Scabies, atau yang lebih dikenal dengan kudis, adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini sering kali menyebar dengan cepat di lingkungan padat seperti panti asuhan, pesantren, dan asrama. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2020, prevalensi scabies di negara berkembang cukup tinggi, terutama di komunitas dengan kebersihan yang buruk dan kepadatan penduduk yang tinggi.
Anak-anak di panti asuhan memiliki risiko lebih tinggi terkena scabies karena keterbatasan fasilitas kebersihan, kondisi lingkungan yang padat, serta kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit ini. Nurhayati et al (2023), menyatakan bahwa pendidikan kesehatan yang tepat dan intervensi berbasis komunitas dapat mengurangi prevalensi scabies secara signifikan di kalangan populasi rentan. Penelitian oleh Indriati et al (2023), di Indonesia juga menunjukkan tingginya angka kejadian scabies di kalangan anak-anak yang tinggal di panti asuhan, memperkuat urgensi program edukasi kesehatan.
Mahasiswa program studi pendidikan dokter merasa memiliki tanggung jawab akademis dan moral untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak di panti asuhan. Kegiatan pengabdian masyarakat yang mereka jalankan bertujuan memberikan edukasi tentang scabies dan cara pencegahannya, serta melatih mereka dalam mengaplikasikan ilmu kedokteran yang telah dipelajari. Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif nyata bagi kesehatan anak-anak di panti asuhan dan memperkuat pemahaman mengenai pentingnya intervensi kesehatan preventif.
Program pengabdian masyarakat dengan tema "Pencegahan Penularan Penyakit Scabies: SANTAI (Say No To Scabies)" memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai penyakit scabies.
2. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
3. Mengurangi prevalensi kejadian scabies di panti asuhan.
4. Mengatasi stigma terhadap penderita scabies.
5. Melatih kemampuan mahasiswa dalam melakukan edukasi kesehatan ke masyarakat.
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Di lingkungan pondok atau panti, scabies sering menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian khusus. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di antara penghuni, terutama di tempat-tempat dengan populasi padat dan kondisi sanitasi kurang baik. Di pondok atau panti, penghuni biasanya tinggal dalam ruangan sempit dan berbagi banyak fasilitas bersama, seperti tempat tidur, selimut, pakaian, dan handuk. Kontak fisik yang dekat dan sering antara penghuni membuat penyebaran scabies menjadi lebih mudah.
Sanitasi dan kebersihan yang kurang optimal adalah faktor utama yang mendukung penyebaran scabies. Fasilitas mandi dan cuci yang terbatas membuat penghuni sulit menjaga kebersihan pribadi yang memadai. Kebersihan lingkungan yang buruk, seperti kurangnya cuci pakaian dan linen secara rutin, juga berkontribusi pada penyebaran tungau scabies. Kondisi ini menciptakan lingkungan ideal bagi tungau untuk berkembang biak dan menyebar. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang scabies di antara penghuni dan staf pondok atau panti juga merupakan masalah besar. Banyak penghuni mungkin tidak mengenali gejala awal scabies, seperti rasa gatal intens terutama pada malam hari, dan ruam yang berkembang di berbagai bagian tubuh. Selain itu, mereka mungkin tidak memahami pentingnya mencari pengobatan segera atau cara mencegah penyebaran lebih lanjut. Edukasi yang memadai tentang tanda-tanda, penyebab, dan cara penanganan scabies sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Akses terbatas ke pelayanan kesehatan, obat-obatan, dan fasilitas medis di pondok atau panti sering kali menghambat upaya penanganan scabies yang efektif. Banyak penghuni mungkin tidak dapat mengakses pengobatan yang diperlukan dengan cepat, sehingga infeksi terus menyebar. Pengobatan scabies biasanya melibatkan penggunaan krim atau lotion khusus yang harus diaplikasikan ke seluruh tubuh, serta pengobatan untuk semua orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita. Ketika pengobatan tidak dilakukan secara tuntas atau tidak mencakup semua individu yang terinfeksi, reinfestasi dapat terjadi, membuat upaya pemberantasan menjadi lebih sulit. Reinfinfestasi sering terjadi karena pengobatan yang tidak tuntas atau tidak menyeluruh. Jika semua penghuni dan kontak dekat tidak diobati secara serentak, tungau scabies akan terus bertahan di lingkungan dan menyebar kembali. Pengobatan yang efektif harus mencakup pengobatan massal jika diperlukan, di mana semua penghuni dan staf diobati pada waktu yang sama untuk menghentikan siklus infeksi.
