Mohon tunggu...
Dindaaa Bungaa
Dindaaa Bungaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia

12 Agustus 2024   10:43 Diperbarui: 12 Agustus 2024   11:29 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan bagian paling fundamental dalam pembangunan bangsa. Pendidikan akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cemerlang. Namun di Indonesia, masalah putus sekolah adalah problem serius dan masih menjadi isu yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Jumlah angka anak putus sekolah yang kian meningkat membuktikan bahwa masalah ini belum sepenuhnya terselesaikan. Hal ini tidak hanya menghambat pada perkembangan individu anak, tetapi juga berdampak negatif kepada masyarakat dan bangsa. Di dalam tulisan ini, saya akan membahas penyebab tingginya angka putus sekolah di Indonesia.

            Salah satu faktor utama masalah ini adalah ekonomi. Keluarga yang memiliki masalah kesulitan finansial biasanya akan mengorbankan pendidikan anak demi terpenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan kondisi ini memaksa anak-anak untuk bekerja membantu orang tua daripada melanjutkan sekolah. Meskipun pemerintah telah menyediakan program bantuan, tetapi keluarga dengan penghasilan rendah akan tetap merasa terbebani karena masih ada biaya pendidikan lain, seperti biaya buku, seragam, atau alat sekolah lainnya yang tidak dicover oleh pemerintah. Penyebab lain adalah sosial dan budaya. Di beberapa wilayah khususnya pedesaan, pendidikan belum menjadi prioritas utama mereka. Banyak sekali anak perempuan yang terpaksa berhenti untuk membantu pekerjaan di rumah atau menikah. Di kalangan masyarakat yang memandang bahwa pendidikan tidak penting, anak-anak perempuan itu akan mendapat stigma yang buruk. Mereka berpendapat bahwa menempuh pendidikan yang tinggi tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga.

            Kualitas, akses, dan lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi kenaikkan angkat pada kasus ini. Kualitas pendidikan yang rendah juga akses menuju sekolah yang terbatas menjadi salah satu penyebab anak-anak putus sekolah. Sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil kekurangan dalam segi fasilitas juga tenaga pengajar, hal ini membuat mereka tidak mendapat pendidikan yang layak dan pada akhirnya anak-anak tidak termotivasi untuk bersekolah. Akses yang ditempuh anak-anak daerah terpencil ini terbilang sulit dan terbatas. Jarak yang jauh antara sekolah rumah juga rusaknya jalan dan jembatan seringkali menjadi penghalang bagi anak-anak untuk terus bersekolah. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif juga mempengaruhi naiknya angka putus sekolah. Kasus-kasus kenakalan anak-anak seperti bullying, kekerasan, dan diskriminasi sering terjadi di sekolah yang tidak memiliki pengawasan ketat. Kasus di atas akan membuat anak merasa tidak aman dan memutuskan berhenti sekolah.

            Semakin banyaknya anak-anak putus sekolah akan berdampak besar terhadap individu, masyarakat, bahkan negara. Mereka yang tidak memiliki jejak pendidikan yang baik akan mendapatkan peluang pekerja yang lebih sedikit di masa depan. Pada zaman sekarang, syarat-syarat untuk masuk pada dunia kerja sudah sangat ketat terutama dalam aspek pendidikan. Anak-anak yang tertinggal dalam hal ini mungkin akan terjebak di pekerjaan lepas dengan bayaran yang tidak sepadan. Selain itu, putus sekolah akan berdampak pada perkembangan mental dan emosi yang baik. Anak-anak ini kehilangan kesempatan untuk berkembang secara intelektual dan sosial, hal ini akan mempengaruhi tingkat percaya diri dan kemampuan beradaptasi. Bahkan mereka akan kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan dengan baik.

            Dampak putus sekolah ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga masyarakat. Masyarakat yang berisikan individu dengan pendidikan yang rendah cenderung mengalami berbagai masalah sosial. Masalah-masalah sosial itu biasanya adalah kemiskinan, kriminalitas, dan ketidakstabilan sosial. Kurangnya tenaga kerja yang terampil akibat pendidikan yang tak terpenuhi dapat menghambat perkembangan ekonomi juga pembangunan daerah. Dampak masalah ini dapat mempengaruhi perkembangan negara. Tingginya angka putus sekolah akan menciptakan tantangan yang besar bagi negara dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak sekali dampak negatif lain yang akan lahir dari isu pendidikan satu ini. Oleh karena itu, banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi hal ini, salah satunya adalah peningkatan program bantuan pendidikan. Namun selain itu, peran orang tua juga masyarakat sangat diperlukan. Mereka harus sadar bahwa pendidikan adalah prioritas utama dalam perkembangan intektual, sosial, bahkan ekonomi. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak, diharapkan persentasi dari isu ini menurun dan generasi muda Indonesia dapat mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun