Mohon tunggu...
Adin
Adin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pada dunia nyata aku harus terus menulis untuk tetap bersamanya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Optimalisasi Media Baru Dalam Kampanye Paslon Uu Saeful Mikdar Dan Nurul Sumarheni Untuk Meningkatkan Eleketabilitas Di Pilkada Kota Bekasi 2024

2 Januari 2025   18:40 Diperbarui: 2 Januari 2025   18:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adinda Nur Fadillah Dan Saeful Mujab

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi

Abstrak

Pemilihan presiden merupakan elemen krusial dalam sistem demokrasi suatu negara. Pemilihan untuk jabatan kepala daerah dan wakil, seperti Gubernur dan wakilnya serta Bupati/Walikota dan wakilnya, dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat sebagai wujud hak mereka untuk memilih pemimpin di wilayah mereka. Beragam upaya telah dilakukan oleh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota guna meraih suara dari warga. Salah satu metode yang dipakai oleh pasangan calon untuk memengaruhi pilihan masyarakat adalah melalui kampanye. Dengan pendekatan tertentu dalam kampanye, pasangan calon dapat menyampaikan informasi politik untuk memengaruhi pandangan, sikap, dan tindakan masyarakat agar mendukung serta memberikan suara kepada mereka.

Dari sini, upaya untuk meningkatkan daya tarik suara melalui iklan politik atau postingan tentang kegiatan yang menunjukkan interaksi paslon dengan masyarakat bisa membangkitkan rasa keterhubungan dan kepercayaan terhadap pemimpin yang baik dan merakyat. Kota Bekasi juga memanfaatkan media massa untuk membantu menaikkan tingkat pemilihan masing-masing pasangan calon. Meyakinkan pemilih melalui visi, misi, dan program kerja. Kampanye bertujuan untuk memperkenalkan atau meyakinkan pemilih mengenai visi, misi, dan program yang diajukan pasangan calon serta informasi tambahan lainnya. Agar pemilih yakin melalui iklan politik di berbagai saluran media massa, penting untuk menyertakan penawaran visi, misi, program kerja, foto diri, latar belakang pendidikan, karir di politik, dan pengalaman lain yang relevan.

PENDAHULUAN 

Gelombang perubahan sistem digital adalah hal umum yang mendorong setiap kegiatan menggunakan media digital sebagai sarana utama. Transformasi digital menjadi pilar kebijakan industri di beberapa negara. Menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) dengan sebaik-baiknya adalah tujuan utama untuk memperoleh pengetahuan baru dan menciptakan nilai baru dengan menghubungkan "manusia dan mesin" serta menghubungkan dunia "nyata dan dunia maya". Ini merupakan cara efektif dan efisien untuk mengatasi masalah di masyarakat. Membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat. Untuk menciptakan masyarakat seperti itu melalui digitalisasi, diperlukan mengatasi berbagai tantangan ini dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat di berbagai level untuk berbagi visi bersama ke depan. Teknologi juga memberikan berbagai sumber daya interaktif, simulasi, permainan, dan alat evaluasi yang dibuat melibatkan setiap orang dalam aktivitas berpikir kritis dan pemecahan masalah yang nyata. Pemanfaatan media dapat dioptimalkan dengan memahami karakteristik media dan kebutuhan pembelajaran. Sehingga, pendidik perlu berinovasi ketika menghadapi keterbatasan fasilitas atau kendala yang ada.

Media sosial adalah alat komunikasi di zaman demokrasi sekarang ini, peranannya telah diperluas dari hanya sekadar obrolan sehari-hari menjadi juga sebagai sarana komunikasi politik. Baik warga masyarakat maupun politisi memanfaatkan media sosial untuk berbagai keperluan politik. Warga masyarakat sering menggunakan platform ini untuk membahas isu-isu politik dan berinteraksi dengan organisasi masyarakat sipil serta tokoh-tokoh politik. Sementara itu, sebagian besar politisi menggunakan media sosial sebagai alat kampanye untuk menjaga citra publik mereka dan sebagai saluran komunikasi untuk menjalin hubungan dengan jurnalis serta audiens yang mungkin (Howard, Savage, Saviaga, Toxtli, and Monroy-Hernndez, 2016 dalam (Hayat et al., 2021)).

Pada era ini, perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara orang berkomunikasi dalam politik dan melaksanakan kampanye politik. Salah satu kemajuan yang signifikan dalam komunikasi politik adalah kehadiran media sosial. Media sosial memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam kampanye politik. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial untuk kampanye politik telah mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama menjelang Pemilu 2024. Diharapkan bahwa pemilihan umum 2024 akan menjadi ajang persaingan politik yang ketat, di mana para kandidat dan partai politik berlomba-lomba untuk mendapatkan dukungan dari pemilih. Menghadapi tantangan ini, pemanfaatan media sosial sebagai alat kampanye politik bisa sangat menguntungkan. Media sosial mampu menjangkau banyak orang, berinteraksi secara langsung dengan pemilih, serta menyajikan konten kampanye dengan cara yang inovatif dan menarik (Moekahar dkk., 2022 dalam (Fahruji & Fahrudin, 2023)).

Di Indonesia, penduduk mendapat banyak informasi dari media sosial karena Indonesia adalah negara demokrasi. Media sosial mempengaruhi cara masyarakat memahami dan mengikuti informasi politik, terutama tentang pemilihan umum dan peristiwa politik lainnya. Media sosial membantu masyarakat terlibat dalam politik dengan cara memberikan suara, berkomunikasi dengan pejabat, dan ikut dalam protes anti-pemerintah. Di platform online, politisi bersaing untuk menunjukkan kesan positif dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dalam waktu dekat, pemilihan walikota di Bekasi akan dilaksanakan kembali pada tahun 2024. Dalam memilih walikota, elektabilitas adalah tingkat popularitas dan dukungan calon dari pemilih. Elektabilitas mencerminkan kemungkinan calon untuk menang berdasarkan dukungan dari pemilih. Ini adalah survei yang berisi beberapa pertanyaan tentang calon walikota yang dipilih oleh rakyat.

Penting untuk diingat bahwa tingkat elektabilitas bisa berubah-ubah dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tertentu juga bisa memiliki dampak yang lebih besar tergantung pada situasi politik dan sosial yang sedang terjadi. Elektabilitas adalah hal penting karena menunjukkan sejauh mana dukungan yang dimiliki oleh seorang kandidat atau partai politik dari pemilih (Hasibuan et al., 2024)Berikut adalah beberapa alasan mengapa elektabilitas dianggap penting dalam konteks politik:

  • Menentukan Pemenang Pemilihan Umum, Pemilu merupakan momen dimana masyarakat memilih perwakilan seperti presiden, anggota dewan, atau pejabat lokal. Elektabilitas menjadi faktor penting untuk menilai apakah seorang kandidat atau partai memiliki kemungkinan untuk menang di pemilihan umum.
  • Legitimasi dan Mandat, Kemenangan dalam pemilu memberikan hak kepada pemenang untuk menjalankan tugas di posisi publik. Semakin tinggi popularitas seseorang, semakin besar kepercayaan yang didapatkan oleh pejabat tersebut. Mandat yang kuat memfasilitasi pemimpin dalam melaksanakan kebijakan dan menghadapi tantangan dengan lebih efektif.
  • Pengaruh Politik, Calon atau partai yang memiliki elektabilitas tinggi cenderung memiliki kekuatan lebih dalam proses pengambilan keputusan politik. Mereka dapat dengan lebih mudah mendapatkan dukungan politik, meraih mayoritas di parlemen, dan mendorong agenda mereka.
  • Stabilitas Politik, Pemimpin atau partai politik yang mendapatkan dukungan luas cenderung menciptakan kondisi stabilitas politik. Stabilitas ini menjadi elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
  • Legitimitas Kebijakan, Pemimpin yang memiliki elektabilitas tinggi lebih mungkin diakui sebagai sah untuk melaksanakan kebijakan tertentu. Pemilih seringkali lebih mendukung kebijakan yang diusulkan oleh pemimpin atau partai yang memiliki dukungan luas.
  • Investasi dan Kepercayaan, Tingkat elektabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan dari investor, baik lokal maupun internasional. Stabilitas politik yang dihasilkan dari elektabilitas tinggi dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.
  • Partisipasi Pemilih, Elektabilitas yang tinggi dapat mendorong peningkatan partisipasi pemilih dalam proses demokrasi. Pemilih cenderung merasa lebih terdorong untuk ikut serta jika mereka yakin bahwa suara mereka dapat berpengaruh pada hasil pemilihan.

Oleh karena itu, tingkat dukungan tidak hanya mencerminkan seberapa populer seseorang atau partai politik, tetapi juga berdampak kuat pada stabilitas politik, keteguhan, dan efisiensi pemerintahan.

KAJIAN LITERATUR 

Media baru

Pada zaman yang menjadi serba digital saat ini, di mana internet telah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari, platform berbasis internet juga digunakan untuk menyebarkan program-program televisi dan menciptakan hubungan antara acara dan audiens. Setiap stasiun televisi berusaha membangun interaksi melalui media sosial, sehingga strategi penggunaan media baru menjadi metode utama yang diterapkan oleh layanan berita televisi untuk memperebutkan perhatian khalayak di Indonesia.

Pandangan utama McLuhan tentang media sebagai pesan dapat diterapkan pada internet atau pada bentuk tertentu dari world wide web, seperti situs berita online. Selain itu, banyak karya McLuhan membahas dampak psikologis dan kultural dari media baru. Ia berargumen bahwa media baru sering kali memanfaatkan konten dari media lama, termasuk yang ada di internet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa situs berita online sering kali mengulang konten dari koran cetak (Severin; Tankard 2008). McLuhan memiliki pandangan bahwa sejarah manusia dapat dibagi menjadi empat periode: era tribal, era literasi, era cetak, dan era elektronik. Pandangan ini berasal dari sudut pandangnya. Periode terakhir ditandai dengan penemuan telegraf, radio, dan televisi (Pala, 2017 dalam (Saptya Mohamad Permana & Narotama Mahameruaji, 2018)).

Meskipun internet memiliki beberapa kesamaan dengan media lama dalam cara menyampaikan pesan dari satu titik pusat, internet memiliki lebih banyak keunggulan. Penerima pesan dapat dengan cepat beralih dari satu sumber ke sumber lainnya. Perbedaan signifikan lainnya dari media konvensional adalah sifat interaktif internet. Platform ini memungkinkan individu untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Dengan meningkatnya penggunaan internet untuk berkomunikasi, istilah komunikasi web pun muncul. Komunikasi web memindahkan kontrol dari media massa ke audiens dan membalikkan cara komunikasi media lama. Kini, penerima tidak hanya menerima pesan dari berita televisi, tetapi mereka juga dapat memilih alternatif yang beragam melalui jaringan yang mirip dengan jaring laba-laba, yang dapat menghubungkan setiap penerima dan pengirim di seluruh dunia (Vivian, 2015 dalam (Saptya Mohamad Permana & Narotama Mahameruaji, 2018)).

Media baru merupakan serangkaian teknologi modern yang mampu memperluas distribusi informasi kepada publik. McQuail menguraikan bahwa media baru meliputi berbagai macam teknologi seperti kabel, satelit, pengurangan ukuran, penyimpanan data, pencarian informasi, tampilan gambar dengan grafik, serta sistem pengendalian komputer (McQuail, 1987 dalam (Faidlatul Habibah & Irwansyah, 2021)). Perbedaan yang sangat nampak antara media baru dengan media lama yakni adanya desentralisasi, di mana pemilihan informasi tidak bergantung pada komunikator.

Media baru memiliki kapasitas yang sangat baik karena dapat mengirimkan konten melalui kabel dan satelit. Ini membantu menghilangkan kendala dalam komunikasi yang sering terjadi akibat siaran dari pemancar lain. Dalam media baru, komunikasi dapat bersifat timbal balik karena individu dapat menanggapi informasi yang mereka terima untuk bertukar informasi. Ini menunjukkan bahwa media baru tersedia dalam format yang bisa bervariasi, baik dari segi bentuk maupun isi informasinya. McQuail (2011) membagi media baru menjadi empat kategori, yaitu: Komunikasi antarpribadi, Media interaktif untuk bermain, Media pencarian informasi, dan Media partisipasi.

Media komunikasi antarpribadi termasuk alat pendukung penting dalam kehidupan sehari-hari semua orang, seperti ponsel, surel, dan telepon. Media interaktif untuk bermain adalah perangkat yang digunakan untuk memberikan hiburan, seperti komputer, video game, dan internet. Media pencari informasi memanfaatkan portal atau mesin pencari di komputer atau jaringan tanpa kabel. Sementara itu, media untuk partisipasi kolektif menggunakan internet untuk menyebarkan informasi, pendapat, dan pengalaman, sehingga bisa mempengaruhi perasaan serta emosi orang lain.

Media baru juga mencakup platform sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, Podcast, Vodcast, Path, Tiktok, dan lainnya. Media modern juga dapat mencakup komputer, DVD, VCD, pemutar media portabel, smartphone, permainan video, hingga pengalaman realitas virtual. Media sosial merupakan contoh dari media baru yang memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengakses informasi secara luas melalui interaksi, berbagi, berpartisipasi, dan membangun jaringan daring.

Teori media dan kampanye politik

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan media sosial dalam beberapa waktu ini mempunyai dampak signifikan dalam mempengaruhi kebijakan di negara kita. Banyak keputusan kebijakan dipengaruhi oleh suasana serta tren yang berkembang di platform media sosial. Pengaruh besar yang dimiliki media sosial ini sangat menarik untuk diteliti lebih jauh karena kekuatannya dan banyaknya kelompok yang memiliki kepentingan penting dalam ranah media sosial online. Dalam konteks komunikasi massa, media sosial berfungsi sebagai penghubung antara para komunikator politik dan masyarakat luas. Sebagai saluran komunikasi politik, media sosial memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap politik. Hal ini disebabkan karena media sosial dapat membantu membentuk pandangan publik.

Memiliki manajemen opini publik yang baik sangat krusial dalam usaha meraih pengaruh dari masyarakat. Untuk kekuatan politik yang akan berpartisipasi dalam pemilihan umum, seperti pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah, dan pemilihan anggota legislatif, sangat penting untuk memanfaatkan media sosial secara optimal agar mampu menyampaikan informasi politik dengan cara yang efisien dan efektif. Melalui media sosial, pesan-pesan politik dapat disampaikan lebih cepat dan lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas. Mereka juga dapat mengakses informasi kapan saja tanpa terhalang oleh batasan geografis. Media sosial bisa sangat berguna untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dengan orang lain. Ini juga dapat membantu kita menerima tanggapan dan masukan dari banyak orang. Tanggapan dari orang banyak dapat mempererat hubungan antara tokoh politik dan masyarakat. Kini, penggunaan media sosial semakin populer dan berkembang di kalangan masyarakat, termasuk di pelosok pedesaan. Dengan informasi yang disampaikan dengan baik, orang akan lebih mudah memahami pesan politik dari komunikator politik (Qadri, 2020). Akhirnya, dengan menyampaikan pesan politik yang tepat dan efektif, dapat menarik simpati masyarakat agar mereka menerima tujuan dari komunikator politik.

Media sosial merupakan sarana komunikasi yang efektif dan sering digunakan oleh individu, partai politik, serta kandidat selama kampanye politik. Pemanfaatan media sosial dalam kampanye tidak hanya mengubah cara penyampaian pesan politik, tetapi juga memengaruhi perilaku politik, partisipasi dalam politik, serta persepsi masyarakat. Penggunaan media sosial dalam kampanye bisa mendorong peningkatan dalam partisipasi politik. Media sosial menawarkan platform yang mudah digunakan dan interaktif bagi individu untuk terlibat dalam diskusi tentang politik. Selain itu, media sosial memungkinkan para pendukung politik untuk dengan cepat menyebarluaskan informasi dan pesan kampanye. Namun, ada juga pandangan yang berargumen bahwa media sosial dapat menciptakan filter bubble dan echo chamber. Dalam situasi ini, orang hanya terpapar pada perspektif politik tertentu dan kurang diberi kesempatan untuk melihat pandangan yang berbeda.

Selain itu, penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga bisa memengaruhi cara orang melihat isu-isu politik dan calon politik. Media sosial memungkinkan orang untuk berbagi pendapat dan pandangan mereka tentang hal-hal yang mereka pilih, yang bisa memengaruhi pendapat dan sikap masyarakat terhadap isu politik. Meskipun begitu, penyebaran berita palsu melalui media sosial bisa memengaruhi pandangan masyarakat dan menciptakan ketegangan politik. Temuan dalam penelitian (Salman Farid, 2023)adalah sebagai berikut:

  • Dari analisis data: Penggunaan platform jejaring sosial dalam kampanye politik dapat berdampak positif terhadap partisipasi dalam politik. Mereka yang sering menggunakan platform tersebut cenderung lebih aktif dalam diskusi politik, membagikan berita terkait politik, dan berpartisipasi dalam pemilu. Dengan platform ini, individu bisa mengekspresikan pandangan politik, mendukung calon tertentu, serta berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama pada hal-hal politik. Media sosial memungkinkan lebih banyak orang terlibat dalam aktivitas politik dan memberikan kemudahan akses bagi publik secara umum.
  • Pengaruh Media Sosial pada Opini Publik: Penggunaan platform jejaring sosial dalam politik memiliki dampak signifikan terhadap cara pandang masyarakat terhadap topik-topik politik dan calon-calon. Media sosial menjadi alat yang krusial untuk menyampaikan pesan-pesan politik dan dapat secara cepat memengaruhi opini publik. Masyarakat mendapatkan fakta-fakta politik melalui platform ini, seperti berita, unggahan, dan komentar dari pengguna lainnya. Pandangan politik orang-orang dipengaruhi oleh interaksi dengan beragam perspektif yang ada di media sosial.
  • Tantangan Penggunaan Media Sosial: Walaupun media sosial memberikan banyak keuntungan dalam kampanye politik, tantangan tetap ada yang perlu dihadapi. Salah satu isu yang cukup serius adalah penyebaran informasi yang salah atau disinformasi. Di platform ini, informasi yang kurang jelas kebenarannya bisa dengan cepat menyebar dan memengaruhi cara pandang masyarakat. Selain itu, adanya kabut informasi dan ruangan gema di media sosial dapat membatasi akses masyarakat terhadap berbagai sudut pandang. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dan kurangnya pemahaman yang komprehensif.
  • Komunikasi dua arah dan keterlibatan pemilih: Aspek ini merupakan keuntungan dari penggunaan platform sosial dalam kampanye politik. Ini memungkinkan terjadinya dialog antara calon pemimpin dan para pemilih. Media sosial memberikan ruang bagi para calon untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, mendengar umpan balik dari publik, serta menjawab pertanyaan atau kekhawatiran yang diungkapkan oleh pemilih. Hal ini dapat memperkuat ikatan antara calon dan pemilih, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan mendorong keterlibatan politik yang lebih aktif dari masyarakat pemilih.

Elektabilitas

Tingkat partisipasi masyarakat dalam dunia politik yang rendah bisa disebabkan oleh kurangnya popularitas para politisi di kalangan masyarakat. Secara sederhana, elektabilitas berasal dari kata "electability" yang berarti kemampuan untuk dipilih. Elektabilitas adalah ketertarikan seseorang dalam memilih orang lain untuk menduduki jabatan pemerintahan (Sugiono, 2008: 29 dalam (Bangun Siregar et al., 2023)). Elektabilitas adalah seberapa dikenal partai politik atau tokoh politik di mata publik. Elektabilitas penting untuk mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat. Elektabilitas dan popularitas politik saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Ketika seorang kandidat politik memiliki dukungan yang kuat tetapi kurang dikenal oleh masyarakat, maka kemungkinan besar masyarakat tidak akan memilihnya. Popularitas saja tidak menjamin sebuah partai politik layak untuk dipilih dalam pemilihan. Untuk menang dalam kontes politik, partai politik dan aktor politik perlu fokus pada dukungan dan popularitas mereka di masyarakat.

Konsep Elektabilitas. Elektabilitas berasal dari kata elctability (bahasa Inggris), yang berasal dari kata elect (memilih). Ada beberapa bentuk turunan dari kata "elect", seperti elction, electable, elected, electiviness, electability, dan sebagainya. Elektabilitas dalam politik adalah seberapa banyak partai atau kandidat dipilih dalam pemilihan umum. Istilah popularitas dan elektabilitas sering disalahartikan oleh masyarakat, padahal keduanya memiliki makna dan konotasi yang berbeda. Meskipun keduanya memiliki kedekatan dan korelasi yang besar. Elektabilitas adalah seberapa sering seseorang bisa terpilih untuk memimpin sebuah komunitas di suatu daerah. Tingkat elektabilitas ini sangat memengaruhi kesuksesan seorang pemimpin dalam menjalankan pemerintahan. (Indra Gosal, 2015:15 dalam (Manik, 2017))

METODE PENULISAN 

Penelitian ini memilih menggunakan pendekatan studi kasus dan wawancara untuk menyelidiki bagaimana media sosial digunakan dalam kampanye politik menjelang pemilihan walikota Bekasi periode 2024. Pendekatan studi kasus membantu peneliti memahami penggunaan media sosial oleh partai politik dalam konteks kampanye politik secara mendalam dan komprehensif (Hidayat, 2019 dalam (Fahruji & Fahrudin, 2023)) sedangkan pendekatan wawancara membantu penulis guna mendapatakan hal atau fakta yang sebenranya terjadi dilapangan. Adapun metode studi kasus membantu kita memahami fenomena tertentu secara mendalam. Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah berikut untuk mengeksplorasi penggunaan media sosial dalam kampanye politik menuju pemilihan walikota Bekasi 2024, dengan fokus pada akun media sosial partai politik dan politisi yang menjadi tim sukses dalam pemilihan calon walikota paslon 02 (dua) Uu Saeful Mikdar Dan Nurul Sumarheni.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pilpres merupakan elemen vital dalam sebuah negara yang mengadopsi sistem demokrasi. Pemilihan pemimpin daerah dan wakil mereka, seperti Gubernur beserta wakilnya, serta Bupati atau Walikota dengan wakil Bupati atau wakil Walikota, dilakukan secara langsung oleh masyarakat sebagai wujud pelaksanaan hak mereka untuk menentukan pemimpin di wilayah mereka. Oleh karena itu, masyarakat mendapatkan peluang dan kekuasaan untuk secara langsung memilih pemimpin daerah dengan cara yang bebas, tertutup, dan tanpa adanya intervensi.

Pemilihan kepala daerah langsung dianggap sebagai cara rekrutmen politik yang demokratis karena memberikan kesempatan partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin yang dapat menciptakan pemerintahan daerah yang transparan dan bisa dipercaya (Prihatmoko, 2005: 98 dalam(Manik, 2017)). Dalam kasus ini, masya rakat yang akan memilih mendapat perhatian khusus dari calon Walikota dan Wakil Walikota. Hal ini dilakukan karena dalam pemilihan langsung, masyarakat memiliki peran yang penting dalam menentukan pemenang calon Walikota. Oleh karena itu, para kandidat berfokus pada upaya memengaruhi perilaku pemilih untuk memenangkan pemilihan.

Untuk meraih kemenangan dalam pemilihan, setiap calon atau partai politik memerlukan dukungan tambahan. Salah satu aspek yang sangat krusial adalah tingkat keterpilihan, baik untuk partai politik itu sendiri maupun untuk calon yang didukung olehnya. Elektabilitas menjadi faktor yang sangat penting dalam meningkatkan ketenaran partai politik serta nama baik calon gubernur, bupati, atau walikota yang berada di bawah naungan partai tersebut. Apabila popularitas di kalangan masyarakat rendah, maka partai politik atau calon yang didukung dapat mengalami kekalahan dalam pemilihan kepala daerah dan wakilnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota untuk meraih suara dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Salah satu metode yang digunakan oleh pasangan calon walikota untuk memengaruhi cara pandang masyarakat dalam memilih adalah dengan melakukan kampanye. Melalui strategi tertentu dalam kampanye, pasangan calon dapat menyampaikan informasi politik guna memengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan masyarakat agar mendukung dan memilih mereka.

Pasangan Calon (Paslon) untuk posisi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi dengan nomor urut 2, Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni, mengungkapkan bahwa mereka akan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan program serta visi misi mereka dalam Pilkada di Kota Bekasi yang akan berlangsung di bulan November mendatang. Dengan slogan kota Bekasi menuju MADANI "Maju, Berdaya saing dan Ihsan" mengangkat bapak Dr. Saeful Mikdar dan ibu Nurul Sumarheni menuju masyarakat Bekasi kota khususnya untuk mengenal lebih dalam paslon ini. Pada debat publik calon walikota dan wakil walikota Bekasi 2024, bapak Dr. Saeful Mikdar menyampaikan misi nya untuk membangun kota Bekasi yang Madani tersebut sebagai berikut:

  • Mewujudkan sumber daya manusia yang berakhlak, kreatif, dan berdaya saing.
  • Meningkatkan perekonomian daerah melalul sektor manufaktur, Jasa dan perdagangan, serta ekonomi kreatif dan urban farming.
  • Meningkatkan tata kelola pemerintahan melalul sistem pemerintahan berbasis elektronik, budaya, Aparatur Sipil Negara (ASN) berakhlak, serta inovasi penyeleng garaan pemerintahan dan pelayanan publik.
  • Meningkatkan efektifitas regulasi daerah dan kebijakan pemerintal daerah dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan kemudahan berusaha.
  • Mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, toleran, dan Ihsan.
  • Membangun Infrastruktur yang merata.
  • Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan dasar yang berkualitas.
  • Mewujudkan pembangunan kota yang berkelanjutan, nyaman, dan asri.

Menurut penuturan bapak Sholeh selaku tim sukses Uu-Nurul dari partai Golkar mengenai kelebihan paslon 02 "untuk pak Uu sendiri seorang mantan Birokrasi di dinas Pendidikan dan bu Nurul merupakan mantan Komisioner KPUD Kota Bekasi. Jadi mungkin itulah yang menjadi kelebihan pasangan 02 ini. Kalau bicara skill sama mereka berdua ini, Cuma kalo ditanya punya kelebihan mungkin yang itu tadi" tutur pak sholeh, mengenai kelebihan yang menjadi point tambah dalam pasangan cawalkot 02 Bekasi ini. Lalu mengenai kelemahan beliau memaparkan "untuk kelemhan dari paslon 02 mungkin lebih ke belum maksimal dalam melakukan interaksi ditengah masyarakat kota Bekasi, tapi mungkin dari waktu yang tersisa sampai ditahap pemilihan nanti mungkin untuk program program yang kita susun akan kita eksekusi gitu, kita jalankan. Karena kan ini masih belum waktu tenang ya, mungkin akan kita kejar untuk program yang belum dilakukan", tutur pak sholeh dalam wawancara tanggal 7 November 2024.

Selain itu juga beliau memaparkan mengenai peluang dalam mengejar ketertinggalan kampanye dari pak Uu untuk lebih terju ke masyarakat. Karena harapan yang sangat besar jika paslon 02 Uu -- Nurul dapat memenangkan pemilihan ini, selain itu pak sholeh juga menuturkan jika sudah menjadi tradisi bahwa Golkar walaupun tidak menang dalam pemilihan legislatif tetapi tetap dapat ditakdirkan menjadi kepala daerah. Mungkin contoh yang disebutkan yaitu bapak H. muhamad, bapak effendi dan lain-lain. Untuk program unggulan diantaranya yang di paparkan oleh bapak ada mengenai Kesehatan, Pendidikan, Insfrastuktur dan UMKM yang sebenarnya ingin dijadikan perekonomian rakyat yang diharapkan jika kota Bekasi akan semakin Sejahtera kedepannya.  

Menurut pemaparan dari pak sholeh juga, media yang dipakai dalam melakukan kampanye kegiatan paslon ini adalah media konvensinal dan media local. Yang dimana media itu sendiri mencakup beberapa aspek yang dapat di tinjau dari banyak siso dan dapat di nikmati oleh banyak khalayak bebas. Namun untuk kegiatan ini tidak masuk media televisi, untuk media online nya sendiri dimasukan kedalam media sosial karena penggunaan media baru ini dapat mendatangkan elektabilitas bagi paslon 02 itu sendiri.

Tim kampanye UU-Nurul dipimpin oleh Dariyanto dari partai Golkar dan sekretarisnya Ali Sabana. Beberapa tokoh tercatat dalam tim pemenangan, antara lain mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, politisi Golkar Idris Laena, Ketua FKUB H. Abdul Manan adalah Ketua BKMB Bhagasasi H. H. Aan Suhanda. Achmad Zulnaini, Amit Riyadi, Encu Hermana, dan H. Mardani. Menurut analisis penulis dalam postingan Instagram baik bapak Uu dan ibu Nurul dalm peningkatan elektabilitas dapat dilihat dari kegiatabn turun ke masyarakatnya.

Maka dari ini untuk peningkatan Elektabilitas melalui Iklan Politik ataupun melaluin postingan kegiatan yang memperlihakan kegiatan paslon turun ke masyarakat dapat menumbuhkan rasa empati dan rasa percaya akan pemimpin yang baik dan merakyat. Iklan politik yang ditampilkan dapat meningkatkan Elektabilitas pasangan nomor urut 2 (dua) yakni Uu -- Nurul dalam membangun kota Bekasi yang semakin maju dimasa mendatang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat penggunaan internet yang sangat tinggi. Masyarakat menunjukkan bahwa informasi yang mereka terima lewat media sosial dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan, bahkan dapat mengubah pilihan yang sudah ada.

Media sosial adalah platform yang paling sering digunakan oleh orang banyak. Oleh sebab itu, media sosial memiliki pengaruh pada arena politik, karena para penggunanya juga termasuk pemilih dalam proses politik. Media sosial memiliki kemampuan untuk meningkatkan keterlibatan politik masyarakat karena memudahkan pengguna dalam mendapatkan dan menyebarkan informasi dengan cepat. Fungsi media sosial dalam kampanye pemilihan kepala daerah juga membawa tantangan dan isu yang signifikan. Salah satu isu tersebut adalah penyebaran informasi yang salah atau berita palsu yang dapat dengan mudah tersebar di media sosial dan memengaruhi pandangan pemilih.

Pada sebuah seminar akademik, seorang praktisi di bidang politik dan media, yaitu Wakil Dekan III FISIP UMJ Dr. Fal. Harmonis, M.Si., membuka sesi diskusi dengan menyatakan bahwa media memiliki kekuatan dalam membentuk pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap politik. Ia mengacu pada teori efek kultivasi untuk menjelaskan pengaruh yang diberikan oleh media. Teori ini menunjukkan bahwa konsumsi media dapat memengaruhi pola pikir dan hubungan sosial seseorang. Oleh karena itu, media sosial juga berpotensi memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan. Di era digital sekarang, pemanfaatan media sosial dalam strategi kampanye dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau para pemilih. Ini dapat digunakan untuk meyakinkan para pemilih yang belum menentukan pilihan mereka. "Ketika berinteraksi melalui media sosial, kita tidak bisa bersikap netral; selalu ada kecenderungan tertentu. Untuk itu, kita harus menggunakan media ini dengan bijak," ungkap Harmonis. Sammy, yang merupakan Kepala Divisi Media Sosial Republika, menguraikan bagaimana media sosial memberikan pengaruh pada pemilihan umum. Ia mengaitkannya dengan contoh dari Filipina, di mana kemunculan media baru terbukti memengaruhi keberhasilan Bongbong Marcos. (Fazri Maulana, 2024).

Menurut penelitian yang dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan iklan politik di media massa dapat mempengaruhi tingkat elektabilitas pasangan calon nomor urut 2, yaitu bang Uu atau nama lengkapnya adalah Uu Saeful Mikdar dan Bu Nurul Sumarheni semakin populer karena dukungan masyarakat yang terus meningkat. Iklan politiknya yang dibuat juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan pemilih melalui berbagai media massa. Kemudian, penelitian oleh peneliti dengan informan menunjukkan bahwa iklan politik di berbagai media memiliki korelasi kuat dengan peningkatan elektabilitas dan popularitas pasangan calon walikota Kota Bekasi. Media massa berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan iklan politik kepada masyarakat pemilih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber, pasangan calon diharuskan memanfaatkan media massa untuk mengenalkan diri kepada pemilih, karena media tersebut merupakan saluran komunikasi dengan publik. Berbagai media yang digunakan untuk mempromosikan pasangan calon meliputi media cetak, elektronik, online, media sosial, serta spanduk dan baliho.

Selain itu, penyelenggara juga menyediakan pedoman sesuai dengan No. 12 Tahun 2016 mengenai kampanye. Kota Bekasi pun memanfaatkan media massa untuk mendongkrak tingkat keterpilihan dari masing-masing pasangan calon yang ada. Meyakinkan Pemilih Melalui Visi Misi dan Program Kerja. Kampanye merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperkenalkan atau meyakinkan pemilih melalui visi, misi, program kerja dari pasangan calon serta informasi lainnya. Agar pemilih merasa yakin melalui iklan politik di berbagai media massa, diperlukan penawaran terkait visi, misi, program kerja, foto diri, riwayat pendidikan, karier dalam politik, dan pengalaman lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber yang menyebutkan bahwa untuk meyakinkan pemilih, pasangan calon dan tim pemenangan selalu menjelaskan visi misi, program kerja, latar belakang, dan pengalaman di bidang politik, dan hal-hal sejenisnya.

Pilihan untuk menggunakan media sosial untuk melakukan kegiatan kampanye menjadi langkah strategis untuk melakukan promosi, mengingat waktu kampanye yang ada sangat terbatas. Kampanye sendiri telah dijadwalkan mulai dari tanggal 25 September hingga 24 November 2024. Di samping itu, mereka juga akan mengenalkan para Paslon yang akan maju dalam pemilihan dengan memanfaatkan banner dan spanduk. Menurut salah satu pendukung dalam media berita internet mengatakan "Selain media sosial, kami juga sedang berupaya menjalin kerja sama dengan radio dan media massa. Kami juga mengevaluasi penggunaan media televisi, untuk memastikan apakah itu diizinkan atau tidak. Pastinya, kami akan meminta izin kepada KPU untuk memastikan tidak ada aturan yang dilanggar," ucapnya saat di wawancara oleh media penulisan Bekasi 9 (Denny Arya, 2024).  Dengan waktu kampanye yang terbatas, terhitung tinggal 54 hari lagi, tantangan ini menjadi penting untuk meningkatkan visibilitas Paslon Uu-Nurul di kalangan masyarakat.

Hasil wawancara dengan Informan menunjukkan bahwa masyarakat di Kota Bekasi sangat memperhatikan visi misi, program kerja, dan pesan pendidikan politik. Masyarakat Kota Bekasi memiliki tingkat melek politik yang lebih tinggi daripada daerah lainnya. Selain memberikan tanggapan yang positif terhadap iklan politik yang disiarkan melalui berbagai media massa. Iklan tersebut memuat informasi mengenai visi misi, program kerja, dukungan partai politik, pendidikan, latar belakang, dan lain sebagainya. Hal ini terlihat dari minat masyarakat terhadap calon pasangan yang mengiklankan diri di berbagai media massa.

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam kasus ini, masyarakat yang akan memilih mendapat perhatian khusus dari calon Walikota dan Wakil Walikota. Satu hal yang sangat penting adalah tingkat keterpilihan, baik keterpilihan partai politik maupun calon yang didukung oleh partai politik. Elektabilitas adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan popularitas partai politik serta popularitas calon gubernur, bupati, atau walikota yang didukung oleh partai politik. Jika tingkat popularitas rendah di masyarakat, partai politik atau calon yang didukung oleh partai politik akan kalah dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Salah satu cara yang digunakan oleh pasangan calon walikota untuk memengaruhi cara masyarakat memilih adalah dengan melakukan kampanye. Adapun elektabilitas caleg bisa dilihat dari faktor-faktor yang menunjukkan seberapa populer dan didukung oleh masyarakat. Berikut ini adalah beberapa indikator elektabilitas calon legislatif Meningkatkan tata kelola pemerintahan melalul sistem pemerintahan berbasis elektronik, budaya, Aparatur Sipil Negara Mewujudkan pembangunan kota yang berkelanjutan, nyaman, dan asri.

Maka dari ini untuk peningkatan Elektabilitas melalui Iklan Politik ataupun melaluin postingan kegiatan yang memperlihakan kegiatan paslon turun ke masyarakat dapat menumbuhkan raasa empati dan rasa percaya akan pemimpin yang baik dan merakyat. Menurut penelitian yang dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan iklan politik di media massa dapat mempengaruhi tingkat elektabilitas pasangan calon nomor urut 2, yaitu bang Uu atau nama lengkapnya adalah Uu Saeful Mikdar dan Bu Nurul Sumarheni semakin populer karena dukungan masyarakat yang terus meningkat. Iklan politiknya yang dibuat juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan pemilih melalui berbagai media massa.

Media yang digunakan untuk mengiklankan pasangan tersebut termasuk media cetak, elektronik, online, media sosial, serta spanduk dan baliho. Masyarakat Kota Bekasi memiliki tingkat melek politik yang lebih tinggi daripada daerah lainnya. Selain memberikan tanggapan yang positif terhadap iklan politik yang disiarkan melalui berbagai media massa. Hal ini terlihat dari minat masyarakat terhadap calon pasangan yang mengiklankan diri di berbagai media massa. 

DAFTAR PUSTAKA

Arya, Denny., Pasion Uu-Nurul Andalkan Media Sosial untuk Gaet Simpatik Masyarakat di Pilkada Kota Bekasi. Rakyat Bekasi. Diakses 24 Desember 2024 dari https://rakyatbekasi.com/paslon-uu-nurul-andalkan-media-sosial-untuk-gaet-simpatik-masyarakat-di-pilkada-kota-bekasi/

Bangun Siregar, A., Ginting, R., Ilmu Sosial, J., & Dan Humaniora, P. (2023). Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera Dalam Meningkatkan Elektabilitas Pada Pilkada 2020 Di Kota Medan. Journal Ilmiah Muqoddimah, 07. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/muqoddimah

Fahruji, D., & Fahrudin, A. (2023). Pemanfaatan Media Sosial dalam Kampanye Politik Menjelang Pemilu 2024: Studi Kasus tentang Akun Media Sosial Partai Politik dan Politisi. In Jurnal Ilmu Komunikasi Andalan) | (Vol. 6, Issue 2). https://ejournal.unma.ac.id/index.php/jika/

Faidlatul Habibah, A., & Irwansyah, I. (2021). Era Masyarakat Informasi sebagai Dampak Media Baru. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(2), 350--363. https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i2.255

Hasibuan, N. E.-K., Sidabalok, U. F., Afandi, R., & Manurung, M. (2024). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP ELEKTABILITAS BAKAL CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. Jurnal Terapung: Ilmu - Ilmu Sosial, 6(1), 14. https://doi.org/10.31602/jt.v6i1.13323

Hayat, M. A., Jayadiningrat, S., Wibisono, G., Muhammad, D., Iyansyah, I., Syech, U., Arsyad, M., & Banjarmasin, A. (2021). PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI POLITIK. In Jurnal Indonesia Sosial Teknologi (Vol. 2, Issue 1).

Manik, S. (2017). Peningkatan Elektabilitas Calon Walikota Melalui Iklan Politik (Suatu kasus Penggunaan dan Pendanaan Iklan Politik Oleh Calon Walikota Banda Aceh 2017). In Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah (Vol. 2, Issue 2). www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Maulana, Fazri., Media Sosial Pengaruhi Pemenang dalam Pemilu. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Diakses 24 Desember 2024 dari https://umj.ac.id/kabar-kampus/2024/01/media-sosial-pengaruhi-pemenangan-dalam-pemilu/?utm_source=chatgpt.com

Salman Farid, A. (2023). Penggunaan Media Sosial Dalam Kampanye Politik Dan Dampaknya Terhadap Partisipasi Politik Dan Persepsi Publik (Vol. 4, Issue 1).

Saptya Mohamad Permana, R., & Narotama Mahameruaji, Jimi. (2018). Strategi Pemanfaatan Media Baru Net. Tv Utilization Of New Media Strategy Of Net.Tv. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun