan kecemasan dan juga depresi yang dialami remaja tanpa pertolongan cenderung mengarah pada rasa putus asa, karena merasa tidak ada pengertian dari lingkungan sekitar mereka, seperti keluarga, teman, juga pasangan.
Apalagi di masa pandemi, di masa pandemi ini banyak orang yang pergerakannya terbatas untuk menghindari kemungkinan penyebaran COVID-19. Dengan situasi ekonomi dan banyaknya kondisi ketidakpastian juga berpengaruh pada kondisi kesehatan mental.
Contohnya seperti, kurangnya waktu bersosialisasi dengan teman-teman, tidak dapat berkegiatan atau beraktivitas normal seperti biasa, tidak dapat berolahraga dengan bebas di tempat umum bisa jadi membuat sebagian orang merasa stres.
 Masalah kesehatan mental menjadi topik pada masa pandemi Covid-19 ini. Di Indonesia, melonjaknya masalah kesehatan mental sudah mulai terlihat sejak beberapa bulan pasca penderita Covid-19 pertama didapati. Pertengahan Juni 2020 saja, jumlah penderita masalah kesehatan mental bertambah dibandingkan akhir tahun 2019. Memasuki tahun 2021, isu kesehatan mental akibat pandemi semakin serius. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mental dengan benar?
Luangkan Waktu Menikmati Alam
Pergilah untuk menikmati alam. Anda dapat pergi ke kebun kecil di sekitar rumah. Melihat tanaman atau hewan-hewan di sekitar akan menolong Anda untuk merasa lebih rileks dan kesehatan mental pun tetap terjaga. Atau bisa juga dengan menanam bunga di sekitaran rumah Anda, agar bisa mencari kesibukan.
Batasi Penggunaan Gadget
Scrolling media social sudah menjadi kebiasaan remaja sekarang. kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental. Media sosial dan Internet sebagian besar merupakan kekuatuatan pendorong di balik perubahan perspektif tentang depresi dan kesehatan mental di kalangan Gen Z.
Makan Makanan yang Bergizi
Menjaga kesehatan dengan makan makanan yang bernutrisi dan bergizi juga merupakan salah satu cara memperbaiki kondisi mental. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu makan makanan bernutrisi setiap hari, perbanyak minum air putih, dan makan sayur dan buah. Perlunya menghindari makanan cepat saji, makanan manis, dan hindari rokok dan alkohol
Tidur yang Teratur
Kurang tidur dapat membuat Anda mudah merasa stres dan depresi. Pastikan Anda selalu tidur cukup, 6 hingga 8 jam per hari. Anda juga dapat melakukan setiap malam dengan tidur di kamar yang redup atau gelap, tidak menggunakan ponsel sebelum tidur, dan tidur di jam yang sama setiap hari, yang biasa disebut sleep hygiene. Hal-hal tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda.
Mencari Support System
Support system sangat penting di kehidupan kita. Teman, keluarga, ataupun pasangan juga bisa menjadi pendukung yang baik di kehidupan kita. Menceritakan hal yang terjadi, curhat, menangis, meluapkan emosi kepada yang terdekatkan juga adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan. Dengan memendam kesedihan adalah salah satu hal yang perlu dihindari, karena dapat berakibat fatal. Penting untuk dekati keluarga atau kerabat dekat.
Gangguan kesehatan mental itu sangat penting untuk ditangani. Generasi Z perlu memahami bahwa menggunakan media sosial jangan sampai menggunakannya karena kepercayaan diri yang rendah serta kesepian. Kesehatan mental perlu ditangani karena akan berbahaya untuk kedepannya. Berbahaya untuk bangsa, karena generasi penerusnya, generasi yang punya masalah dengan kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H