Mohon tunggu...
Dinda Chrstie Ratnasari
Dinda Chrstie Ratnasari Mohon Tunggu... -

Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa | Akuntansi '14 | 2014 017 042

Selanjutnya

Tutup

Money

Siklus Pendapatan; Pengujian Subtansitif Terhadap Saldo Piutang Usaha

9 April 2016   22:08 Diperbarui: 9 April 2016   22:30 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Membuktikan asersi kelengkapan piutang usaha yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa piutang usaha yang dicantumkan di neraca mencakup semua klaim klien kepada debitur pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha dalam tahun yang diaudit.
Mengevaluasi hasil sampling.
Sampling statistik: jumlah kemungkinan perbedaan antara estimasi titik dan salah saji populasi yangsebenarnya disebut presisi statistik, dapat diukur secara formal.

Sampling non statistik: tidak dapat secara formal  mengukur presisi  estimasi  titik dan harus secarasubjektif  mempertimbangkan kemungkinan bahwa salah saji  populasi  yang sebenarnya melebihi jumlah yang ditolelir.

Menentukan ukuran sample.
Model  risiko  audit  (risiko  deteksi  =  risiko  audit/risiko  bawaan  x  risikopengendalian),  setiap  faktor  dalam model  ditambah  materialitas,  akan  mempengaruhiukuran sample yang memadai.

Seleksi unsur populasi.
Sampling terstratifikasi  adalah suatu metode sampling dimana seluruh unsur  dalam populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi, sampling dilakukan untuk masing-masing strata. Tujuan stratifikasi  untuk  memungkinkan  auditor  memberikan  penekanan  lebih  terhadap  unsure populasi tertentu dan kurang terhadap lainnya.

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang usaha di neraca berikut ini:

1.      Piutang usaha harus disajikan di  neraca sebesar  jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.

2.      Kalau perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di negara bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih.

3.      Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca,  harus disajikan rinciannya di neraca.

4.      Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.

5.      Kalau jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dengan piutang usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun