Indonesia adalah negara kepulauan. Memiliki suku, agama, kepercayaan, ras, budaya, dan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya menjadikan Indonesia kaya akan keragamannya. Sebagai negara maritim yang perairannya mengelilingi setiap wilayah di Indonesia, membawa dampak pada akses transportasi dan komunikasi antardaerah yang cukup rumit. Pemerataan fasilitas setiap daerah pun tidak jarang menjadi bahan perbincangan yang menuai pro dan kontra.
Sejak lama negara Indonesia menjadi salah satu negara yang turut terlibat dalam era globalisasi, terbukti dengan majunya teknologi digital yang memudahkan siapa saja untuk memperoleh dan menyebarluaskan informasi. Era digitalisasi ini kemudian memberikan banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.Â
Tentunya setiap dampak yang terjadi akibat dari perilaku masyarakat itu sendiri. Memanfaatkan era digitalisasi dengan mencari atau menyebarkan informasi yang bermanfaat mengenai ilmu pengetahuan untuk masyarakat luas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya  adalah hal yang sangat tepat, namun tidak jarang beberapa oknum memanfaatkan era digitalisasi demi keuntungan pribadi seperti menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian yang tentunya memberikan dampak negatif bagi siapa saja yang memperoleh informasi tersebut tanpa ditelusuri kebenarannya.
Pendidikan merupakan hal penting yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan. Kegiatan belajar-mengajar sangat lekat dengan kata pendidikan. Banyak cara untuk merealisasikan kata pendidikan, bukan saja perihal kegiatan belajar-mengajar yang terjadi antara guru dengan murid, namun juga dapat berupa kegiatan sosial antara orang tua dengan anak atau bahkan individu dengan masyarakat. Tentunya setiap individu memerlukan pendidikan, khususnya bagi para penerus bangsa yang kelak akan membawa arah nasib bangsa Indonesia ini.
Saat ini seluruh negara di dunia termasuk Indonesia sedang diuji dengan pandemi yang tidak kunjung reda. Masa pandemi akibat virus corona menyebabkan pendidikan dan era digitalisasi menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 memberikan dampak yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Masyarakat yang mula-mula melakukan aktivitas secara normal tanpa adanya pembatasan apapun, kini harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang dikenal dengan istilah new normal di mana seluruh kegiatan dilakukan dengan mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus corona. Penggunaan masker dan menjaga jarak aman atau physical distancing sudah tidak asing ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tentu membawa dampak yang cukup besar dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, teknologi, hingga pendidikan.
Tahun 2020 menjadi tahun awal diberlakukannya era new normal. Beragam hal dilakukan dengan tujuan meminimalisasi kondisi terburuk yang akan terjadi karena pandemi. Pada era ini keadaan sosial mulai dibatasi dengan diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), kondisi ekonomi menurun drastis yang mengakibatkan banyak sektor usaha melakukan pemberhentian karyawan secara besar-besaran, teknologi berlomba-lomba mengadakan terobosan baru seperti munculnya beragam aplikasi penunjang belajar jarak jauh, dan dunia pendidikan terus melakukan pembaruan demi memberikan kegiatan belajar-mengajar yang evektif.
Maret 2020 menjadi awal mula dari sistem pembelajaran jarak jauh yang terjadi di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah melalui berbagai aplikasi pendukung pembelajaran jarak jauh. Hal ini membuktikan bahwa majunya teknologi digital memberikan dampak positif dalam kehidupan. Namun keadaan ini menuai banyak pro dan kontra di masyarakat, mulai dari efektivitas metode pembelajaran secara daring, koneksi internet, hingga keterbatasan ekonomi dalam memenuhi fasilitas penunjang pembelajaran jarak jauh.
Bersumber dari Kompasiana yang diperbaharui pada 04/06/2021, 10:35 WIB, bahwa para orang tua murid dan mahasiswa yang tergolong dalam kondisi ekonomi menengah kebawah mengeluhkan besarnya biaya pendidikan yang tetap berjalan dan pilihan antara mencukupi biaya makan atau membeli paket internet. Komisioner Perlindungan Anak (KPAI) Retno Listryarti mengatakan bahwa banyaknya orang tua siswa yang mengadukan kondisi anak mereka yang stres akibat tugas yang berlebih selama pembelajaran di rumah.
Dampak pembelajaran jarak jauh tidak hanya dirasakan oleh para orang tua dan pelajar saja, namun juga dirasakan oleh para guru. Bersumber dari Kompas.com pada 15/09/2020, 09:55 WIB, salah satu guru di SLTP Teladan, Rahmawati mengatakan "Bila tak paham IT, maka jadi kendalanya disitu. Bayangkan secara keseluruhan program pendidikan lewat online, baik memberikan tugas atau paparan pendidikan ke anak-anak, itu yang membuat guru muda maupun tua merasa kesusahan dengan proses online. Apalagi setiap tugas harus dipersiapkan setiap harinya.".
Meskipun Indonesia turut terlibat dalam era globalisasi dan era digitalisasi, namun masih banyak faktor lain yang menjadi penghalang bagi Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan mudah. Negara Indonesia yang hingga kini masih termasuk dalam kelompok negara berkembang dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi Indonesia yang masih labil. Ekonomi Indonesia yang menganut sistem campuran dapat menjadi penyebab masih adanya kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.Â