Skripsi Cepat Selesai karena Pintar?, atau Rajin?

Skripsi merupakan tantangan besar bagi mahasiswa tingkat akhir. Banyak yang mendambakan dapat menyelesaikan skripsi mereka dengan cepat atau dengan tepat waktu agar dapat segera menyandang gelar sarjana. Namun, sering kali timbul pertanyaan: apakah cepat selesainya skripsi ditentukan oleh kepintaran semata? Ataukah ada faktor lain yang lebih berpengaruh?

Salah satu hal yang perlu dipahami adalah kemampuan individu memang beragam. Ada mahasiswa yang secara alami mampu menangkap dan memahami materi dengan cepat. Mungkin mereka yang pintar ini terlihat mampu menyelesaikan skripsi lebih cepat. Namun, faktanya, skripsi cepat selesai lebih banyak bergantung pada kerja keras dan kegigihan. Tidak hanya bagi mereka dengan kemampuan akademis yang tinggi, tetapi juga bagi mereka yang merasa kurang pandai sekalipun. Kunci utamanya terletak pada bagaimana setiap individu senantiasa berusaha meskipun merasa kesulitan dalam memahami materi.

Sering kita mendengar ungkapan, "Ah, yang pintar saja belum menyusun skripsi. Apa lagi kita yang biasa-biasa saja." Ungkapan semacam ini seolah menunjukkan bahwa keberhasilan hanya milik orang-orang pintar. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Banyak mahasiswa yang berhasil menyelesaikan skripsi mereka dengan waktu yang relatif cepat karena mereka disiplin, rajin membaca, melakukan penelitian lapangan dengan tekun, serta tidak mudah menyerah.

Selain kerja keras, faktor eksternal seperti dukungan dosen pembimbing juga tidak bisa diabaikan. Dosen pembimbing yang mudah ditemui dan bersedia memberikan waktu untuk berdiskusi sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, bangunlah komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing sejak awal.

Seperti kata B.J. Habibie, "Keberhasilan bukanlah milik orang pintar, keberhasilan adalah untuk mereka yang senantiasa berusaha." Ketika berusaha keras, bekerja dengan cerdas, dan terus berdoa, bukan tidak mungkin skripsi bisa diselesaikan dengan sukses dalam waktu yang relatif cepat.