Albert Einstein merupakan salah satu ilmuwan yang memiliki inteligensi tinggi dan sering kita temui individu-individu yang memiliki inteligensi rata-rata, sehingga konsep inteligensi dapat diukur dari setiap individu.Â
Maka, Soreson mendefinisikan bahwa inteligensi adalah kemampuan individu untuk berpikir secara abstrak, belajar menanggapi, dan beradaptasi dengan lingkungan. Sementara menurut David Wechsler (1958), inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan tujuan, berpikir secara logis, dan menghadapi lingkungan dengan efektif.
C. Kaitan antara Kreativitas, Inteligensi, dan Keberbakatan
Seorang yang kreatif dapat lebih fleksibel dibandingkan dengan orang yang memiliki kecerdasan baik. Namun, kecerdasan yang berkembang dengan baik dapat menghasilkan kreativitas. Oleh karena itu, orang yang memiliki kecerdasan tinggi dan kreatif akan menghasilkan individu unggul di bidangnya seperti Sir Isaac Newton, Albert Einstein, BJ Habibie, Sukarno, Buya Hamka, dan lain-lain.
Kreativitas adalah salah satu ciri dari perilaku cerdas karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan kecerdasan tidak selalu menunjukkan bukti yang memuaskan. Meskipun ada pandangan bahwa kreativitas memiliki hubungan yang berbentuk kurva linear dengan kecerdasan, tetapi bukti yang didapat dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu.Â
Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah juga. Namun, semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti oleh tingkat kreativitas yang tinggi. Sampai pada skor IQ tertentu, masih ada korelasi yang cukup berarti. Namun, lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Berkenaan dengan hasil penelitian dari Renzulli, dkk (1981) mengenai bakat dan anak berbakat dapat disimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 3 ciri, yaitu: kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, pengikatan diri (tanggung jawab terhadap tugas).
 Seseorang yang berbakat adalah orang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Masing-masing ciri memiliki peran yang sama-sama penting. Seseorang dapat dikatakan memiliki bakat intelektual, jika ia memiliki kecerdasan tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual yang antara lain mencakup daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah.Â
Namun, kecerdasan yang cukup tinggi tidak menjamin bakat seseorang. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan ide-ide baru yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, juga sama pentingnya.Â
Begitu juga, hal yang sama berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas yang mendorong seseorang untuk rajin dan tekun bekerja meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan, melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan dirinya terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
Adapun yang dimaksud dengan anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dan mampu memberikan hasil yang tinggi. Anak-anak ini memerlukan program pendidikan yang berbeda atau layanan yang tidak tersedia di sekolah biasa agar dapat mengembangkan bakat-bakat mereka secara maksimal, baik untuk pengembangan diri maupun untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan masyarakat dan negara.