Mohon tunggu...
Dinda Nova Romadhani
Dinda Nova Romadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membela Islam dengan Cinta

1 Juni 2022   00:38 Diperbarui: 1 Juni 2022   00:52 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rois Syuriah PBNU, Syaifuddin Amsir, mengatakan masyarakat perlu lebih memahami dan memperkuat pemahaman jihad. Hal tersebut perlu dilakukan agar masyarakat tidak terjerumus dalam ajaran-ajaran yang dapat menyengsarakan mereka.
Karena, sampai sekarang masih banyak orang salah paham soal arti jihad. "Pemahaman jihad yang salah kaprah bisa menjadi penyebab aksi teror yang ada selama ini," kata Sayaifuddin pada Antara, Selasa.

Syaifuddin mengatakan pelaku teror dalam setiap tindakannya tak jarang mengatasnamakan Islam. Tujuan mereka melakukan aksi untuk berjihad. Pemahaman jihad yang salah kaprah inilah yang dapat merusak pribadi Islam.

 Ayat-ayat jihad pada Al-Qur’an harus dipahami sinkron konteks pewahyuannya. apabila tidak demikian, maka makna jihad pada Al-Qur’an mungkin akan disalahartikan atau disalahpahami. Akibatnya, bisa saja terjadi tindakan-tindakan ekstrem misalnya bom bunuh diri, terutama bila terdapat oknum eksklusif yg mengorganisir. Tindakan semacam ini dalam hakikatnya sangat bertentangan menggunakan nilai-nilai Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an, term jihad merupakan salah satu tema sentral. Kata ini dan derivasinya setidaknya disebutkan sebanyak 41 kali oleh Al-Qur’an dengan rincian; kata jāhada dua kali, jāhadāka dua kali, jāhadū sebelas kali, tujāhidūna satu kali, yujāhidu satu kali, yujāhidū dua kali, yujāhidūna satu kali, jāhid dua kali, jāhidhum satu kali, jāhidū empat kali, jahda lima kali, jahdahum satu kali, jihādin satu kali, jihad dua kali, jihādihi satu kali, al-mujāhidūna satu kali dan al-mujāhidina tiga kali (al-Mu’jam al-Mufaḥras li Alfaz al-Qur’ān al-Karīm).
Dalam KBBI, ada beberapa makna jihad yang dapat ditemukan, yakni 1) usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan; 2) usaha sungguh-sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga; 3) perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam. Dalam konteks ini, berjihad berari berjuang di jalan Allah.
Menurut Muhammad Sa’id al-Asymawi – ketika menyoroti ayat-ayat jihad dalam kajian sejarah – ayat-ayat jihad jelas memiliki keterkaitan dengan kondisi masyarakat saat itu. Pada periode Mekkah, ayat-ayat yang turun tentang jihad lebih memiliki makna spiritual daripada makna fisik. Jihad yang secara prinsip lebih bermakna bersungguh-sungguh dan berjuang, berarti tetap menjaga iman, bersabar, dan menahan diri dari cercaan dan hinaan kaum musyrikin Mekkah.
makna jihad dalam Al-Qur’an merujuk pada usaha yang sungguh-sungguh dan sabar dalam beragama, baik beribadah maupun menjauhi larangan. Sedangkan jihad dalam makna peperangan hanya disebutkan pada segelintir ayat dari sekian banyak ayat-ayat jihad. Ayat itu pun merujuk pada peperangan yang bertujuan untuk menegakkan keadilan, mempertahankan agama, dan menghapus kezaliman.

Dalam konteks ini, berbagai tindakan ekstrem seperti bom bunuh diri, menyakiti sesama manusia, memerangi non-muslim yang menginginkan kedamaian tidaklah dianggap sebagai jihad, bahkan itu adalah tindakan yang dilarang oleh Al-Qur’an. “…Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.”  (QS. Al-Maidah [5] ayat 32).
Kita sebagai umat Islam berjihad dengan kasih dan sayang tidak dengan cara kekerasan, segala sesuatu yang bersumber dari hati akan sampai Ke dalam hati, salah satu jihad di jalan Allah adalah dengan cara kita melakukan dakwah dengan cinta. Dear muslim/muslimah, dakwah ini milik kita. Dakwah milik semua umat muslim. Artinya, semua umat muslim bisa berdakwah kapan saja dan dimana saja ia mau. Karena sebagai muslim/muslimah, pakaian yang kita gunakan pun bisa menjadi sarana dakwah. Apalagi akhlak, dan tutur kata kita. Itu akan sangat berpengaruh terhadap orang lain. Semua kebaikan yang kita lakukan dapat menjadi pancaran cahaya hikmah bagi mereka yang sedang mencari dan berupaya untuk memperbaiki diri. Apalagi kalau kita melakukannya semua ikhlas karena Allah semata. Insya Allah tanpa banyak kata pun dakwah kita akan berhasil mengetuk pintu hati mereka. Karena islam adalah agama yang penuh dengan kasih  sayang dan cinta. Maka harus disampaikan pula dengan sepenuh hati segenap cinta dan niat yang lurus, agar tidak menjadi salah apalagi melenceng dari syari'at.
Beruntunglah bagi kita yang telah Allah selamatkan. Entah lewat hidayah yang kita jemput sendiri, atau lewat hidayah yang memang Allah titipkan pada orang-orang disekitar kita. Untuk itu pasti kita juga menginginkan orang-orang di sekitar kita merasakan indahnya berislam dengan baik? Maka tugas kita pula ada menyampaikannya walau hanya satu ayat.
Karena banyak yang lebih menerima dakwah dengan cara yang lemah lembut ketimbang dengan selain itu. Bergantung pada siapa target dakwahnya dan metode tertentu dalam dakwah ada sugmentasinya. Kita lakukan saja pada segmen yang kita mampu.
Contoh kecil, melalui sosial media. Ini adalah cara paling sederhana namun dapat diterima oleh seluruh kalangan baik muda, dewasa ataupun tua. Insya Allah selama kita niat benar karena Allah akan sampai kepada mereka walau hanya dengan satu kalimat.
Ingatlah pula selalu bahwa apa yang kita lakukan dibumi kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk itu maksimalkan agar pakaian yang kita kenakan, lisan, pendengaran, mata, akhlak dan perilaku kita baik didunia nyata ataupun maya dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Karena sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain dan agar kita dapat mempertanggungjawabkan perbuatan kita selagi di dunia.REPUBLIKA.CO.ID, 

https://www.republika.co.id/berita/mdf9xp/ulama-masyarakat-salah-artikan-pengertian-jihadhttps://www.republika.co.id/berita/mdf9xp/ulama-masyarakat-salah-artikan-pengertian-jihad

https://tafsiralquran.id/bom-bunuh-diri-bukan-jihad-inilah-makna-jihad-dalam-al-quran/https://tafsiralquran.id/bom-bunuh-diri-bukan-jihad-inilah-makna-jihad-dalam-al-quran/

Arum faiza dan Selizar Effendy, menjadi muslimah yang disukai banyak orang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun