Mohon tunggu...
Dinda Nafas islami
Dinda Nafas islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya merupakan mahawiswa jurusan keperawatan di universitas nadhalatul ulama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perawat dalam Menghadapi Pasien HIV

21 Oktober 2024   22:21 Diperbarui: 21 Oktober 2024   22:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2--6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1--2 minggu. 

Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS. ada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, penurunan berat badan secara drastis (cachexia), atau toksoplasmosis otak. HIV (Human Immunodeficiency Virus) tetap menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang signifikan. 

Meskipun kemajuan dalam pengobatan telah mengubah HIV dari penyakit yang fatal menjadi kondisi kronis yang dapat dikelola, stigma dan kompleksitas perawatan tetap menjadi hambatan besar. Dalam konteks ini, peran perawat menjadi sangat penting dalam memberikan perawatan komprehensif kepada pasien HIV. Artikel ini akan membahas berbagai aspek peran perawat dalam menghadapi pasien HIV, mulai dari perawatan klinis hingga dukungan psikososial.

1. Perawatan Klinis dan Manajemen Pengobatan

Perawat memainkan peran sentral dalam manajemen klinis pasien HIV. Mereka bertanggung jawab untuk:

  • Memantau tanda-tanda vital dan gejala terkait HIV
  • Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan CD4 dan viral load
  • Mengelola pemberian obat antiretroviral (ARV)
  • Mengidentifikasi dan menangani efek samping pengobatan
  • Melakukan penilaian kesehatan secara menyeluruh

Perawat juga berperan penting dalam mendidik pasien tentang pentingnya kepatuhan terhadap rejimen pengobatan. Mereka membantu pasien memahami bagaimana obat bekerja, mengapa kepatuhan sangat penting, dan bagaimana mengatasi efek samping potensial. Perawat sering kali menjadi garis depan dalam mendeteksi masalah kepatuhan dan bekerja sama dengan pasien untuk mengatasinya .

2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Perawat memiliki tanggung jawab besar dalam mencegah penyebaran HIV dan infeksi oportunistik. Ini meliputi:

  • Mengedukasi pasien tentang praktik seks aman dan penggunaan kondom
  • Memberikan informasi tentang program pertukaran jarum suntik bagi pengguna narkoba suntik
  • Melaksanakan protokol pengendalian infeksi yang ketat di lingkungan perawatan kesehatan
  • Memberikan profilaksis untuk infeksi oportunistik pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah
  • Melakukan skrining dan pengobatan infeksi menular seksual lainnya

Perawat juga berperan penting dalam program pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPTCT), memastikan ibu hamil yang HIV-positif menerima perawatan yang tepat untuk melindungi bayi mereka .

3. Dukungan Psikososial dan Konseling

Diagnosis HIV dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan. Perawat sering kali berada di garis depan dalam memberikan dukungan emosional dan konseling kepada pasien. Peran mereka meliputi:

  • Memberikan konseling pasca-tes HIV
  • Membantu pasien mengatasi diagnosis dan implikasinya
  • Menyediakan dukungan untuk mengatasi stigma dan diskriminasi
  • Memfasilitasi pengungkapan status HIV kepada pasangan dan keluarga
  • Menghubungkan pasien dengan layanan kesehatan mental jika diperlukan

Perawat juga berperan penting dalam mendukung kepatuhan jangka panjang terhadap pengobatan dengan membantu pasien mengatasi hambatan psikososial yang mungkin memengaruhi perawatan mereka .

4. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan

Perawat memiliki peran kunci dalam mendidik tidak hanya pasien tetapi juga keluarga mereka dan masyarakat luas.:

  • Memberikan informasi yang akurat tentang transmisi dan pencegahan HIV
  • Mengajarkan keterampilan perawatan diri kepada pasien
  • Mempromosikan gaya hidup sehat, termasuk nutrisi yang baik dan olahraga
  • Mengedukasi tentang pentingnya skrining rutin untuk infeksi oportunistik
  • Berkontribusi pada upaya pencegahan HIV berbasis masyarakat

Melalui pendidikan, perawat membantu memberdayakan pasien untuk mengambil kendali atas kesehatan mereka dan mengurangi stigma di masyarakat .

5. Koordinasi Perawatan dan Advokasi

Perawatan HIV memerlukan pendekatan multidisiplin. Perawat sering bertindak sebagai koordinator perawatan, memastikan pasien menerima perawatan komprehensif. Mereka:

  • Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, pekerja sosial, dan profesional kesehatan lainnya
  • Membantu pasien menavigasi sistem perawatan kesehatan yang kompleks
  • Mengadvokasi kebutuhan pasien dalam tim perawatan kesehatan
  • Memfasilitasi rujukan ke layanan spesialis sesuai kebutuhan
  • Membantu pasien mengakses sumber daya sosial dan dukungan komunitas

Perawat juga berperan penting dalam advokasi kebijakan untuk meningkatkan akses terhadap perawatan HIV dan mengurangi stigma.

6. Penelitian dan Pengembangan Praktik Berbasis Bukti

Perawat berkontribusi signifikan terhadap penelitian HIV dan pengembangan praktik berbasis bukti. Mereka:

  • Berpartisipasi dalam uji klinis untuk pengobatan dan vaksin HIV baru
  • Melakukan penelitian tentang kualitas hidup pasien HIV
  • Mengembangkan dan menguji intervensi keperawatan untuk meningkatkan hasil pasien
  • Berkontribusi pada pengembangan pedoman praktik klinis
  • Menyebarluaskan temuan penelitian melalui publikasi dan presentasi konferensi

Keterlibatan perawat dalam penelitian memastikan bahwa perspektif perawatan diintegrasikan ke dalam kemajuan dalam perawatan HIV .

Kesimpulan

Peran perawat dalam perawatan pasien HIV sangat luas dan multifaset. Dari manajemen klinis hingga dukungan psikososial, dari pendidikan hingga advokasi, perawat berada di garis depan dalam memberikan perawatan komprehensif kepada orang yang hidup dengan HIV. Mereka tidak hanya memberikan perawatan medis yang diperlukan tetapi juga bertindak sebagai pendukung, pendidik, dan penghubung yang sangat diperlukan bagi pasien yang sering kali menghadapi stigma dan tantangan kompleks. Mengingat peran sentral mereka, penting untuk memastikan bahwa perawat menerima pelatihan khusus dalam perawatan HIV dan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalankan peran mereka secara efektif. Dengan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, perawat dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien HIV dan, pada akhirnya, dalam upaya global untuk mengakhiri epidemi AIDS.

Referensi

  • https://www.alodokter.com/hiv-aids
  • Deeks, S. G., Lewin, S. R., & Havlir, D. V. (2013). The end of AIDS: HIV infection as a chronic disease. The lancet, 382(9903), 1525-1533.
  • World Health Organization. (2021). Consolidated guidelines on HIV prevention, testing, treatment, service delivery and monitoring: recommendations for a public health approach. World Health Organization.
  • Nyblade, L., Stockton, M. A., Giger, K., Bond, V., Ekstrand, M. L., Lean, R. M., ... & Wouters, E. (2019). Stigma in health facilities: why it matters and how we can change it. BMC medicine, 17, 1-15.
  • Sweeney, S. M., & Vanable, P. A. (2016). The association of HIV-related stigma to HIV medication adherence: a systematic review and synthesis of the literature. AIDS and Behavior, 20, 29-50.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun