konsep anak bermain balok - Bing images
Apa Itu Konsep Alat Permainan Edukatif ?
Anak usia dini merupakan anak yang mempunyai masa ke-emasan dalam tahap tumbuh kembangnya, yang usianya anatara 0-6 tahun. Tentunya dalam hal ini orang tua harus mempersiapkan anak dengan sebaik mungkin agar tumbuh kembang anak dalat berjalan secara optimal. Baik itu dari segi fisik-motorik, bahasa,kognitif, Â sosial emosional dan lain sebagainya.
Orang tua dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan tentunya memerlkan sebuah sarana untuk melaksanakan permainan tersebut, karena anak usia dini identik sekali dengan yang namanya belajar sambil bermian atau juga bisa dikatan dengan belajar seraya bermain. Karena dengan bermain akan membuat anak akan menjadi senang, selain anak juga dapat belajar ternyata anak juga dapat bermain. Dengan begitu aspek perkembangan juga dilakukan.
Anak masih usia dini mempunyai daya fokus dengan kisaran 10-15 menit. Setelah itu mungkin anak akan menjadi bosan dan ingin berpindah dengan pembelajaran lainnya. Jika dalam beljarnya anak dibantu dengan permianan, maka akan membuat anak lebih betah dalam belajarnya.
Alat permainan yang cocok untuk anak usia dini dalam belajar yaitu Alat Permainan Edukatif (APE). Nah alat permainan ini sangat direkomendasikaan untuk orang tua atu guru dalam pembelajaran anak, karena selain anak dapat bermain ternyata juga dapat menunjang 6 aspek perkembangan anak. Dengan begitu anak dapat terbantu dalam tumbuh kembangnya dengan alat permainan edukatif. Â
Sebelum kita sudah membahas apa sih alat perkembangan edukatif (APE) di artikel sebelumnya, maka artikel kali ini kita akan membahas lebih lanjut apa saja konsep alat permainan edukatif menurut Montessori, Elizabeth Peabody, Froebel dan Criussenne
Pengertian Alat Permaina Edukatif (APE)
Anak usia dini merupakan anak yang memerlukan eksplorasi lebih banyak lagi dalam kesehariannya yang dapat didapatkan dengan cara bermain. Bermain sendiri merupakan suatu kebutuhan yang alamiah untuk anak usia dini. Karena bermain sendiri dapat dikatakan seatu kegiatan yang dapat menimbulkan suatu kesenangan pada anak dan juga dapat mendatangkan manfaat dalam pembelajaran tersebut.
Banyak para ahli yang menganjurkan anak untuk belajar sambil bermain karena dapat menunjang 6 aspek perkembangan pada anak usia dini. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, bermain dapat diartikan sebagai serangkaian suatu aktivitas atau kegiatan untuk bersenang-senang. Tentunya dalam bermain anak membutuhkan suatu sarana yaitu sebuah permainan. Dengan permainan juga dapat dijadikan suatu sarana aktivitas bermain anak untuk menunjang perkembangnnya. Alat permainan yang dapat menunjang tumbuh kembangn anak yaitu Alat Permainan Edukatif (APE).
Alat Permainan Edukatif (APE) tentunya dibuat sesuai dengan tahapan usia anak. Dari pengelompokan tersebut maka dapat dilihat bahwa Alat Permainan Edukatif (APE) ditunjukkan dalam membantu pengembangan dan karakteristik perkembangan anak usia dini. Adapun 6 aspek yang perlu dikembangkan untuk anak yaitu : aspek agama, moral, sosial-emosional, bahasa, kognitif, fisik-motorik dan juga seni. 6 aspek tersebut sangat penting dalam membantu kemampuan dan juga potensi dalam diri anak tentang dunianya. Kemampuan yang dimaksud dapat berupa :
- Kemampuan verbal (linguistik intelligence)
- Kemampuan Logika-Matematik (togico-mathematical)
- Kemampuan Visual-Spasial (visual-spatial intellegence)
- Kemampuan Musikal (musical-rhytmic intellegence)
- Kemampuan Kinestetik (bodily/kinesthetic intelligence)
- Kemampuan Mencintai Keindahan Alam (naturalist intelligence)
- Kemampuan Berkawan (interpersonal intelligence)
- Kemampuan Berpikir (intrapersonal intelligence)
Selanjutnya kita akan membahas apa saja "Konsep Alat Permainan Edukatif menurut Montessori, Peabody, Froebel dan Cruissenaire"
- Â Dr. Maria Montessori
Motessori banyak menciptakan alat permainan edukatif untuk anak usia dini dengan menggunakan 3 prinsip, yaitu :
- Pendidikan anak usia dini
- Lingkungan pembeljaran
- Peran guru
Montessori sendiri menciptakan alat permainan edukati dengan tujuan agar membantu anak dalam mengingat konsep yang perlu dipelajari tanpa adanya bimbingan, sehingga anak lebih bekerja secara mandiri dengan alat permainan tersebut. Salah satu contoh konse Montessori yaitu papan bentuk bidang 1 dan papan bentuk bidang 2 serta kantong keterampilan tangan untuk melatih kemandirian.
    2. Elizabeth Peabody
Elizabeth merupakan seorang pendidik, penulis dan juga pendiri taman kanak-kanak (TK) pertama kali yang dilakukan dinegara Amerika Serikat. Elizabeth mengembangkan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk mengembangkan aspek perkembangan bahasa pada anak udia didini. Elizabeth memperkenalkan media permainan edukati dengan dua boneka tang yang fungsinya sebagai tokoh mediatir yaitu tokoh P. Mooney dan Joey.
Boneka tanga yang dibuat oleh Elizabeth dilengkapi dengan papan magnet, gambaran, dan juga piringan hitam yang disertai lagu bertema cerita serta kontong pintar sebagai pelengkap. Tidak hanya itu ternyata Elizabeth juga mampu dalam menciptakan  test perkembangan bahasa yang dikenal dengan Peabody Individual Achievement Test (PIET) dan Peabody Picture Vocabulary Test (PPVT).
Alat Permainan Edukatif (APE) ini yang diciptakan oleh Elizabeth mengacu pada perkembangan bahasa anak, dapat berupa kosakata yang sering didengar atau sesuai dengan budaya sekitar. Dalam penggunaan permainan boneka tangan dapat disesuaikan dengan cerita anak yang ada di Indonesia.
   3. George Cruissenaire
George merupakan pencipta mainan dengan konsep permainan balok crussenaire dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak, pengenalan bilangan dan juga meningkatkan ketrampilan anak dalam bernalar. Tentunya balok yang dibuat dengan berbagai variasi dan juga ukuran yang dimodifikasi agar anak tertarik dengan permainan balok, Ex: 1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli.
Alat Permainan Edukatif (APE) untuk anak usia 3-4 tahun dapat disebut dengan tahapan pra-operasional. Karena pada tahap ini anak sudah mampu dalam memiliki ide atau gagasan abstrak yag dipengaruhi dengan kemampuan berbahasa dan juga logika. Dengan bermian balok ini anak dapat lebih kreatif untuk mengembangkan kognitifnya dan merangsang pemikiran dalam menalar dan juga mengenal simbol.
    4. Friederich Froebel
Froebel mempunyai konsep dalam alat permainan khusus yang dapat kita kenal dengan balok blocdoss. Alat Permainan Edukatif (APE) ini berupa balok bangunan, yang terdiri dari balok besar, balok kecil yang dapat kita kenal dengan balok kubus pada pendidikan yang ada di Indonesia. Kotak kubus ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat melatih emosi anak, motorik dan juga daya nalar anak dalam bermain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H