Mohon tunggu...
Dinda novelia
Dinda novelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa pendidikan sejarah dan sosiologi. because by writing I can capture my thoughts, and hope to benefit the reader

Be your self and happy Temukan saya di instagram @dinda.nvl

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menurutmu Sukses Itu Apa Sih?

5 April 2019   20:06 Diperbarui: 6 April 2019   20:35 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: panduansukses.club)

Awalnya saya berfikir "jadi orang sukses kayak gitu pasti hidupnya enak banget".  tapi setelah 1bulan saya disana, saya melihat banyak sekali aktivitas yang diakuinya sangat melelahkan yang dikerjakan oleh bapak dan ibu Dokter, "harta dan profesi yang saya miliki membuat saya sangat sibuk, tidak jarang saya tidur larut malam atau bahkan tidur hanya 1-2jam, Benar-benar sibuk, berangkat pagi pulang malam, waktu bertemu keluargapun sangat terbatas, bahkan seringkali lupa waktu karena harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk tugas-tugas esok hari, belum lagi dibebani dengan kewajiban tagihan kartu kredit, cicilan mobil yang belum selesai, ditambah dengan membayar asuransi yang membebani pikiran saya." ceritanya.

Menurut pandangan orang kebanyakan, bu Dokter dan pak Dokter memang kaya dan sukses. Tetapi ternyata kekayaan dan kesuksesannya membuatnya sangat kelelahan, betul-betul kelelahan. Hatinya tidak pernah damai karena diusik oleh rutinitas yang dilakukannya setiap hari. Sesungguhnya bu Dokter dan pak Dokter adalah sosok manusia yang mewakili sekian banyak orang. Mereka sukses tapi hatinya tidak pernah damai karena berbagai rutinitas yang wajib ia kerjakan.

Terus definisi sukses yang sesungguhnya itu gimana sih?

Kesuksesan hidup seringkali dimaknai dengan sebuah kemakmuran, kekayaan, kedudukan dan sesuatu yang menyenangkan. Sebagian orang menganggap sukses adalah tercapainya keinginan. 

Jika sukses dilambangkan dengan kedudukan yang tinggi, kekayaan yang melimpah dan keinginan yang tercapai, maka pertanyaannya sekarang, "apakah keinginan manusia bisa terpuaskan dengan hal yang dicapai?" padahal sesungguhnya keinginan itu bagaikan orang kehausan yang minum air laut, semakin banyak air yang diteguk semakin tak berhasil melenyapkan haus. 

Keinginan manusia tidak pernah berhenti. Ketika kita memiliki sepeda motor, seringkali muncul keinginan untuk bisa membeli mobil. Terbayang di dalam otak kita, betapa nyaman naik mobil, tidak kepanasan.

Untuk mencapai keinginan itu, orang kemudian melakukan berbagai cara. Misalnya dengan bekerja keras dan hidup hemat. Jika tidak mampu membeli secara cash, ia menempuh dengan cara kredit. Ketika pertama kali memiliki mobil, tentu ia dianggap sukses karena apa yang didambakan dapat dicapai. 

Namun kepuasan itu tidak berlangsung lama, pasti muncul keinginan baru lagi, dalam waktu satu hingga dua tahun, kebahagiaan itu berangsur surut. Kebahagiaan itu akan lenyap jika ada keinginan baru lagi. Seperti ingin memiliki mobil keluaran terkini atau ketika melihat orang lain mengendarai mobil keluaran terkini, ia bermimpi miliki pula.

Segala sesuatu yang bersifat duniawi memang indah dan menarik hati. Bahkan orang bekerja keras untuk mendapatkan nya. Namun hal itu tidak menjamin untuk dijadikan pemuas jiwa, memang hal-hal yang bersifat duniawi dapat membahagiakan seseorang. 

Orang bahagia ketika berada di suasana liburan, ditempat yang indah, mendapat harta, kelahiran anak yang didambakan, promosi jabatan, sanjungan, dan sebagainya. Inilah tabiat manusia, namun sesungguhnya semua itu belum tentu bisa memuaskan jiwa secara berkelanjutan. 

Banyak orang yang menganggap harta adalah segala-galanya dan menjadi sarana untuk bahagia, memang secara kasat mata mereka tampak bahagia dan di anggap sukses, namun di sisi lain mereka mengalami kesengsaraan jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun