Mohon tunggu...
Dinda Maharana
Dinda Maharana Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semiotik Menurut Dua Tokoh Besar Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce

30 Oktober 2024   11:19 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan luput dengan tanda, tanda biasanya digunakan untuk mewakil benda atau objek, tanda atau simbol dapat membantu kita berkomunikasi secara non verbal dengan pihak satu dengan pihak yang lain. Seperti hal nya tanda dapat digunakan seperti untuk menandai suatu organisasi atau kelompok. Selain itu contoh yang sering kali kita temui yaitu, dilarang parkir, dilarang berhenti, adapun angka kilometer pada sepanjang jalan tol.

Semiotika adalah adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda dan bagaimana cara kerja tanda-tanda tersebut. Semiotika berasal dari yunani yaitu Semeion yang berarti tanda. Pada kajian ilmu ini ada besar yang memiliki pendapat tersendiri tentang Semiotika.

Yang pertama yaitu Fredinand De Saussure, teori Semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinad De Saussure pada 1857-1913. Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian yaitu Penanda (signifier) dan pertanda (Signified). Pada teori ini penanda (signifier) dapat dilihat melalui wujud atau bentuk fisik melalui karya arsitektur, sedangkan pertanda (signified) dapat dilihat sebagai makna yang terungkap melalui fungsi, nilai-nilai ataupun konsep yang terkandung dalam karya arsitektur tersebut. Menurut Ferdinand De Saussure tanda terdiri dari gambar, bunyi-bunyian disebut juga dengan penanda (signifier) dan dan konsep dari bunyi-bunyian dan gambar tersebut disebut juga pertanda (signified).

Yang kedua yaitu Menurut Charles Sanders Peirce, simbol merupakan faktor penting dalam simbolismenya.

 Perth telah mengembangkan tiga elemen utama untuk memahami simbol.

 1.Simbol: Menunjukkan benda atau gagasan. Karakter meliputi kata-kata, gambar, dan simbol.

 2.Objek (objek): Karakter diwakili. Ini adalah objek aktual, konsep, ide, dll.

 3. Penerjemah: Pengertian atau makna yang dihasilkan oleh simbol-simbol dalam pikiran pribadi. Interpriter merupakan reaksi mental yang terjadi ketika seseorang berinteraksi dengan tokoh.

 Perth mengklasifikasikan simbol menjadi tiga jenis: 

1.Simbol: Simbol yang memiliki kesamaan titik dengan benda.Misalnya lukisan dan peta.

 2. Indeks: karakter langsung atau sebab akibat terhadap objek. Misalnya jejak kaki yang menunjukkan lokasi seseorang.

 3. Simbol: Simbol yang bermakna menurut adat istiadat atau perjanjian.Misalnya, sebuah kata dalam suatu bahasa.

 Simbol Persona menekankan bahwa maknanya tidak tetap dan dipengaruhi oleh konteks dan interpretasi pribadi. Akibatnya, pemahaman terhadap simbol merupakan suatu proses yang dinamis, meliputi interaksi antara simbol, objek, dan interpretasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun