PENDAHULUAN
    Istilah "Ilmu Pengetahuan Sosial", disingkat "IPS", mengacu pada mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah, serta di lembaga pendidikan yang menawarkan program studi "Ilmu  Pengetahuan Sosial". (Sapriya dalam Juriyati, 2021). Di sekolah dasar, IPS merupakan mata pelajaran tersendiri yang mencakup konsep-konsep dari disiplin ilmu seperti ilmu-ilmu sosial, humaniora, sains, dan aspek kehidupan sosial. Menurut Puskur dalam Juliyati (2021), muatan materi IPS di sekolah dasar tidak hanya berfokus pada peminatan keilmuan, tetapi juga pada unsur pendidikan, psikologis, dan pemikiran holistik siswa.
    Pendidikan IPS merupakan hasil integrasi ilmu sosial dan humaniora serta menyajikannya secara ilmiah. Di Amerika Serikat, pendidikan ilmu sosial pertama kali disebut "social studies" pada tahun 1913. Istilah ini diambil dari nama lembaga tempat pendidikan ilmu sosial diajarkan. Di Indonesia, mata pelajaran IPS diajarkan mulai dari sekolah dasar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2006 mengatur tentang standar isi. Sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi diajarkan secara terpadu di tingkat dasar/menengah. Tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar adalah untuk mengajarkan anak tentang kehidupan sosial dan lingkungan melalui penggunaan berbagai media pembelajaran seperti media cetak, elektronik, dan media sosial, serta melalui keterlibatan langsung di masyarakat.
    Studi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dalam hubungannya dengan berbagai aspek organisasi kehidupannya. Topik ini juga mencakup cara masyarakat beraktivitas dan cara memenuhi kebutuhan dasar mereka. Lebih lanjut, IPS dapat dicirikan sebagai eksplorasi ilmiah terhadap beberapa bidang sosial, kemanusiaan, dan aktivitas kemanusiaan yang penting dalam memberikan pengetahuan praktis dan pemahaman mendalam kepada siswa, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Hasilnya, ilmu sosial mempelajari seluruh bidang perilaku manusia. Ilmu sosial membantu siswa memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, dan mendorong perilaku empati yang meningkatkan pemahaman. Tujuan utama pendidikan IPS adalah memberikan informasi dan pemahaman tentang fakta dan materi yang perlu diketahui dan dilaksanakan, untuk meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab dalam urusan kemasyarakatan, negara, dan pemerintahan. Di sisi lain, tujuan pendidikan IPS didasarkan pada perilaku siswa yang meliputi: (1) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, (2) mengembangkan sikap yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat, dan (3) pendidikan nilai dan positif sikap sosial  (4) Mengembangkan keterampilan untuk kehidupan sehari-hari. (Junindra et al., 2021).
    Ilmu Pengetahuan Sosial mulai menonjol di Indonesia pada tahun 1970-an melalui kesepakatan antar komunitas akademis. Secara resmi digunakan dalam kurikulum Sistem Pendidikan Nasional pada tahun 1975. Dalam dokumen kurikulum ini, IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada tingkat dasar dan menengah (Sapriya, 2009:7). Sebagaimana diatur dalam Pasal 37 Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, IPS pada dasarnya merupakan mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah (satuan pendidikan), dan ilmu pengetahuan sosial harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah bahwa hal itu tidak akan terjadi. Salim (2017) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan kompleks untuk mempelajari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Ilmu sosial memberi siswa kesempatan untuk kehidupan sosial. Hal serupa juga dikatakan oleh Berhard G. Killer (Hamarik, 1992). Ilmu sosial merupakan suatu bidang ilmu yang memahami cara hidup manusia, kebutuhan-kebutuhan dasarnya, dan kegiatan-kegiatan untuk memuaskannya melalui sistem-sistem yang muncul sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Mata Pelajaran IPS (IPS) SMP dan MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diambil oleh siswa SMP dan MTs (Sapriya, 2009). Mata pelajaran IPS di SMP merupakan nama mata pelajaran terpadu sejarah, geografi, ekonomi dan mata pelajaran IPS lainnya (Kuriulum, 2006).
    Pembelajaran merupakan suatu usaha sistematis yang dilakukan pendidik untuk menghasilkan pembelajaran yang baik dengan cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran melibatkan interaksi pedagogi antara pendidik dan siswa (Sudjana, 2001). Dalam proses pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pendekatan dan metode yang berbeda-beda selalu disesuaikan dengan situasi sosial dan seluruh aspek kehidupan sosial yang menjadi pokok bahasan IPS. Hal ini bertujuan untuk menciptakan dan memelihara suasana pembelajaran yang hangat dan menarik agar siswa tidak bosan. Dalam hal ini salah satunya adalah menentukan ketepatan pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan. Agar guru IPS dapat memahami model pembelajaran IPS, maka terlebih dahulu harus mengetahui pengertian dasar, konsep, dan pentingnya pembelajaran IPS, serta memahami metode dan prosedur masing-masing model pembelajaran yang dapat diterapkan pada IPS.  Mempelajari ilmu sosial. Hal ini diperlukan karena mengajar merupakan pekerjaan utama seorang guru. Oleh karena itu, efektivitas pengajaran sangat bergantung pada seberapa baik guru melaksanakan kegiatan pengajaran dan pembelajaran. Salah satu faktor yang menentukan efektivitas adalah kemampuan memilih model pembelajaran yang tepat. Menggunakan model pembelajaran yang tepat memungkinkan untuk optimalisasi proses serta pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran.
    Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran IPS menjadi kunci untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Dengan menggunakan berbagai alat dan platform digital, pembelajaran dapat lebih responsif terhadap gaya belajar siswa, memungkinkan partisipasi aktif, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam. Integrasi teknologi bukan sekedar mengganti buku teks dengan alat digital, namun menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, interaktif, dan adaptif.
    Penggunaan platform pembelajaran online merupakan kemajuan besar dalam konteks ini. Platform ini memungkinkan siswa mengakses sumber belajar dari lokasi dan waktu berbeda, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Hal ini juga menciptakan peluang untuk memperluas jangkauan materi pembelajaran, mengintegrasikan sumber daya multimedia, dan meningkatkan interaksi guru-siswa.
    Selain itu, mengembangkan konten digital yang menarik dapat menjadi dasar pembelajaran yang lebih menarik. Visualisasi data, simulasi interaktif, dan multimedia membantu siswa memahami konsep ilmu sosial secara lebih konkrit dan menyenangkan. Dengan memadukan unsur gamifikasi, pembelajaran IPS menjadi lebih dari sekedar tugas rutin, melainkan menjadi petualangan intelektual yang merangsang semangat belajar siswa.
    Namun, di balik potensi yang tak terbatas, tentu ada tantangan yang perlu diatasi. Dari aksesibilitas teknologi hingga kekhawatiran terkait keamanan dan privasi, penggunaan teknologi dalam pembelajaran IPS perlu dikelola secara bijaksana. Artikel ini akan mengupas lebih lanjut manfaat, tantangan, dan pedoman praktis dalam menerapkan inovasi pembelajaran IPS yang berbasis teknologi. Dengan begitu, kita tidak hanya membuka pintu menuju era pembelajaran IPS yang menginspirasi, tetapi juga relevan dengan kebutuhan masa depan. Mari kita bersama-sama menjelajahi dan meretas jalan ini, membawa pendidikan IPS ke tingkat baru di era digital yang penuh tantangan dan peluang.