Koin tersebut dinamakan BCI (brain-computer interface). BCI berisi rangkaian chip dan elektroda yang terdiri lebih dari 1.000 konduktor super tipis dan fleksibel yang dijalin oleh robot bedah ke dalam korteks serebral. Peran elektroda di sana sebagai sensor yang akan menangkap dan mengirimkan sinyal listrik. Dengan itu nantinya akan menerjemahkan sinyal-sinyal untuk mengendalikan komputer seperti menggerakkan kursor dan menghasilkan teks hanya lewat berpikir.
Uji coba ini awalnya ditolak BPOM AS (FDA)
Awalnya eksperimen ini mengundang banyak kritikan dari berbagai pihak. Karena dengan menanamkan chip di otak manusia akan memungkinkan cedera pada organ vital. Menurut penjelasan karyawan Neuralink, perangkat yang hendak dimasukkan mengandung baterai lithium dan kabel kecil implan yang berpotensi untuk pindah ke bagian otak lain. Dikhawatirkan juga jaringan otak akan rusak saat melepas perangkat tersebut. Seperti inilah alasan awal BPOM AS atau FDA menolak pengajuan Neuralink.
Selama kurang lebih setahun Neuralink bekerja keras untuk mengatasi pemasalahan yang mungkin terjadi karena chip tersebut. Mereka memastikan bahwa chip sudah berfungsi dengan baik sebelum dimasukkan ke otak manusia. Hingga pada Desember 2022, Neuralink melakukan uji coba klinis dan menyetor sebagian besar bahan chip tersebut kepada BPOM AS atau FDA. Kemudian pada Mei 2023, BPOM AS akhirnya menyetujui uji klinis Neuralink.
Sepertinya dengan keberhasilan penanaman chip akan membuka harapan baru manusia kepada teknologi. Atau mungkin juga sebagian pihak masih sangsi tentang ini. Jika dengan teknologi dapat mengatasi masalah manusia sedikit demi sedikit, kenapa tidak? Bagaimana menurut kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H