2. Â Â Psiklogi Empiris
Empiris berarti pengalaman. Beberapa abad setelah itu, para ahli lebih fokus pada rasio. Descartes menyatakan bahwa ilmu jiwa yang benar hanya dapat diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman dan percobaan. Dipengaruhi oleh aliran rasionalisme, para ahli menyelidiki dan menjelaskan proses-proses jiwa dan gejala-gejala jiwa. Bertentangan dengan aliran rasionalisme, muncullah aliran empirisme, dipelopori oleh Bacon dan John Locke.Â
Menurut para ahli empiris ini, ilmu jiwa tidak bisa didasarkan atau dijelaskan dengan falsafah atau teologi, tetapi harus berdasarkan pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari hasil pengamatan nyata itu diambil suatu kesimpulan.Â
Oleh karena itu, Bacon dianggap sebagai bapak metode induktif. Locke menyatakan bahwa jiwa seperti kertas putih bersih yang bisa dilukis dengan adanya pengalaman. Karena psikologi ini mempelajari gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif, psikologi ini disebut psikologi positif. Untuk mendapatkan data, psikologi empiris kadang-kadang menggunakan percobaan atau eksperimen, sehingga psikologi empiris juga disebut psikologi eksperimen.
3. Â Â Psikologi Behaviorisme
Behavior artinya perilaku. Menurut aliran behaviorisme, psikologi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Aliran ini muncul pada Abad 20, dipelopori oleh Mac Dougal. Behaviorisme tidak ingin menyelidiki kesadaran dan kejadian psikis, karena hal ini bersifat abstrak, tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercaya.
Banyak pakar yang mengelompokkan tema-tema psikologi pendidikan menjadi tiga, yaitu: Tema mengenai "belajar", Tema mengenai "proses belajar" dan Tema mengenai "situasi belajar".Â
Temuan dari Good dan Brophy dalam buku mereka yang berjudul "Educational Psychology, A Realistic Approach" (1977) dalam Purwanto(2004) Mereka menjelaskan tentang ruang lingkup psikologi pendidikan yaitu terkait dengan tugas guru, pengelolaan kelas, menjelaskan masalah belajar, pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan, tentang motivasi, serta prinsip-prinsip evaluasi dan pengukuran.
Psikologi pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena berfungsi sebagai dasar dalam merancang proses belajar yang efektif dan mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Dalam konteks ini, psikologi pendidikan berfokus pada bagaimana individu belajar dan berkembang, serta faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses tersebut.
Salah satu aspek yang dibahas dalam psikologi pendidikan adalah proses belajar. Proses ini mencakup bagaimana informasi diterima, diproses, dan disimpan dalam ingatan seseorang. Berbagai teori psikologi, seperti teori kognitif, konstruktivisme, dan teori behaviorisme, memberikan wawasan tentang bagaimana individu belajar.
 Misalnya, teori kognitif menekankan pentingnya proses mental dalam pemahaman dan pengolahan informasi, sedangkan teori behaviorisme lebih berfokus pada pengaruh stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku. Dengan memahami proses-proses ini, pendidik dapat merancang metode pengajaran yang lebih sesuai dengan cara siswa belajar.