Oleh: Adristi Pirna Julia, Dinda Putri Maharani, Raffa Prahara Wardhani, Shafira Shafa Salsabila.
Mahasiswa Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera
Anda mungkin pernah mendengar tentang metabolisme dalam kehidupan sehari-hari, namun tahukah anda tahu apa itu metabolisme, fungsi dan tujuannya, dan bagaimana proses metabolisme dalam tubuh?
Metabolisme diambil dari Bahasa Yunani yaitu metabolismos yang memiliki arti perubahan. Sesuai dengan namanya, metabolisme ialah suatu proses yang berperan dalam mengubah makanan dan minuman yang kita konsumsi menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk dapat melakukan aktivitas kita sehari-hari mulai dari bergerak, berpikir, bernapas, mencerna makanan, dan juga mengalirkan darah.
Sedangkan nutrisi ialah elemen yang diperlukan oleh tubuh untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi dapat diperoleh dari berbagai nutrisi, seperti lemak, protein, air, mineral dan karbohidrat.
Setelah kita tahu pengertian dari metabolisme, maka perlu diketahui pula apa tujuan dari metabolisme didalam tubuh. Dimana tujuan metabolisme didalam tubuh secara umum yaitu untuk mempertahankan aktivitas yang terjadi dalam suatu makhluk hidup. Terdapat tiga tujuan dalam proses metabolisme, yaitu:
Merubah makanan menjadi asam nukleat, lipid, bahan penyusun protein, beberapa jenis karbohidrat.
Mengubah makanan menjadi energi.
Membuang limbah zat kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme di dalam tubuh.
Metabolisme ini bekerja melalui 2 proses yang terlaksana secara bersamaan, yaitu anabolisme dan katabolisme. Tahukah Anda apa itu anabolisme dan katabolisme?
Anabolisme adalah proses penggunaan energi yang digunakan untuk membentuk, memperbaharui, dan memperbaiki sel-sel tubuh. Energi yang digunakan dalam proses anabolisme ini berasal dari proses katabolisme, sehingga dapat dikatakan anabolisme akan menghabiskan energi. Katabolisme adalah proses pemecahan dan pengolahan nutrisi untuk digunakan tubuh sebagai energi, energi dari katabolisme dapat digunakan dalam berbagai fungsi tubuh. Proses katabolisme ini terjadi pada saat tubuh mencerna makanan. Katabolisme ini dapat dikatakan sebagai penyedia bahan bakar untuk proses anabolisme.
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat melibatkan reaksi pemecahan atau yang bisa disebut katabolisme maupun reaksi pembentukan karbohidrat nya atau disebut anabolisme, serta perubahan bentuk karbohidrat dalam tubuh. Saat makanan tercerna dalam tubuh kemudian karbohidrat melalui proses hidrolisis, yaitu proses pemecahan bersamaan dengan air. Makanan yang dipecah di dalam mulut akan bercampur dengan saliva atau air liur. Setelah makanan ditelan dan masuk ke lambung, kemudian makanan akan bercampur dengan sisa-sisa zat yang dikeluarkan dari lambung.Â
Makanan masuk ke usus halus dan bercampur dengan getah pankreas. Hasil akhir dari metabolisme ini yaitu senyawa gula berupa glukosa, manosa, monosakarida, dan fruktosa. Senyawa ini lalu diserap melewati dinding usus dan dibawa ke hati bersama darah.Â
Metabolisme Lemak
Salah satu proses metabolisme pada makhluk hidup yaitu metabolisme lemak, tahukah anda apa itu metabolisme lemak? Metabolisme lemak ialah proses dimana asam lemak dicerna lalu dipecah untuk menghasilkan energi atau untuk menyimpan cadangan energi dalam tubuh. Saat makanan masuk ke dalam usus, usus akan berkontraksi yang mengakibatkan keluarnya hormon kolesistokinin. Hormon kolesistokinin ini akan merangsang kantong empedu sehingga  menghasilkan cairan empedu, cairan empedu mengandung garam yang berfungsi untuk mengemulsi lemak menjadi butiran lemak berukuran lebih kecil.Â
Lemak yang memiliki ukuran kecil akan memudahkan proses hidrolisis lemak oleh lipase yang diproduksi pankreas. Sebagian besar proses metabolisme terjadi dalam usus, tetapi dapat juga terjadi pada hati, sel-sel lemak, dan sel-sel otot yang akan digunakan sebagai energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Metabolisme Protein
Metabolisme protein adalah proses yang melibatkan mengubah protein (anabolisme) menjadi asam amino dan pemecahan asam amino (katabolisme) menjadi protein.
