Mohon tunggu...
Dinda Fitri Ayu
Dinda Fitri Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Novelis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Dakwah KH Ali Muzaki di Era Post-truth

21 Juni 2023   19:34 Diperbarui: 21 Juni 2023   19:39 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Abstrak. Era disrupsi ini telah mengubah perilaku dan cara berkomunikasi masyarakat, sehingga para Da'i, Ulama dan Ustadz harus lebih pintar beradaptasi dengan teknologi komunikasi. Dengan memaksimalkan percepatan teknologi digital dalam pengembangan strategi dakwah yang peka terhadap digital dengan mengedepankan literasi digital, kesetaraan dan keberanian untuk tampil beda, dan tanggap terhadap gangguan informasi di era post-truth. literasi dakwah di era post truth sangatlah penting dimiliki oleh setiap pelaku dakwah di era pasca kebenaraan. Strategi literasi dakwah yang dapat dipakai harus mempunyai kepribadian, kesopanan, dan etiket. Memiliki keahlian dan keterampilan untuk menemukan dan mendefinisikan teknologi digital yang selalu digunakan sangat penting untuk para praktisi dakwah.

Kata kunci : Literasi, Dakwah, Era Post Truth.

Abstract. This era of disruption has changed the behavior and way of communicating with the community, so that Da'is, Ulama and Ustadz must be smarter in adapting to communication technology. By maximizing the acceleration of digital technology in the development of digital-sensitive da'wah strategies by prioritizing digital literacy, equality and courage to stand out, and be responsive to information disruption in the post-truth era. Da'wah literacy in the post-truth era is very important for every da'wah actor in the post-truth era. Da'wah literacy strategies that can be used must have personality, politeness, and etiquette. Having the expertise and skills to find and define digital technology that is always in use is very important for da'wah practitioners. 

 

 Keywords: Literacy, Da'wah, Post Truth Era.

 

 

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan dengan situasi atau zaman yang serba digital dan milenial, dimana banyak kebohongan yang tersebar disegala penjuru baik secara face to face atau melalui media sosial.   Pada masa ini masyarakat menghadapi tantangan yang sangat berat melebihi era-era sebelumnya yaitu era post-truth, Bahkan banyak dari kita yang belum mengetahui istilah post-truth itu sendiri.  Post-truth atau pasca kebenaran dalam bahasa Indonesia adalah era ketika kebenaran tidak lagi dicamkan oleh orang-orang melainkan orang-orang lebih memilih untuk meyakini apa yang mereka mau berdasarkan emosional walaupun bertentangan dengan data-data konkret yang ada. Pada era ini banyak sekali berita-berita hoax yang tersebar di media sosial contohnya seperti di instagram, twitter maupun facebook, yang seolah-olah merepresentasikan kebenaran padahal nihil akan kandungan kebenaran itu sendiri. Untuk menghadapi era post-truth ini kita sebagai umat muslim tentunya harus bisa membekali diri kita sendiri terlebih dahulu agar terhindar dari berita kebohongan dengan ilmu-ilmu yang mumpuni. Allah selalu menekankan dalam banyak firman-Nya bahwa kita umat Islam pertama-tama harus berdakwah kepada diri kita sendiri dan kemudian kepada orang lain.

Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil seruan, permohonan, dan permintaan. Dalam pengertian lain menyebutkan dakwah merupakann bahasa Arab, berasal dari kata da'wah, yang bersumber pada kata (da'a, yad'u, da'watan) yang bermakna seruan, pengilan, undangan atau do'a. Sedangkan Menurut Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. Ketika kegiatan  berdakwah, faktor  yang  sangat  berpengaruh  dalam suksesatau tidaknya  seorang penceramah dalam mempengaruhi mad'u nya. Meskipun dalam keadaan berhasil  nya  seorang penceramah dalam mempengaruhi mad'u tidak hanya berpatokan oleh faktor penceramah sendiri, akan tetapi sang penceramah memegang peran yang amat penting dalam menentukan keberhasilan dirinya sendiri. Pentingnya berdakwah di era ini dikarenakan kondisi post-truth menjadi  ancaman  yang  besar  bagi  ranah keilmuan,  termasuk  juga  dalam  ranah kajian  keagamaan  seperti  masalah akidah dan tatanan moral. Post-truth dapat menjadi sebuah tsunami pengetahuan  yang  dapat  merusak  pola berfikir  dan  pola nilai  masyarakat. Fenomena post-truth bermula  dari  semakin  populernya  penggunaan  media sosial  oleh  masyarakat  yang  membuat  akses  masyarakat  terhadap  informasi semakin mudah dan cepat. Jadi metode dakwah dapat juga dibilang sangat penting dikuasai oleh para da'i masa kini untuk dapat mencegah banyaknya kebohongan yang tersebar di era post-truth ini. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menjadikan seorang kyai yang berkompeten dalam kegiatan dakwah islam pada  pengajian  kitabnya  yang  dilakukan  setiap  hari  dipesantren Sunan Kalijogo Jabung  dengan hal ini  peneliti ingin  mengetahui mengenai  strategi  dakwah  KH.  Ali Muzaki di era post-truth ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan disusun dengan menggunakan metode deskriptif analitis . Analisis tidak didasarkan pada penelitian lapangan langsung, tetapi lebih pada tinjauan berbagai sumber perpustakaan, buku, jurnal, dan dokumen ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini,  Analisis artikel tersebut berfokus pada kajian sosiologi Berger, khususnya konstruksi realitas sosial. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatau permasalahan yang dihadapi.

Adapun yang menjadi alasan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis ini adalah karena metode penelitian ini meneliti kejadian yang sedang berlangsung di masa sekarang. Metode   ini   ada   tiga   pertimbangan, pertama manyesuaikan  meode  kualitatif  lebih  dahulu  jika dihadapkandengan  kenyataan, kedua disajikandengan  cara  langsung  hakikat  peneliti  dan  responden, lalu terakhir  penelitian  inimampu menyesuaikan diri dengan banyaknya pengaruh yang dihadapi. Dan juga perlu dikaji menggunakkan  beberapa  refrensi  untuk  menelaah  objek  kajian,  yang  dimulai  dari  setiap konsep yang ada didalam sebuah penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan teori mana yang releven dengan penelitian  ini sehingga  memudahkan  peneliti  dalam  merumuskan  suatu kerangka  teoritik  secara  jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Dari penelitian diatas penulis mendapatkan hasil bahwa strategi dakwah yang digunakan oleh KH. Ali Muzaki dipesantrennya adalah dengan cara mengedukasi santrinya agar selalu berfikir kritis terhadap berbagai macam hal termasuk ketika menerima berita-berita yang tersebar di dunia maya. Selain itu KH. Ali Muzaki juga membatasi para santrinya agar tidak membawa alat elektronik seperti handphone ke pesantren, agar santrinya senantiasa terhindar dari kejahatan dunia maya seperti halnya berita hoaks yang sedang meraja lela di era post-truth ini juga agar para santri bisa lebih fokus dengan kegiatan yang ada dipesantren juga agar lebih fokus dalam mempelajari kitab-kitab kuning yang ada dipesantren. Selain itu dalam strategi dakwahnya Kh. Ali Muzaki juga menekankan pada para santrinya agar selalu bersikap skeptis terhadap suatu berita yang ada. Berfikir Skeptis yang dimaksudkan adalah setiap individu memiliki dasar pemikiran sikap keragu -- raguan terhadap suatu kebenaran dan tidak menjadikannya terpengaruh dalam menerima kebenaran yang sudah ada tersebut. Selain itu juga mencari tahu asal-usul serta bukti-bukti konkret yang dapat memastikan apakah berita itu salah atau benar. Tindakan yang dilakukan beliau ini berlandaskan pada surat al hujurat ayat 6 yang artinya "Wahai orang-orang beriman! Jika seseorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telititlah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu." Melalui ayat ini Allah mengkomando kita agar tidak mudah menerima suatu kabar secara mentah-mentah.

Dalam kegiatan dakwah dipesantrennya tersebut beliau juga menggunakan pemilihan bahasa dan gaya bahasa yang tepat sehingga pesan yang diberikan bisa tersampaikan kepada para santrinya dengan mudah, gaya bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesannya tersebut bertujuan menciptakan rasa damai dan bahagia, dan nada yang  digunakkan  bersifat  lembut,  kasih  sayang,  serta  memiliki humor  yang  sehat  sehingga dalam penyampaian materi bisa mempermudah santrinya untuk memahami dan menerima pesan yang disampaikannya. Di era post-truth ini Dai atau daiyah diperintahkan Allah SWT untuk menjadi juru penerang atau obor yang harus mampu menyuarakan kebenaran dan penegasan antara yang hak dan batil. Pada saat bersamaan tidak boleh ikut terlibat dan apalagi menjadi juru bicara dalam pengaburan antara kebenaran dengan kebatilan (talbis al haq wa al bathil), atau ikut dalam menyembunyikan kebenaran dan ilmu (kitman al haq). Sebaliknya Al-Qur'an melarang menyembunyikan kebenaran dan kesaksian (QS Al-Baqarah: 42), padahal kamu mengetahui (nya). (QS Al-Baqarah: 146), dan masih banyak ayat Al-Qur'an maupun hadist Nabi lainnya. Dalam hal ini KH. Ali Muzaki mampu menerapkan etika berkomunikasi yang baik berbasis Al-Qur'an. Seperti qaulan sadidan (kata bijak atau kata benar), qaulan ma'rufan (kata baik dan tepat), qaulan balighan (kata jelas atau sampai), qaulan maysuran (kata mudah atau ringan), qaulan layyinan (luwes atau lemah lembut) dan qaulan kariman (kata jujur atau mulia) pada santrinya ketika menyampaikan dakwahnya.

PENUTUP  

Simpulan

Post-Truth adalah keadaan di mana fakta objektif memengaruhi opini publik lebih sedikit daripada menarik perasaan dan keyakinan pribadi, yaitu era di mana "fakta alternatif" menggantikan fakta dan perasaan aktual mengalahkan bukti. muncul melalui penguatan pengetahuan dan relasi kekuasaan yang mengarah pada klaim kebenaran. Kebenaran demi kebenaran muncul karena adanya kelebihan dan manfaat yang dapat diperoleh dari "kebenaran" tersebut.. Seseorang   yang melakukan pembantahan  atas  suatu  fakta  yang  sudah  jelas,  biasanya  merasa  terancam oleh  fakta  tersebut,  sehingga  lebih  baik  melakukan  penentangan  terhadap fakta itu. Kepentingan dan keuntungan lebih dipertimbangkan daripada fakta.

Para dai ataupun kiai harus mempunyai pedoman dan juga harus mampu membentuk kriteria santrinya yang skeptis dan kritis agar bisa mengalahkan kebohongan yang menyebar dimuka bumi ini terutama di era post-truth ini. Bukan hanya lebih bisa menyaring hal yang baik dan buruk yang ada di sosial media saja tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Saran

Dari penelitian tersebut bisa diketahui bahwa era post-truth ini sangat berpengaruh dikehidupan kita, maka dari itu kita sebagai seorang muslim harus senantiasa mengerti apa yang harus kita percaya dan mana yang harus kita hindari. Lebih tepatnya bisa membedakan yang hak dengan yang batil, tidak menerima informasi langsung secara mentah mentah melainkan dicerna terlebih dahulu. Sebelum mendakwahi orang lain kita harus bisa mendakwahi diri kita sendiri dengan membatasi diri kita dari hal-hal yang merugikan.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Chair, Badrul Munir, and Zainul Adzfar. "Kebenaran Di Era Post-Truth Dan Dampaknya Bagi Keilmuan Akidah." Fikrah 9, no. 2 (2021): 265.

Damayanti, Elvira Cindy. "PADA PENGAJIAN KITAB ADABUL MUASYAROH DI PONDOK PESANTREN NURUL ILMI WAL-FIKRI TEBUIRENG" 3 (2022): 50--59.

Ii, B A B. "3: 1." (2009): 12--40.

---------. "No Title," no. 1957 (2002): 8--23.

 Fachrudin, achmad. "Tantangan Dakwah Di Era Post-Truth. (2002)

Ali, 1984 : 54

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun