Penyebaran budaya Korea tumbuh dengan pesat dan mendunia dalam kurun waktu dua dekade ini. Eksistensinya cenderung diterima oleh masyarakat dari berbagai kelompok usia sehingga melahirkan sebuah fenomena Hallyu atau dikenal juga Korean Wave. Fenomena Hallyu terjadi di banyak negara di seluruh dunia termasuk Negara Indonesia. Hal ini membawa dampak terhadap kehidupan sehari-hari terutama pada remaja atau generasi muda.
Kesuksesan Korean Wave ini juga didukung dengan adanya arus globalisasi, dimana teknologi informasi berkembang secara masif sehingga persebaran dan penyerapan nilai-nilai budaya dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Sebagai salah satu negara dengan jumlah warga terbesar di dunia, Indonesia adalah tempat bagi jutaan penggemar K-pop. Pada tahun 2019, Indonesia berada di urutan ketiga setelah Thailand dan Korea Selatan sebagai negara terbanyak yang melakukan tweet terkait K-pop berdasaran data yang disampaikan oleh Twitter.Â
Di sisi lain, Indonesia berada di urutan kedua terkait penayangan berbagai video K-pop di aplikasi Youtube dengan presentase 9,9% (Won So, 2020). Posisi pertama ditempati Korea Selatan dengan presentase 10,1%. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa fenomena Korean Wave ini banyak mempengaruhi selera generasi muda dalam berbagai hal seperti, banyaknya penggunaan produk kecantikan Korea, gaya berpakaian, makanan, musik, bahasa, dll.
Fenomena Hallyu atau Korean Wave yang terjadi di Indonesia sedikit banyak membawa pengaruh pada kehidupan sehari-hari terutama pada generasi muda Indonesia. Tanpa disadari fenomena yang terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama tersebut mempengaruhi karakter dan daya saing generasi muda. Sebagian hal membentuk karakter yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa, namun sebagian hal juga membentuk karakter yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh Positif Fenomena Korean Wave
- Meningkatnya minat belajar bahasa asing
      Masuknya budaya Korea di Indonesia akibat adanya fenomena Korean Wave membawa pengaruh positif bagi generasi muda, salah satunya yaitu meningkatnya minat untuk mempelajari bahasa Korea. Keinginan untuk bisa pergi melihat dan berkomunikasi langsung dengan sang idola merupakan faktor pendorong bagi penggemar untuk mempelajari bahasa Korea. Awalnya, media untuk mempelajari bahasa Korea ini sangat terbatas. Biasanya hanya melalui internet, tayangan drama Korea, maupun dari lirik lagu Korea. Namun, seiring berjalannya waktu banyak bermunculan tempat kursus bahasa Korea yang berbasis online maupun offline. Hal ini berhubungan dengan karaker bangsa yaitu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta merupakan langkah baik bagi generasi muda Indonesia karena dapat menambah wawasan dan kemampuan dalam berbahasa asing.
- Terbentuknya komunitas yang dapat meningkatkan sikap toleransi dan peduli sosial.
      Komunitas adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan karakteristik seperti ras, kultur, agama, letak geografis, serta keadaan sosial ekonomi. Dalam sebuah komunitas, para anggota memiliki rasa saling memiliki, saling terikat satu sama lain, dan percaya bahwa kebutuhan atau tujuan para anggota akan tercapai jika para anggota dapat berkomitmen untuk terus bersama. Saat ini sudah ada banyak komunitas pecinta K-pop yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Komunitas ini biasanya memiliki suatu kegiatan untuk dilakukan secara bersama-sama, salah satunya yaitu kegiatan sosial.Â
Komunitas K-pop belakangan ini dikenal memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu atau permasalahan masyarakat. Tak jarang mereka melakukan penggalangan dana untuk tujuan amal. Salah satu contoh kegiatan sosial yang pernah komunitas K-pop lakukan yaitu penggalangan dana untuk membantu menyediakan makanan dan lilin bagi korban banjir di Kalimantan Selatan pada Januari 2021. Inisiatif dan jiwa sosial yang mereka miliki barangkali terinspirasi dari idola mereka yang juga peduli terhadap isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat. Seperti BTS, beberapa waktu lalu mereka membuat program Hope Delivery, sebuah program yang membantu orang tua dan anak-anak miskin dalam hal menyediakan kebutuhan makanan.Â
Selain itu, diketahui sejumlah selebriti Korea juga kerap memberikan donasi untuk melawan pandemi Covid-19, membantu pendidikan, serta melawan isu lingkungan dan perubahan iklim.
Pengaruh Negatif Fenomena Korean Wave
- Munculnya perilaku konsumtif dan fanatisme
      Penggemar K-pop atau yang biasa disebut K-popers dikenal memiliki loyalitas yang tinggi terhadap idola mereka, termasuk K-popers Indonesia. Pada tahun 2016, Jakpat melakukan survey mengenai kebiasaan K-popers di Indonesia. Survey ini ditujukan kepada 739 K-popers Indonesia dan hasilnya menunjukkan bahwa 36,44% melakukan kebiasaan pada pembelian album fisik, 32.03% album digital, dan 38,21% untuk pembelian merchandise. Setelah itu dilakukan pilot test pada tahun 2020 untuk melihat perbadingannya. Pilot test ini ditanggapi oleh 141 K-popers dan hasilnya menunjukkan bahwa 69,5% melakukan pembelian album fisik, 50,4% album digital, dan 81,6% untuk pembelian merchandise.Â