Asam amino disintesis kembali menjadi protein setelah menyebar melalui darah dan jaringan tubuh. Asam amino melepaskan gugus amino dalam metabolisme dan kemudian mengubah kerangka karbon dalam molekul asam amino, yang terjadi pada deaminasi dan transfer oksidatif. Deaminasi oksidatif menggunakan dehidrogenase sebagai katalis sedangkan transduksi adalah proses pemecahan asam amino di mana gugus amino dari satu asam amino ditransfer ke asam amino lain.
Dan kemudian selanjutnya ialah perubahan nitrat menjadi nitrogen seluler dalam proses reduksi nitrat asmilitatif, dimana dalam proses multi-langkah nitrat direduksi menjadi nitrit dan amonia dan akhirnya menjadi nitrogen organik.Â
Tahukah anda apa itu nutrasetikal?
Penggunaan produk nutrasetikal sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui apa itu nutrasetikal. Maka sebelum kita bahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bioavaibilitas nutrasetikal, mari kita jelaskan sedikit apa itu nutrasetikal?Â
Nutrasetikal merupakan produk makanan atau minuman yang mempunyai efek terapi untuk kesehatan tubuh yang berasal dari bahan alam salah satunya adalah tumbuhan. Tumbuhan  mempunyai berbagai kandungan dengan peran dan fungsi yang berbeda. Nutrasetikal adalah makanan atau bagian dari makanan yang mempunyai khasiat atau manfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit, atau untuk mengobati suatu penyakit. Nutrasetikal direpresentasikan sebagai makanan maupun minuman konvensional atau dalam bentuk.
Dalam penggunaan produk nutrasetikal, perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas dari suatu produk nutrasetikal. Faktor-faktor ini dapat berasal dari eksternal maupun internal. Agar kita semakin paham apa yang dimaksud dengan faktor-faktor internal ataupun eksternal, maka dibawah ini akan kita bahas satu persatu.
1. Faktor Eksternal
a. Sifat FisikokimiaÂ
Sifat fisikokimia ialah salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi bioavailabilitas suatu produk nutrasetikal. Sifat fisikokimia yang berpengaruh seperti keadaan fisik, kelarutan, lipofilisitas. Kelarutan dan ukuran molekul dapat mempengaruhi kecepatan absorbsi.
b. Matriks makananÂ
Efek dari matriks makanan ialah dapat mengubah senyawa bioaktif yang dapat mengubah bioaktif, bioaksesibilitas, dan bioavailabilitas nutrisi, dan memainkan peran penting dalam merancang makanan fungsional. Terdapat 3 kelas makanan yang dapat meningkatkan bioavailabilitas oral nutraceuticals: makanan medis, makanan fungsional,dan makanan eksipien. Bahan tambahan makanan ketika dicerna bersama produk nutrasetikal akan meningkatkan bioavaibilitas nutrasetikal.
c. Pengolahan dan penyimpanan makanan
Dampak dari pengolahan makanan terhadap bioavailabilitas nutrasetikal bergantung pada jenis, komposisi matriks dan struktur makanan serta bergantung pada teknik pengolahannya. Sebagai contoh nya ialah saat pengolahan kita memotong makanan (seperti sayuran,buah-buahan, dan kacang-kacangan), hal tersebut dapat meningkatkan bioavailabilitas nutrasetikal melalui pemecahan dinding sel kloroplas sehingga membuat makanan lebih mudah untuk dicerna.Â
2. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi bioavailabilitas nutrasetikal mengacu pada :
a. pH, komposisi kimia dari cairan dari komponen gastrointestinal (saluran cerna) lainnya. Selain itu, enzim juga dapat mempengaruhi, dimana makanan yang dicerna akan melalui fase pencernaan yang dapat mempengaruhi bahkan mungkin dapat berinteraksi dengan pelepasan dari produk nutrasetikal.
b. Usia, keadaan fisiologis, dan genetik juga dapat mempengaruhi mekanisme yang terlibat dalam pencernaan di saluran gastrointestinal.
c. Diet, mikroflora usus, gangguan pada saluran cerna tertentu, adanya penyakit kronis tertentu pada organ hati atau ginjal juga dapat mempengaruhi bioavailabilitas nutrasetikal.
d. Faktor penderitaÂ
Jumlah zat yang diserap dapat menjadi pengaruh penderita karena adanya motilitas dan gangguan pada saluran pencernaan.
e. Interaksi dalam absorbsi di saluran cerna
Bioavailabilitas nutraceuticals dipengaruhi oleh struktur molekul dan reaktivitas kimia, contohnya pada sereal yang penyerapannya lebih tinggi apabila dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H