“Si mbah tidak mau menyusahkan orang lain nak, biar saja simbah disini asal tidak hidup menumpang toh Tuhan maha melihat kan? biar si mbah dipelihara oleh Tuhan” jawab nya penuh dengan keyakinan.
Duh, betapa malu hati ini aku yang masih muda terkadang begitu manja ketika sakit menyerang,minta dibelikan ini itu dan merasa begitu lemah hanya karena tidak mau hidup susah.
Di akhir pertemuan kami beliau memperkenalkan diri sebagai “mbah Salamah” sebelum beranjak pergi aku mencium tangan beliau, akan tetapi beliau memegangi tanganku lama sekali kemudian dari bibirnya meluncur doá doa yang sangat tulus. kami serta merta mengaminkan.
Hari demi hari terlewati sesekali aku datang seorang diri menengok si mbah di gubug nya sambil menanyakan kabarnya dan memberikan beberapa makanan.
Lebih dari 2 tahun akhirnya aku diterima beasiswa ke Rusia, dengan gembira aku datang ke gubug si mbah dan berpamitan memohon doá alangkah terkejutnya aku ketika aku datang aku menemukan gubug simbah benar-benar sudah tak terawat. kotor dan bau sekali.
Karena keterbatasan fisik beliau yang sudah sangat sepuh (sekitar usia 90 thn) beliau tidak mampu lagi untuk berjalan ke WC umum yang berjarak dari gubug beliau sekitar 10m.
Untuk makan, jangan tanya aku. karena sibuk beberapa akhir tahun itu aku lalai menengok si mbah. maaf mbah :’(
Gubug nya gelap meskipun hari tengah siang. si mbah menutup rapat-rapat gubug nya karena tidak menginginkan orang lain terganggu dengan bau yang ditimbulkan dari kakus darurat didalam gubug nya.
saat aku melonggokan kepala kedalam gubug kudapati si mbah sedang melaksanakan sholat. Sambil duduk.
Aku menunggu didepan gubug si mbah sampai si mbah selesai. setelah selesai aku menyerahkan pisang dan air mineral untuk si mbah, tentunya air tersebut sudah kubuka dari segelnya karena takut si mbah kerepotan membuka tutup botol nya.
Si mbah ternyata telah lupa kepadaku, tapi aku tidak marah atau tersinggung. aku bahkan menyalahkan diriku sendiri karena telah lalai menengok si mbah. padahal aku sering lewat tapi entah hatiku seakan tertutup dan hanya mengacuhkan kehadiran beliau di dunia ini.
1,5 tahun telah berlalu. aku sudah berada di Rusia untuk belajar, aku selalu mengingatkan mamah dan adikku untuk sering-sering mengunjungi si mbah menggantikan aku. sayang nya hari itu aku di kejutkan oleh kabar yang dikiri oleh mamah