Mohon tunggu...
Politik

Kunjungan Raja Salman Diharapkan Berdampak Positif pada Pendidikan Indonesia

5 Maret 2017   02:39 Diperbarui: 5 Maret 2017   02:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud pada pertengahan minggu ini seketika menyihir jagat media sosial maupun media nasional. Berbagai persiapan penyambutan dan aktivitas kunjungan pesohor negeri arab tersebut diberitakan hampir setiap jam di layar kaca. Tak hanya itu, masyarakat di kawasan Jakarta dan Bogor pun antusias menyambut Sang Raja yang kini berusia 81 tahun tersebut. Menjadi begitu istimewa dikarenakan lawatan bilateral ini adalah yang pertama kali dilaksanakan Kerajaan Arab Saudi setelah 47 tahun silam Raja Faisal berkunjung pada 1970.

Banyak pihak berharap momentum kunjungan Raja Salman ini tidak hanya mempererat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi, melainkan bisa dimanfaatkan untuk reposisi Indonesia agar menjadi mitra sejajar dengan Kerajaan Arab Saudi termasuk dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Sebagaimana diketahui, saat ini masih sangat sedikit kerja sama di sektor pendidikan antara Indonesia dan Arab Saudi, selama ini kerja sama masih berkutat di seputar penambahan kuota haji dan ekonomi di beberapa sub-sector.

Pihak Kerajaan Arab Saudi pun merespon positif harapan sebagian pihak untuk melakukan kerja sama pendidikan. Langkah awal yang akan ditempuh adalah mendirikan lembaga pendidikan setara perguruan tinggi di 3 kota besar di Indonesia. 3 kota besar tersebut di antaranya adalah Surabaya, Medan dan Makasar. Tentu hal ini merupakan sinyal menarik dari Kerajaan Arab Saudi yang semestinya direspon dengan baik oleh pemerintah.

Sebagian pemerhati pendidikan juga turut berharap rencana awal Kerajaan Arab Saudi ini menjadi lecutan bagi pemerintah untuk memperhatikan permasalahan pendidikan yang selama ini terbengkalai. Mulai dari permasalahan infrastruktur yang selalu terulang setiap tahunnya, kuantitas dan kualitas tenaga pengajar, diskriminasi guru, sampai pada ketidak adilan yang terjadi pada lembaga pendidikan oleh pihak korporasi. Seluruh permasalahan tersebut tentunya harus lebih mendapatkan perhatian agar komitmen Indonesia pada dunia pendidikan dapat ditunjukan kepada Pihak Kerajaan Arab Saudi. Yang pada akhirnya mendorong keseriusan Kerajaan Arab Saudi untuk berinvestasi di dunai pendidikan Indonesia.

Ya, permasalahan mendasar pendidikan di Indonesia yang selama ini banyak terdengar adalah infrastruktur yang kurang memadai. Namun, baru-baru ini permasalahan semakin meluas seiring menjamurnya kekuasaan kelompok-kelompok korporasi. Terdengar cukup santer akhir-akhir ini adalah permasalahan antara Swiss German Universiy (SGU) dengan PT. Bumi Serpong Damai (BSD)/Sinarmas Land terkait kepemilikan hak tanah yang menjadi sengketa. Dalam permasalahan ini, pihak SGU terpaksa memindahkan aktivitas perkuliahan ke Prominence Tower, Alam Sutera, Tangerang Banten. Dikarenakan pihak PT.BSD yang melakukan pengosongan dan pemblokiran area kampus, sebelum ada keputusan dari pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.

Sebagai lembaga pendidikan yang dikenal kredibel, tentunya Swiss German University (SGU) berkomitmen agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu apapun permasalahan yang sedang diperjuangkan oleh pihak yayasan. Hal ini ditunjukan dengan persiapan gedung perkuliahan baru yang telah rampung pada akhir bulan Februari kemarin. Namun, sangat disayangkan pemblokiran gedung perkuliahan secara sepihak yang dilakukan oleh pihak PT. BSD selaku developer, belum mendapat cukup perhatian dari pemerintah hingga saat ini.

Persoalan seperti di atas, harus segera diselesaikan oleh Pemerintahan Jokowi-JK, jika serius menginginkan kerja sama terwujud di bidang pendidikan. Karena jika permasalah serupa terus muncul dan tidak diselesaikan dengan segera. Tentu mempengaruhi segi keamanan investasi, sehingga investasi di bidang pendidikan yang diinginkan sulit untuk menemui kata sepakat.

Begitulah kira-kira ulasan perihal lawatan Raja Salman ke Indonesia, serta yang diharapkan bagi sektor pendidikan di Indonesia. Sebagai pemerhati dunia pendidikan, secara pribadi saya juga menginginkan keuntungan tidak hanya dirasakan oleh sektor riil. Namun, secara lebih luas sampai ke bidang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun