Mohon tunggu...
Prasherly Anura Dinda
Prasherly Anura Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Kedokteran Gigi

Konten yang saya bagikan harapannya dapat bermanfaat bagi banyak orang ^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saatnya Ekonomi di Indonesia Bangkit

12 Maret 2023   19:16 Diperbarui: 12 Maret 2023   19:22 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberlangsungan hidup masyarakat di Indonesia secara drastis berubah 180 derajat. Konfirmasi terjadinya pandemi Covid-19 yang sejak 11 Maret oleh World Health Organization (WHO) ini tentu memiliki dampak buruk tak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga menimbulkan economic shock. Hal tersebut tentunya menekan pemerintah untuk menarik rem darurat dengan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meminimalisasi worst case terjadi. Masyarakat yang ada pun tentu juga bersikukuh mempertahankan kondisi ekonomi untuk tetap stabil. Namun, adakah hal potensial yang dimiliki Indonesia untuk memperbaiki kondisi ekonomi untuk nantinya?

Secara universal, Covid-19 juga mengguncang sektor ekonomi seluruh negara. Salah satunya pemaparan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), yaitu terdapat 25 juta orang kehilangan pekerjaannya. Sejatinya, pemenuhan kebutuhan primer dapat terjadi dengan tentunya dengan dukungan finansial yang stabil. Di sisi lain, terdapat penurunan pelanggan transportasi (udara, darat, dan air) dibanding tahun sebelumnya yang meneybabkan pendapatan total dibidang transportasi mengalami penyusutan. Hal seperti ini jika dilihat secara mendetail tentunya akan menimbulkan krisis ekonomi.

Dalam penangannanya, pemanfaatan sektor ekonomi potensial seperti jual beli dengan sistem online melalui e-commerce serta membuka lokasi-lokasi wisata yang memungkinkan dengan tetap menerapkan 5M merupakan salah satu jalan keluarnya. Kedua sektor ekonomi tersebut dinilai dapat menjadi penyokong yang baik dikarenakan dampak positif yang ditimbulkan. Namun, sejak diadakannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM (Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat.

Secara global, salah satu perusahaan ritel yang tumbuh dengan pesat perkembangannya yaitu Amazon.com. Secara umum, Covid-19 menjadikan msyarakat lebih khawatir akan kondisi  kesehatan dengan mengindari transaksi offline serta menaati protokol kesehatan dengan penerapan social and physical distancing. Berdasarkan data, konsumen baru ritel online ini meningkat hingga 51% disertai dengan peningkatan penggunaan e-wallet. Selain hal-hal tersebut, masih terdapat banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan pembiasaan belanja daring tersebut. Kemudahan akses berbelanja secara daring mempermudah transaksi antar provinsi di Indonesia bahkan antardunia. Pemangkasan ongkos juga tentunya terjadi dibanding dengan transaksi konvensional. Di sisi lain, perkembangan teknologi dalam pemasaran juga memancing kreativitas masyarakat Indonesia selain untuk mendapat informasi yang akurat. Komunikasi secara interaktif antar pedagang dan konsumenpun menjadi lebih terbangun sehingga menguntungkan kedua belah pihak dalam transaksi yang ada.

Berdasarkan observasi lapangan, terdapat solusi yang dapat para pelaku usaha lakukan untuk mengoptimalkan penjualan dan pendapatan. Pengimplementasian Unlocking Indonesia's Digital Opportunity menjadi salah satunya. Perekonomian digital tersebut diprediksi mampu meningkatkan perekonomian nasional hingga 150 miliar dolar AS di tahun 2025. Mengenalkan para pelaku bisnis dengan tren pasar, pengalihan komoditi penjualan ke sektor kesehatan, serta meningkatkan jangkauan pemasaran ke luar daerah. Jika hal tersebut dilakukan, pelaku usaha tersebut dapat dengan mudah mengevaluasi efektivitas penjualan.

Sedangkan bagi para konsumen, berbelanja selama masa pandemi tidak seharusnya menjadi hal yang tabu. hal itu disebabkan karena banyaknya keuntungan yang akan didadapat dengan sistem online ini. Tanpa kontak fisik dan penggunaan e-wallet, konsumen akan lebih leluasa dalam proses pembelian. Bahkan, dari pihak ritel pun kerap kali mengadakan potongan harga dan cash back sehingga menguntungkan pembeli.

Dari pemaparan tersebut, kurang elok jika pemerintah tidak turut serta dalam memaksimalkan potensi ekonomi tersebut karena sejatinya pemerintah akan mendapatkan PPN (pajak pertambahan nilai). Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tanggal 31 Maret 2020, pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% akan dikenakan atas barang dan jasa yang dijual melalui platform elektronik asing yang tidak memiliki entitas fisik di Indonesia, termasuk layanan ritel online, media streaming, e-learning, aplikasi dan layanan cloud (Perppu No.1, 2020). Selain itu, pertumbuhan ekonomi nasional terus bertumbuh. Research and Market memaparkan bahwa pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia diprediksi mencapai US$ 21,2 miliar dengan tingkat pertumbuhan CAGR 37,4% untuk mencapai US$ 104 miliar di tahun 2022. Dari total pasar e-commerce tersebut, transaksi business to business (B2B) berkontribusi sebesar 26,4% pada total industri (inet.detik.com, Juli 2020).  

Nyatanya, terdapat sektor lain yang sangat potensial sebagai penguat kondisi ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata di negara kita ternyata mengalami peningkatan dalam rentang tahun 2009-2013. Hal tesebut terdukung pula dengan pernyataan  kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional diperkirakan akan mencapai sekitar 8% dari PDB pada tahun 2019 meningkat dari sekitar 4,2% dari PDB pada tahun 2014 (Sujai, 2016). Akan tetapi, masa pandemi ini agaknya mengubah sedikit-demi seikit konsep serta strategi pemasaran wisata di Indonesia. Anna Gregory (2004) menyebutkan bahwa Promosi Wisata Melalui Publik Relations merupakan pendekatan keseluruhan untuk suatu program yang harus dibentuk.  Harapannya wisatawan akan memiliki opini yang positif, sehingga tertarik untuk melakukan kunjungan wisata. Akan lebih baik apabila SDM pariwisata juga didukung dengan pendidikan formal maupun nonformal.  Mengadakan koordinasi dengan penyedia SDM pariwisata seperti perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di bidang pariwisata dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas tempat wisata sehingga lebih atraktif.

Keberadaan Covid-19 yang masih fluktuatif ini justru membuka ide kratif dan inovatif pada bidang ekonomi yang sempat mengalami keterpurukan. Keberadaan e-commerce, e-wallet, serta pembaharuan dalam pariwisata sangat menguntungkan apabila diikuti dengan keseriusan dalam pengembangannya. Langkah yang tepat tampaknya juga sudah dimulai pihak pemerintah untuk segera menstabilkan kembali kondisi keuangan negara.

DAFTAR PUSTAKA :
Hanifa, Nurul. 2021. PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DI MASA PANDEMI COVID-19. Tersedia dalam : http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/welfare/article/download/2807/1700. [29 Agustus 2021]
Mufida, Saliha; F.G. Cempaka Timur, Surryanto Djoko Waluyo. 2020. Strategi Pemerintah Indonesia dalam Menangani Wabah Covid-19 dari Perspektif Ekonomi. Tersedia dalam : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Independen/article/download/7348/4760. [29 Agustus 2021]
Sutrisno, Edy. 2021. Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Sektor UMKM dan Pariwisata. Tersedia dalam : http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/214/123/. [29 Agustus 2021]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun