Menurutmu Sukses Itu Apa Sih?

Jika ada pertanyaan, apakah anda ingin sukses? Jawabanya, tentu! Semua orang mengharapkan hidup sukses. Tapi tidak semua orang memahami makna sukses yang sesungguhnya. Karena kekeliruan dalam memandang dan menilai sukses.

Apasih sukses itu? Pertanyaan yang muncul dalam benak saya sejak 2tahun kebelakang ini. Apa memiliki rumah mewah, mobil mewah, pendidikan yang tinggi, berlibur keluar negeri, banyak anak, harta meimpah, kejayaan, kedudukan dan sesuatu yang menyenangkan itu disebut sukses???

Pertanyaan ini muncul ketika saya tinggal bersama pasutri yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis mata dan Spesialis kandungan, sekaligus berprofesi sebagai dosen di Universitas ternama dikota saya.

Yang muncul pertama kali dalam fikiran saya adalah "wah keluarga ini sukses sekali" masing-masing dari mereka berprofesi sebagai Dokter sekaligus Dosen yang karirnya sangat gemilang, 18tahun berkeluarga mereka dikarunia 5putri. 

Putri pertama bernama Naura 17tahun yang sekarang duduk dibangku SMA, kedua Safa 9tahun yang duduk dibangku SD, ketiga dan keempat si kembar Salama dan Salma 7 tahun yang baru akan masuk SD dan yang terakhir Hikari yang kurang lebih masih berusia 7 bulan. Waooo bisa kebayangkan gimana ramenya hehehe.

Sempat saya berfikir "gak ribet apa, ngurus anak lima, masih kecil-kecil pula, kan harus intens ngerawatnya. Belum lagi harus ngajar sama ke Rumah Sakit, belum lagi keluar kota atau keluar negeri, belum lagi kuliah s3 nya, ribet juga ya jadi orang sukses.." 

Hmm ribet apanya? Pembantunya aja 5, peranak udah ada suster yang ngurusin masing-masing mulai dari bangun tidur sampek tidur lagi udah pada ada yang ngeladenin. Jadi ribetnya dimana?? Kalo urusan rumah sama anak aja udah ada yang nanganin, kan bu Dokter sama pak Dokter tinggal fokus sama karir aja.

"Pengeluarannya per bulan pasti banyak banget dong?" Ya jelas lah, pembantunya aja 5, supirnya 1, karyawan di apotexnya aja 7, asisten pribadi 1, masing-masing anaknya aja kursus musik, menggambar, English First, les privat. 

Kalau diakumulasikan itu udah berapa puluh juta? Belum biaya sekolah, uang bensin per mobil, belanja kebutuhan sehari-hari, arisan, tagihan listrik, bayar wifi,imunisasi si bayi tiap bulan ke dokter khusus, uang jajan, uang liburan per akhir pekan. "Hmmm banyak banget sih." maklumlah namanya juga Dokter, pemasukan banyak pengeluaran juga banyak pula hehe.

(sumber: panduansukses.club)

Awalnya saya berfikir "jadi orang sukses kayak gitu pasti hidupnya enak banget".  tapi setelah 1bulan saya disana, saya melihat banyak sekali aktivitas yang diakuinya sangat melelahkan yang dikerjakan oleh bapak dan ibu Dokter, "harta dan profesi yang saya miliki membuat saya sangat sibuk, tidak jarang saya tidur larut malam atau bahkan tidur hanya 1-2jam, Benar-benar sibuk, berangkat pagi pulang malam, waktu bertemu keluargapun sangat terbatas, bahkan seringkali lupa waktu karena harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk tugas-tugas esok hari, belum lagi dibebani dengan kewajiban tagihan kartu kredit, cicilan mobil yang belum selesai, ditambah dengan membayar asuransi yang membebani pikiran saya." ceritanya.

Menurut pandangan orang kebanyakan, bu Dokter dan pak Dokter memang kaya dan sukses. Tetapi ternyata kekayaan dan kesuksesannya membuatnya sangat kelelahan, betul-betul kelelahan. Hatinya tidak pernah damai karena diusik oleh rutinitas yang dilakukannya setiap hari. Sesungguhnya bu Dokter dan pak Dokter adalah sosok manusia yang mewakili sekian banyak orang. Mereka sukses tapi hatinya tidak pernah damai karena berbagai rutinitas yang wajib ia kerjakan.

Terus definisi sukses yang sesungguhnya itu gimana sih?

Kesuksesan hidup seringkali dimaknai dengan sebuah kemakmuran, kekayaan, kedudukan dan sesuatu yang menyenangkan. Sebagian orang menganggap sukses adalah tercapainya keinginan. 

Jika sukses dilambangkan dengan kedudukan yang tinggi, kekayaan yang melimpah dan keinginan yang tercapai, maka pertanyaannya sekarang, "apakah keinginan manusia bisa terpuaskan dengan hal yang dicapai?" padahal sesungguhnya keinginan itu bagaikan orang kehausan yang minum air laut, semakin banyak air yang diteguk semakin tak berhasil melenyapkan haus. 

Keinginan manusia tidak pernah berhenti. Ketika kita memiliki sepeda motor, seringkali muncul keinginan untuk bisa membeli mobil. Terbayang di dalam otak kita, betapa nyaman naik mobil, tidak kepanasan.

Untuk mencapai keinginan itu, orang kemudian melakukan berbagai cara. Misalnya dengan bekerja keras dan hidup hemat. Jika tidak mampu membeli secara cash, ia menempuh dengan cara kredit. Ketika pertama kali memiliki mobil, tentu ia dianggap sukses karena apa yang didambakan dapat dicapai. 

Namun kepuasan itu tidak berlangsung lama, pasti muncul keinginan baru lagi, dalam waktu satu hingga dua tahun, kebahagiaan itu berangsur surut. Kebahagiaan itu akan lenyap jika ada keinginan baru lagi. Seperti ingin memiliki mobil keluaran terkini atau ketika melihat orang lain mengendarai mobil keluaran terkini, ia bermimpi miliki pula.

Segala sesuatu yang bersifat duniawi memang indah dan menarik hati. Bahkan orang bekerja keras untuk mendapatkan nya. Namun hal itu tidak menjamin untuk dijadikan pemuas jiwa, memang hal-hal yang bersifat duniawi dapat membahagiakan seseorang. 

Orang bahagia ketika berada di suasana liburan, ditempat yang indah, mendapat harta, kelahiran anak yang didambakan, promosi jabatan, sanjungan, dan sebagainya. Inilah tabiat manusia, namun sesungguhnya semua itu belum tentu bisa memuaskan jiwa secara berkelanjutan. 

Banyak orang yang menganggap harta adalah segala-galanya dan menjadi sarana untuk bahagia, memang secara kasat mata mereka tampak bahagia dan di anggap sukses, namun di sisi lain mereka mengalami kesengsaraan jiwa.