Mohon tunggu...
Dinda Fitri Ayu
Dinda Fitri Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Novelis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Dakwah KH Ali Muzaki di Era Post-truth

21 Juni 2023   19:34 Diperbarui: 21 Juni 2023   19:39 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan disusun dengan menggunakan metode deskriptif analitis . Analisis tidak didasarkan pada penelitian lapangan langsung, tetapi lebih pada tinjauan berbagai sumber perpustakaan, buku, jurnal, dan dokumen ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini,  Analisis artikel tersebut berfokus pada kajian sosiologi Berger, khususnya konstruksi realitas sosial. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatau permasalahan yang dihadapi.

Adapun yang menjadi alasan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis ini adalah karena metode penelitian ini meneliti kejadian yang sedang berlangsung di masa sekarang. Metode   ini   ada   tiga   pertimbangan, pertama manyesuaikan  meode  kualitatif  lebih  dahulu  jika dihadapkandengan  kenyataan, kedua disajikandengan  cara  langsung  hakikat  peneliti  dan  responden, lalu terakhir  penelitian  inimampu menyesuaikan diri dengan banyaknya pengaruh yang dihadapi. Dan juga perlu dikaji menggunakkan  beberapa  refrensi  untuk  menelaah  objek  kajian,  yang  dimulai  dari  setiap konsep yang ada didalam sebuah penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan teori mana yang releven dengan penelitian  ini sehingga  memudahkan  peneliti  dalam  merumuskan  suatu kerangka  teoritik  secara  jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Dari penelitian diatas penulis mendapatkan hasil bahwa strategi dakwah yang digunakan oleh KH. Ali Muzaki dipesantrennya adalah dengan cara mengedukasi santrinya agar selalu berfikir kritis terhadap berbagai macam hal termasuk ketika menerima berita-berita yang tersebar di dunia maya. Selain itu KH. Ali Muzaki juga membatasi para santrinya agar tidak membawa alat elektronik seperti handphone ke pesantren, agar santrinya senantiasa terhindar dari kejahatan dunia maya seperti halnya berita hoaks yang sedang meraja lela di era post-truth ini juga agar para santri bisa lebih fokus dengan kegiatan yang ada dipesantren juga agar lebih fokus dalam mempelajari kitab-kitab kuning yang ada dipesantren. Selain itu dalam strategi dakwahnya Kh. Ali Muzaki juga menekankan pada para santrinya agar selalu bersikap skeptis terhadap suatu berita yang ada. Berfikir Skeptis yang dimaksudkan adalah setiap individu memiliki dasar pemikiran sikap keragu -- raguan terhadap suatu kebenaran dan tidak menjadikannya terpengaruh dalam menerima kebenaran yang sudah ada tersebut. Selain itu juga mencari tahu asal-usul serta bukti-bukti konkret yang dapat memastikan apakah berita itu salah atau benar. Tindakan yang dilakukan beliau ini berlandaskan pada surat al hujurat ayat 6 yang artinya "Wahai orang-orang beriman! Jika seseorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telititlah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu." Melalui ayat ini Allah mengkomando kita agar tidak mudah menerima suatu kabar secara mentah-mentah.

Dalam kegiatan dakwah dipesantrennya tersebut beliau juga menggunakan pemilihan bahasa dan gaya bahasa yang tepat sehingga pesan yang diberikan bisa tersampaikan kepada para santrinya dengan mudah, gaya bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesannya tersebut bertujuan menciptakan rasa damai dan bahagia, dan nada yang  digunakkan  bersifat  lembut,  kasih  sayang,  serta  memiliki humor  yang  sehat  sehingga dalam penyampaian materi bisa mempermudah santrinya untuk memahami dan menerima pesan yang disampaikannya. Di era post-truth ini Dai atau daiyah diperintahkan Allah SWT untuk menjadi juru penerang atau obor yang harus mampu menyuarakan kebenaran dan penegasan antara yang hak dan batil. Pada saat bersamaan tidak boleh ikut terlibat dan apalagi menjadi juru bicara dalam pengaburan antara kebenaran dengan kebatilan (talbis al haq wa al bathil), atau ikut dalam menyembunyikan kebenaran dan ilmu (kitman al haq). Sebaliknya Al-Qur'an melarang menyembunyikan kebenaran dan kesaksian (QS Al-Baqarah: 42), padahal kamu mengetahui (nya). (QS Al-Baqarah: 146), dan masih banyak ayat Al-Qur'an maupun hadist Nabi lainnya. Dalam hal ini KH. Ali Muzaki mampu menerapkan etika berkomunikasi yang baik berbasis Al-Qur'an. Seperti qaulan sadidan (kata bijak atau kata benar), qaulan ma'rufan (kata baik dan tepat), qaulan balighan (kata jelas atau sampai), qaulan maysuran (kata mudah atau ringan), qaulan layyinan (luwes atau lemah lembut) dan qaulan kariman (kata jujur atau mulia) pada santrinya ketika menyampaikan dakwahnya.

PENUTUP  

Simpulan

Post-Truth adalah keadaan di mana fakta objektif memengaruhi opini publik lebih sedikit daripada menarik perasaan dan keyakinan pribadi, yaitu era di mana "fakta alternatif" menggantikan fakta dan perasaan aktual mengalahkan bukti. muncul melalui penguatan pengetahuan dan relasi kekuasaan yang mengarah pada klaim kebenaran. Kebenaran demi kebenaran muncul karena adanya kelebihan dan manfaat yang dapat diperoleh dari "kebenaran" tersebut.. Seseorang   yang melakukan pembantahan  atas  suatu  fakta  yang  sudah  jelas,  biasanya  merasa  terancam oleh  fakta  tersebut,  sehingga  lebih  baik  melakukan  penentangan  terhadap fakta itu. Kepentingan dan keuntungan lebih dipertimbangkan daripada fakta.

Para dai ataupun kiai harus mempunyai pedoman dan juga harus mampu membentuk kriteria santrinya yang skeptis dan kritis agar bisa mengalahkan kebohongan yang menyebar dimuka bumi ini terutama di era post-truth ini. Bukan hanya lebih bisa menyaring hal yang baik dan buruk yang ada di sosial media saja tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Saran

Dari penelitian tersebut bisa diketahui bahwa era post-truth ini sangat berpengaruh dikehidupan kita, maka dari itu kita sebagai seorang muslim harus senantiasa mengerti apa yang harus kita percaya dan mana yang harus kita hindari. Lebih tepatnya bisa membedakan yang hak dengan yang batil, tidak menerima informasi langsung secara mentah mentah melainkan dicerna terlebih dahulu. Sebelum mendakwahi orang lain kita harus bisa mendakwahi diri kita sendiri dengan membatasi diri kita dari hal-hal yang merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun