Mohon tunggu...
dinda najwa mutiara rizqy
dinda najwa mutiara rizqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kriminologi Universitas Budi Luhur

Halo Saya Dinda Najwa Mutiara Rizqy sebagai Mahasiswa Kriminologi Universitas Budi Luhur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Teladan Nabi Muhammad SAW Menjadi Kepala Keluarga

9 Mei 2024   21:41 Diperbarui: 9 Mei 2024   22:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya kasus yang terjadi didalam rumah tangga seseorang. Bina yang tak tercapai guna memperkuat tali kasih sayang, mengakibatkan adanya retakan bahkan perpecahan didalamnya. Pada zaman sekarang menanggapi perihal kasus tersebut sudah bukan aib bagi keluarga, melainkan menjadi hal yang lumrah. Perceraian, Fatherless ( tidak ada peran ayah dalam keluarga ), Tugas ibu maupun ayah yang menjadi perebutan menjadi topik pembahasan yang sudah terbiasa terlihat dan tersebar didalam dunia maya. Perwujudan tersebut dapat di tanggapi bahwasanya tidak mampu dalam meneladani dari sikap Nabi Muhammad SAW. 

Banyaknya ilmu-ilmu keislaman yang ada, salah satu ilmu khusus yang membahas mengenai keluarga ialah ilmu Al-Ahwl Asy-Syakhsiyah. Ilmu Al-Ahwl Asy-Syakhsiyah istilah untuk semua hukum yang berkaitan dengan urusan keluarga dan hukum Islam, seperti hukum perkawinan, warisan, wasiat, dan pengadilan agama. 

Pada mulanya undang-undang ini dibahas dalam bab-bab fiqih tersendiri. Barulah pada paruh kedua abad ke-19 hukumhukum tersebut digolongkan sebagai hukum keluarga untuk kajian khusus Al-Ahwal AlSyakhsiyah. Islam menentapkan struktur keluarga, suamilah yang menjadi kepala keluarga dalam setiap rumah tangga. 

Suami sangat bertanggung jawab penuh atas anggota keluarga dunia maupun akhirat. Ibnu Katsir pun mengatakan, laki-laki adalah pembimbing dan pemimpin bagi wanita, dan laki-lakilah yang mampu meluruskan jikalau adanya pembelokan dari wanita. Keluarga Nabi Muhammad SAW pernah mengalami adanya masalah perbuatan yang terjadi didalam keluarga. 

Semua terekam dalam hadist-hadist Nabi Muhammad SAW melalui periwayatan para sahabat RA. Mempelajari keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menjalani menjadi kepala keluarga, akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan pada zaman sekarang. Pernikahan menjadi bahan percobaan, bahkan pelarian bagi orang-orang yang lemah iman. 

Hal tersebutpun memberi jawaban adanya kekerasan dalam rumah tangga mampu memperkuat pelebaran dalam mempelajari dan meneladani sikap Nabi Muhammad SAW. Sikap Nabi Muhammad SAW yang harus diteladani yaitu, Sikap Adil, Lemah Lembut, Bersenda Gurau, Membantu pekerjaan rumah tangga, dan masih banyak lainnya. Sikap Adil, Nabi Muhammad SAW selalu adil kepada istri-istrinya. Beliau tidak mendahulukan atau mengakhirkan Sebagian istri-istriNya. Aisyah RA bercerita : : " ) ( Rasulullah SAW tidak mendahulukan sebagaian kami di atas sebagian yang lain dalam hal jatah menginap diantara kami (istri-istri beliau), dan beliau selalu mengelilingi kami seluruhnya (satu persatu) kecuali sangat jarang sekali beliau tidak melakukan demikian. Maka beliau pun mendekati (mencium dan mencumbui) setiap wanita tanpa menjimaknya hingga sampai pada wanita yang merupakan jatah menginapnya, lalu beliau menginap ditempat wanita tersebut". (HR. Abu Dawud dan Ahmad) Sikap Lemah Lembut, Aisyah RA pun merasakan sikap lemah lembut Nabi Muhammad SAW. Iapun bercerita : Aku (Aisyah) minum ketika aku sedang haidh, kemudian aku memberikannya kepada Nabi Muhammad saw, lalu ia meletakkan mulutnya pada tempat mulutku. Aku juga pernah menggigit daging ketika aku sedang haidh, kemudian (sisa dagingnya) aku berikan kepada nabi, maka ia meletakkan mulutnya di tempat mulutku." (HR Aisyah). Sikap membantu pekerjaan rumah tangga, Rasulullah SAW tidak pernah lupa dan lalai dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Beliau melakukan hal tersebut tanpa meminta bantuan orang lain dan Aisyah RA pun pernah ditanyai mengenai Rasullah SAW, "apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat berada di rumah?." Aisyah pun menjawab, "eliau menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandalnya, dan mengerjakan segala apa yang (layaknya) para suami lakukan di dalam rumah," Zaman sekarang didalam pernikahan selalu merasakan bahwa laki-laki adalah superior yang tidak bisa memuliakan para wanitanya. Kita sebagai penerus bangsa dan umat Rasul harus meneladani dan menanamkan sikap sifat Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan kegiatan apapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun