Dalam komunikasi antara dua individu dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, kendala penyampaian pesan sering terjadi. Kendala ini muncul ketika pesan yang disampaikan tidak disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas penerima (komunikan). Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada pemahaman pesan oleh penerima, yang harus disesuaikan dengan tujuan komunikasi dan kapasitas pemahaman komunikan. Jika pesan yang disampaikan terlalu kompleks atau terlalu sederhana, bisa jadi komunikasi tidak efektif, bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Kendala komunikasi yang umum terjadi adalah perbedaan pemahaman istilah, gaya berpikir, atau ekspektasi antara komunikator dan komunikan. Menurut David Berlo, dalam model komunikasi SMCR (Source, Message, Channel, Receiver), efektivitas komunikasi sangat bergantung pada bagaimana pesan disampaikan dan diterima oleh penerima. Berlo menyatakan bahwa pesan yang efektif harus sesuai dengan kapasitas pemahaman penerima, serta disampaikan dengan cara yang sesuai dengan latar belakang dan kondisi penerima tersebut. Sebagai contoh, seorang dokter yang menggunakan istilah medis seperti "hipertensi esensial" atau "hiperglikemia" kepada pasien tanpa latar belakang medis akan membuat pesan tersebut sulit dipahami. Dalam hal ini, informasi yang sangat penting menjadi tidak berguna bagi pasien, karena ia tidak memahami kondisi kesehatannya dengan jelas. Dengan menyederhanakan pesan, dokter dapat memastikan bahwa pasien memahami instruksi dan keadaan kesehatannya dengan baik.
Komunikasi melalui forum online atau media digital juga memiliki tantangan tersendiri. Pesan yang disampaikan melalui teks bisa disalahartikan atau dipahami secara berbeda oleh orang dengan latar belakang yang beragam. Menurut David Berlo, komunikasi yang efektif dapat tercapai jika pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima, dan untuk itu, pesan harus disesuaikan dengan kapasitas penerima. Selain itu, banyaknya jargon atau istilah teknis dalam komunikasi online bisa menyebabkan miskomunikasi, apalagi jika pesan tersebut tidak disesuaikan dengan kapasitas pemahaman penerima.
Untuk mengatasi kendala ini, David Berlo juga menekankan pentingnya peran penerima pesan dalam proses komunikasi. Komunikator perlu memberi ruang bagi penerima untuk memberikan umpan balik, sehingga pesan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman mereka. Dengan adanya umpan balik, komunikasi dapat diperbaiki dan pesan yang disampaikan bisa lebih mudah dipahami, baik dalam konteks komunikasi tatap muka maupun digital.
Kesimpulannya, untuk mencapai komunikasi yang efektif, pesan harus disesuaikan dengan kapasitas pemahaman penerima. Komunikator perlu memilih bahasa yang tepat, memberikan ruang untuk umpan balik, dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan komunikasi. Dengan pendekatan ini, kendala komunikasi dapat diminimalisir, dan komunikasi yang lebih efektif dapat tercapai, baik dalam konteks profesional maupun personal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H