Kesejahteraan masyarakat di Indonesia masih sering dipertanyakan. Dapat dilihat masalah kesejahteraan sosial di kota Bandar Lampung dinilai belum mendapatkan penanganan yang baik dari pemerintah. Hal ini dibuktikan dari banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bandar Lampung telah mencatat pada tahun 2022 sebanyak 3367 masyarakat di Lampung termasuk dalam kategori penyandang masalah kesejahteraan masyarakat. Nilai ini termasuk nilai yang besar dibandingkan dari tahun 2020. Terjadi kenaikan yang spesifik pada kategori gelandangan dan pengemis. Gelandangan dan pengemis di Indonesia menjadi gambaran bahwa keadaan ekonomi Indonesia masih belum stabil. Tingkat kesejahteraan ini bisa menjadi tolak ukur untuk menentukan ekonomi di Indonesia.
Kemiskinan merupakan kondisi dimana kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tidak dapat terlaksana. Banyak hal yang bisa menjadi sebab mengapa kemiskinan di Indonesia dapat terjadi walaupun sumber daya alam yang dihasilkan Indonesia melimpah. Penyebabnya karena kurangnya pengelolaan sumber daya secara maksimal baik secara teknologi dan sumber daya manusia. Peran pemerintah sebagai pihak yang berwenang untuk mengelola sumber daya khususnya di wilayah kabupaten dan kota sangat dibutuhkan. Maka dari itu, pemerintahan daerah punya tanggung jawab yang sama untuk memajukan negara Indonesia serta sumber daya manusia baik masyarakat umum maupun mahasiswa.
Pemerintahan pusat melimpahkan kewenangan kepada pemerintahan daerah sesuai dengan asas desentralisasi. Pemerintahan daerah memiliki kekuasaan untuk mengatur daerah kekuasaannya. Kekuasaan inilah yang disebut dengan kekuasaan otonomi daerah. Kebijakan otonomi daerah memiliki potensi untuk menciptakan peluang ekonomi dan mempromosikan pembangunan sosial, sekaligus menyediakan platform bagi pemerintah lokal dan regional untuk memenuhi kebutuhan warganya dengan lebih baik. Daerah dengan otonomi yang lebih besar dapat memanfaatkan sumber daya lokalnya dan menggunakannya untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat membantu mengurangi kemiskinan di daerah. Â
Otonomi daerah dalam hal ini di pemerintahan dapat menjadi alat utama dalam memerangi kemiskinan. Inovasi otonomi daerah untuk mengendalikan sumber daya mereka sendiri dan mengembangkan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan warganya. Pemerintah dapat memberikan penyediaan akses pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan lain yang dapat membantu mengangkat orang keluar dari kemiskinan. Pemerintah daerah dapat berfokus pada potensi sumber daya daerahnya dan mengeksplor lebih jauh tentang pemanfaatan sumber daya sehingga bisa menambah nilai lebih dan pendapatan daerah.
Otonomi daerah juga memungkinkan partisipasi besar dari mahasiswa. Mahasiswa dapat mengambil tindakan untuk membantu masyarakatnya menjadi lebih tangguh dan mandiri. Mahasiswa dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mengembangkan solusi inovatif yang mengatasi akar penyebab kemiskinan, seperti akses yang tidak setara ke pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. Dengan melibatkan pemerintah dan organisasi lokal, mahasiswa dapat membantu menciptakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan inklusi sosial di wilayah mereka.
Melalui inisiatif otonomi daerah, mahasiswa dapat diberdayakan untuk memimpin perubahan di komunitas mereka dengan membuat proyek berkelanjutan yang mengurangi kemiskinan. Mahasiswa khususnya dapat memperoleh manfaat dari inovasi otonomi daerah karena memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk belajar dan pengembangan karir. Selain itu, pemberdayaan ini memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada kehidupan mereka sendiri dan komunitas mereka. Dengan inisiatif yang tepat, inovasi otonomi daerah berpotensi mengurangi kemiskinan secara signifikan di banyak wilayah di Indonesia.
Sudah seharusnya peran mahasiswa dalam proses ini tidak dapat diabaikan. Mereka seringkali berada di garis depan untuk inisiatif otonomi daerah, mengadvokasi perubahan dan mengembangkan solusi inovatif yang dapat membantu membawa perbaikan yang langgeng dalam kehidupan masyarakat. Semangat dan kreativitasnya membuat mahasiswa berpotensi menjadi agen perubahan yang ampuh dalam mengatasi kemiskinan melalui inovasi otonomi daerah.
Banyak anak muda saat ini yang masih kurang jiwa nasionalismenya. Bahkan untuk peduli pada masa depan bangsa saja masih kurang. Diperlukan generasi penerus bangsa yang memiliki pengetahuan dan kemampuan serta ingin mendedikasikan hidupnya untuk bangsa. Saat ini tinggal keputusan diri sendirilah yang dapat  menentukan apakah ingin menjadi anak muda dengan pribadi yang dapat membantu perekonomian Indonesia atau tidak. Mari kita tingkatkan rasa nasionalisme dan saling peduli sesama. Kelak nasib bangsa bergantung pada generasi muda.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H