Permasalahan scabies di pondok atau panti membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan. Langkah-langkah yang perlu diambil termasuk peningkatan sanitasi dan kebersihan, edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran penghuni dan staf tentang scabies, serta pemeriksaan rutin dan pengobatan tepat waktu. Fasilitas sanitasi harus ditingkatkan untuk memastikan penghuni dapat menjaga kebersihan pribadi yang baik, seperti menyediakan akses memadai ke fasilitas mandi dan cuci. Edukasi kesehatan harus mencakup informasi tentang gejala, cara penyebaran, dan pentingnya mencari pengobatan segera.
Pemeriksaan rutin dan pengobatan massal mungkin diperlukan untuk menghentikan penyebaran scabies di lingkungan padat. Pengobatan massal melibatkan pengobatan semua penghuni dan staf pada waktu yang sama untuk memastikan tungau scabies diberantas secara menyeluruh. Selain itu, kebersihan lingkungan harus dijaga dengan mencuci pakaian, linen, dan barang-barang lain yang mungkin terkontaminasi secara rutin. Upaya kolaboratif antara pengelola pondok atau panti, petugas kesehatan, dan penghuni sangat penting untuk mengatasi dan mencegah penyebaran scabies.
Panti Asuhan Muhammadiyah, yang berlokasi di Jalan Gresikan No. 59, Ploso, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, menjadi fokus dari kegiatan pengabdian masyarakat bertema "SANTAI: Say No To Scabies" yang dilaksanakan pada Jumat, 14 Juni 2024. Panti asuhan ini terletak di daerah yang didominasi oleh pasar dan dikenal dengan kebersihannya yang kurang memadai. Panti ini menampung banyak anak dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari anak yang belum menempuh pendidikan hingga mahasiswa.
Saat tim pengabdian masyarakat melakukan survei, ditemukan bahwa lingkungan sekitar panti padat penduduk dan minim pengetahuan mengenai scabies serta pentingnya menjaga kebersihan. Kondisi ini mendorong tim untuk melaksanakan penyuluhan tentang penyakit scabies, cara pencegahannya, dan pentingnya kebersihan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sesuai rencana dengan metode penyampaian materi melalui presentasi, serta pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta. Penyuluhan menyasar seluruh penghuni panti asuhan, mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam kegiatan tersebut, tim hanya melibatkan sekitar 21 anak santri. Penyuluhan yang dilakukan di Panti Asuhan Muhammadiyah bertujuan memberikan edukasi mengenai scabies, cara pencegahan, dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta diri sendiri.
Program "SANTAI: Say No To Scabies" dirancang untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak panti mengenai penyakit scabies dan cara pencegahannya. Diharapkan, melalui penyuluhan ini, kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat meningkat, sehingga prevalensi scabies di panti asuhan dapat berkurang. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan mengatasi stigma terhadap penderita scabies serta melatih kemampuan mahasiswa dalam melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Pengabdian masyarakat ini diharapkan memberikan dampak positif bagi kesehatan anak-anak di Panti Asuhan Muhammadiyah dan memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pentingnya intervensi kesehatan preventif di lingkungan padat penduduk. Kolaborasi antara pengelola panti, penghuni, dan tim pengabdian sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
Program pengabdian masyarakat bertajuk "SANTAI: Say No To Scabies" berhasil dilaksanakan pada Jumat, 14 Juni 2024, di Panti Asuhan Muhammadiyah, Jalan Gresikan No. 59, Ploso, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang penyakit scabies, cara pencegahan, dan pentingnya menjaga kebersihan kepada seluruh penghuni panti asuhan, mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Penyuluhan dilakukan melalui penjelasan materi dengan presentasi, serta pengujian pemahaman peserta dengan pre-test dan post-test. Hasil dari post-test menunjukkan bahwa 92,4% peserta memahami materi dengan baik, sementara 7,6% lainnya masih kurang. Berdasarkan hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa program pengabdian masyarakat di Panti Asuhan Muhammadiyah telah berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit scabies. Sebelum penyuluhan, mayoritas peserta tidak mengetahui tentang scabies. Namun, setelah penyuluhan dan post-test, 100% peserta menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyakit ini.
Penulis: Tim Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Sumber telaah artikel:
- Indriati, D., Widyawati, D., & Arief, S. (2018). Knowledge and Attitudes of School Children Regarding Scabies in Surabaya City. Acta Tropica, 180, 42-46. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9341144/Â
- Nurhayati, S., Widyawati, D., & Arief, S. (2017). Association of Personal Hygiene Habits with Scabies Occurrence in School Children in Orphanages. Biomedical and Translational Journal, 11(3), 190-194. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8145826/Â
- Wibowo, F. A., Widyawati, D., & Arief, S. (2021). Challenges of Scabies Prevention and Control in Orphanages. International Journal of Community Medicine and Public Health, 8(10), 1043-1048. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544306/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H