Mohon tunggu...
Dinda Miralda Septia
Dinda Miralda Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Writing about films, communication, travel, and occasionally exploring social issues. —always curious, always learning.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PPN 12 Persen dan Gen Z : Mengurai Beban dengan Budaya Hustle

26 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 26 Desember 2024   15:24 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% di Indonesia telah memicu gelombang keresahan, terutama di kalangan generasi muda. Kebijakan ini membawa dampak domino yang sulit diabaikan, mulai dari melonjaknya harga barang dan jasa hingga meningkatnya tekanan sosial dan ekonomi. Di tengah gejolak ini, Gen Z, generasi yang dikenal adaptif dan kreatif, justru harus berjuang ekstra keras untuk bertahan.

Budaya hustle adalah fenomena di mana seseorang merasa harus terus bekerja keras, sering kali melampaui batas, demi meraih kesuksesan finansial atau karier. Hustle culture, yang didorong oleh media sosial, menampilkan cerita-cerita sukses yang terlihat glamor namun sering kali mengabaikan sisi lelah dan stres yang dialami. Di satu sisi, budaya ini memotivasi banyak orang untuk produktif. Namun, di sisi lain, tekanan untuk terus bekerja tanpa henti dapat mengorbankan kesehatan fisik dan mental.

Kenaikan PPN bukan sekadar angka di atas kertas. Realitanya, semua kebutuhan, dari yang pokok hingga gaya hidup, ikut meroket. Kopi favorit yang biasanya jadi penyemangat pagi kini terasa lebih mahal, belum lagi biaya transportasi, makan, hingga hiburan. Gen Z, yang sebagian besar masih berada di awal karier atau pendidikan, menghadapi dilema besar: bagaimana tetap hidup layak tanpa menenggelamkan diri dalam utang atau tekanan kerja.

Gelombang protes pun bermunculan di berbagai daerah. Demo dengan poster-poster kreatif hingga tagar viral di media sosial menunjukkan bahwa generasi muda tidak tinggal diam. Mereka menuntut solusi konkret dari pemerintah untuk meringankan dampak kenaikan ini.

Di tengah situasi ini, budaya hustle seolah menjadi jawaban instan bagi sebagian Gen Z. Media sosial dibanjiri cerita sukses anak muda yang punya lebih dari satu pekerjaan, membangun bisnis, atau menjadi content creator demi menambah penghasilan. Tetapi, budaya hustle juga punya sisi gelap: lelah yang tak berkesudahan, kesehatan mental yang terganggu, dan rasa bersalah saat mencoba beristirahat.

Dengan harga-harga yang akan terus naik akibat PPN 12%, semangat hustle ini justru makin diperkuat. Sayangnya, solusi ini sering kali menjadi jebakan. Alih-alih keluar dari tekanan, banyak yang justru terperangkap dalam siklus kerja keras tanpa henti, sementara kebutuhan hidup tetap terasa sulit dijangkau.

Protes terhadap PPN 12% tidak hanya terjadi di jalanan, tetapi juga di ruang digital. Generasi Z, dengan keahlian mereka dalam teknologi, menggunakan platform seperti Twitter, Instagram, hingga TikTok untuk menyuarakan pendapat mereka. Kreativitas mereka terlihat dalam meme, video pendek, hingga ulasan tajam tentang dampak kebijakan ini.

Namun, di balik aksi-aksi ini, ada kegelisahan yang nyata. Tekanan untuk "berjuang" di tengah kenaikan harga dan budaya hustle yang merajalela bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal kesehatan mental dan keberlangsungan hidup.

Kenaikan PPN 12% adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi Gen Z di tengah gempuran budaya hustle. Demonstrasi yang marak menunjukkan bahwa generasi ini tidak tinggal diam, tetapi perjuangan mereka masih panjang. Haruskah mereka terus memikul beban ini sendirian, atau ada jalan lain yang dapat mengurai kerumitan ini?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun