Panggung politik internasional sangat menyoroti kehadiran putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman. Faktanya tokoh yang satu ini sangat kontroversial di dunia perpolitikan. Seperti yang dilansir oleh Russia Today (RT.com), 9 Maret 2018, sebagian warga Inggris melakukan protes atas kedatangan Muhammad bin Salman dengan alasan keterlibatannya dalam perang Yaman yang menewaskan ratusan warga sipil dan memblokade akses bantuan ke negara tersebut.
Terlepas dari itu, posisinya di dunia politik internasional tidak bisa diabaikan karena dia memiliki potensi yang kuat di mata dunia. Oleh karenanya mari kita kenali siapa itu Muhammad bin Salman.Â
Muhammad bin Salman atau warganet menyebutnya MBS merupakan Putra Mahkota, dimana posisi ini sangat penting setelah posisi raja. Karena putra mahkota yang akan menggantikan pemerintahan setelah raja lengser dari jabatannya. Selain Putra Mahkota, MBS juga merupakan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, juga Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
MBS sebenarnya sudah lama aktif dalam dunia perpolitikan. Namun tidak terlalu menjadi sorotan media. Dia mencuri perhatian media setelah pengangkatannya menjadi Putera Mahkota. Dengan pengangkatan itu MBS mulai membuat gebrakan di Arab Saudi yang membuat banyak warga dunia terkesan.
Di usianya yang ke 32 tahun, MBS membuat beberapa perubahan kebijakan untuk warga Arab Saudi. Di antaranya dia menangkap keluarganya sendiri yang memiliki jabatan di kerajaan atas tindakan korupsi yang mereka lakukan, yang  merupakan sebelas pangeran dan empat menteri. Bukan hanya itu MBS juga menangkap hampir dua ratus orang yang dianggap terlibat korupsi dan menamai tindakannya sebagai gerakan anti-korupsi. Â
Namun sebagian pengamat politik menganggap tindakan ini hanyalah didorong karena rencana yang dicanangkan untuk reformasi 2030. Dimana dari tindakan ini MBS membutuhkan dana untuk rencananya tersebut.Â
Faktanya penangkapan yang terjadi pada pangeran di Arab Saudi tidak membuat para terpidana dieksekusi. Namun timbal balik agar mereka mengembalikan uang yang dikorupsinya untuk dana dalam mencapai kerjasama antar perusahaan asing, sehingga perusahaan asing bisa berinvestasi. Dengan anggapan bahwa MBS hanyalah haus kekuasaan.Â
Selain itu dia menghapus kebijakan yang melarang perempuan menyetir. Dengan kebijakan baru kerajaan Arab Saudi membolehkan perempuan untuk menyetir. MBS mengingikan Arab Saudi menjadi negera islam yang moderat, dimana yang tinggal di Arab Saudi tidak harus selalu beragama Islam. Dan dia menginginkan perubahan dalam bidang ekonomi agar Arab Saudi tidak hanya mengandalkan minyak sebagai pemasukan utama negara namun lebih meluas di bidang pasar yang ekonomi yang luas.
Melanjutkan gerakan reformasi untuk membawa Islam yang moderat, MBS pun menghapuskan larangan adanya bioskop. Setelah 35 tahun larangan bioskop, kini Arab Saudi kembali membuka kesempatan kepada penduduknya untuk menikmati bioskop. Selain itu pula mengijinkan adanya konser dan pertunjukan komedi dengan harapan Arab Saudi bisa meningkatkan ekonomi kerajaan dan tidak hanya bergantung pada minyak.Â
Dunia internasional penasaran akan kehadiran Muhammad ibn Salman di kancah politik internasional dan menunggu gerakan apa lagi yang akan dia lakukan selanjutnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H