Mohon tunggu...
Dinda A Putri
Dinda A Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman Orang Tua Tentang Pentingnya Bermain dalam Meningkatkan Perkembangan Sosial pada Anak

5 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 5 Desember 2024   19:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelima unsur tersebut dapat membuat permainan anak menjadi lebih menyenangkan. Ketika anak bermain di lingkungan yang menyenangkan, mereka dapat dengan mudah bereksplorasi secara kreatif. Bermain adalah salah satu cara belajar yang kreatif dan menyenangkan. Saat anak bermain, sifat egoisnya cenderung menurun. Mereka akan sering berbagi dengan teman yang lain. Egois adalah melihat sesuatu hanya dari sudut pandang sendiri dan tidak dapat membedakan dengan sudut pandang orang lain. Pada dasarnya anak sudah memiliki kemampuan sosial seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Keterampilan sosial mulai berkembang sejak anak berada dalam kandungan dan terus berkembang hingga dewasa. Perkembangan sosial tidak hanya dipengaruhi oleh kepribadian anak, tetapi juga oleh lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua sebagai lingkungan pertama anak perlu memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan sosial anak dengan memahami pentingnya bermain yang dapat berdampak pada perkembangan sosial anak. Perkembangan sosial anak usia dini.

Perkembangan sosial pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain keluarga, sekolah, dan masyarakat disekitarnya. Perkembangan sosial berarti kemampuan berperilaku baik dengan teman sebaya, orang tua, dan masyarakat dalam rangka beradaptasi. Saat anak bermain dengan temannya, mereka berbagi ilmu atau pengalaman. Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia Dini pada Anak Usia 3-4 Tahun adalah:

1)     Usia 3: 1) Bereaksi terhadap orang lain. 2) Senang bersosialisasi dengan anak lain. 3)  Mampu mempertahankan keterlibatan dengan anak lain dalam jangka waktu yang sangat singkat 4) Mampu berbagi tanpa perlu persuasi. 5) Menunjukkan sedikit kemampuan untuk menunda kepuasan. 6)  Dapat meniru tindakan orang lain. 7) Mulailah terlibat dalam permainan paralel.

2)     Usia 3-4 tahun : 1) Menjadi lebih sadar diri. 2) Mengembangkan kerendahan hati. 3) Menyadari perbedaan ras dan seksual. 4) Dapat mengambil arahan, mengikuti beberapa aturan. 5) Memiliki perasaan yang kuat terhadap rumah dan keluarga. 6) Menunjukkan perubahan perasaan atau pemahaman dari rasa percaya diri. 7) Bermain paralel artinya mulai memainkan permainan yang memerlukan kerjasama. 8) Memiliki teman khayalan.

3)     Usia 5-6 tahun: 1) Mengekspresikan peran gender secara kaku. 2) Memiliki teman yang baik, meski hanya sebentar. 3) Sering bertengkar tetapi hanya sebentar. 4)  Berbagi dan bergiliran. 5) Berpartisipasilah dalam semua kegiatan sekolah untuk mendapatkan pengalaman. 6) Mengingat setiap guru sangatlah penting. 7) Ingin menjadi orang nomor satu. 8) Menjadi lebih posesif terhadap barang miliknya.

Untuk meningkatkan keterampilan sosial anak-anak kecil, dukungan dari lingkungan sangat penting. Beberapa faktor yang dapat berdampak pada perkembangan sosial anak kecil adalah lingkungan keluarga, keharmonisan dalam keluarga, sikap orang tua, dan harapan orang tua terhadap anak. Faktor-faktor ini dapat berpengaruh pada perkembangan sosial anak. Faktor di luar rumah seperti teman, guru, interaksi dengan orang dewasa, dan rasa aman juga dapat mendukung perkembangan sosial anak.

Ketika anak menerima dukungan dari sekitarnya maka perkembangan sosialnya akan meningkat. Mereka akan dapat mengembangkan keterampilan sosial agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Keterampilan sosial berarti kemampuan dan kesanggupan mengelola emosi dan pikiran melalui komunikasi, kerja sama, berbagi, dan berinteraksi dengan lingkungan sesuai dengan norma yang berlaku. Keterampilan sosial dapat diperoleh melalui interaksi dengan teman sebaya, sehingga anak kecil perlu diberikan kebebasan yang cukup untuk bermain baik di rumah maupun di sekolah. Menurut Jenice J. Beauty, 1998 (dalam Siska, 2011, p. hal, 33) Keterampilan sosial atau perilaku prososial mencakup berbagai perilaku, seperti: a) Empati, yaitu anak menunjukkan perasaannya dengan memperhatikan orang lain dan bisa memahami perasaan orang lain. b) Perilaku anak yang baik hati dan memberi terlihat ketika ia bersedia berbagi sesuatu dengan orang lain. c) Anak bisa mengikuti instruksi dengan sukarela dan bergiliran atau menunggu giliran sebagai bentuk perilaku kerja sama. d) Perilaku saling membantu yang ada dalam diri anak, seperti ketika anak dapat membantu orang lain saat menghadapi kesulitan dan membutuhkan bantuan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan  bahwa bermain dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial anak. Oleh karena itu, orang-orang di sekitar anak seperti orang tua, guru, dan masyarakat sebaiknya memahami pentingnya bermain bagi anak kecil agar dapat memfasilitasi dan membantu perkembangan sosialnya. Bermain penting bagi anak karena membantu perkembangannya dan memungkinkan mereka mempelajari hal-hal baru. Anak-anak belajar dan memperoleh pengetahuan melalui bermain. Perkembangan sosial anak dapat meningkat melalui bermain, karena bermain membantu anak belajar. Mengikuti aturan atau norma, bekerja sama dengan teman sebaya, saling membantu, dan menghargai pendapat orang lain adalah hal yang penting. Oleh karena itu, dalam lingkungan anak khususnya orang tua sebagai lingkungan pertama anak hendaknya dapat memfasilitasi kegiatan bermain anak agar anak dapat memperoleh manfaat dari kegiatan bermain yang dilakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun