Masa usia dini pada anak merupakan periode perkembangan yang kritis. Pada masa ini, anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang pesat, serta membentuk dasar-dasar keterampilan sosial dan emosional. Stimulasi positif dan perhatian yang tepat selama masa ini dapat berpengaruh besar pada perkembangan anak hingga masa selanjutnya. Pada anak usia dini anak-anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dan energi mereka untuk bermain. Oleh karena itu pada anak usia dini belajar cenderung di lakukan sambil bermaian. Menurut Gross fungsi pentin dari permainan adalah berhubungan langsung dengan kemampuan pemecahan masalah, memberi individu dengan keterampilan  khusus untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi timbulakan dalam situasi kehidupan  lain.
Belajar bagi seorang anak memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan orang dewasa. Di antaranya yaitu bermain sambil belajar, belajar alamiah, dan membangun sendiri pengetahuannya. Bermain di anggap sebagai orientasi yang memberi individu kemampuan untuk menerapkan sebagain besar dari dirinya dimana pengalaman main-main dengan objek dan prosedur untuk masalah kehidupan nyata yabg tidak muncul dalam situasi permainan asli. Hal ini sesuai dengan  pandangan para ahli Kontruktivisme mengenai belajar belajar pada anak yang memunculkan kemampuan untuk membangun pengetahuan dengan bermain melalui eksplorasi yang dilakukan terhadap objek yang ditemui dan interaksi yang dilakukannya.
Pada masa usia dini, Anak-anak memiliki pandangan terhadap segala sesuatu sebagai suatu hal yang utuhutuh, yang berwujud, konkeret, dan langsung di rasakan dan di alami olehny. Dengan demikian cara belajar anak memiliki beberapa karakter khusus yang dapat diidentifikasi, sebagai berikut:
- Belajar melalui gerakan reflek dan aktifitas tubuhnya.
- Belajar memerankan perasaan dan hati nuraninya.
- Belajar sambil bermain.
- Belajar melalui interaksi, komunikasi, dan sosialisasi.
- Belajar dari lingkungan
- Belajar memenuhi hastrat dan kebutuhan
Setiap pembelajaran pada anak usia dini harus memberikan kesempatan pada anak berhubungan dengan cara dan kebiasaan anak usia dini. Proses pembelajaran yang akan dilakukan harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Melalui dari yang konkret dan sederhana, pembelajaran anak usia dii harus di sesuaikan dengan masa perkembangan di mana masa usia dini belum mampu menerima dan memahami sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga cara mejelaskan dan memahami haruslah nyata dan sederhana
- Untuk mendapatkan pengalaman baru dan pengetahuan, tetapi tetap menghubungkannya dengan apa yang anak-anak sudah tahu. Pengenalan dan Pengakuan: Memahami peran anak sangat penting untuk mendorong mereka untuk berinisiatif dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
- Menantang, Aktivitas pembelajaran harus menantang anak untuk memahami apa yang mereka alami dan mengembangkan pemahaman mereka. Jika anak dapat menyelesaikan tantangan pertama, mereka dapat diberi tantangan yang lebih menantang lagi untuk mencegah pembelajaran menjadi membosankan.
- Bermain dan permainan, Belajar melalui bermain dan permainan dapat memberi anak kesempatan untuk bereksperimen, berimprovisasi, menciptakan, mengekspresikan perasaan, dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Bermain juga dapat membantu mereka lebih mengenal diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.
- Alam sebagai sumber belajar, Alam memberikan sumber belajar yang tak terbatas bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan baru. Hampir sembilan puluh persen pekerjaan Rabbindranath Tagore dilakukan dengan berinteraksi dengan alam, menurut model pembelajarannya. Anak-anak yang diajarkan dapat membangun ikatan emosional dengan teman-temannya, menikmati belajar, menjalin hubungan, dan berdampak pada ingatan dan ingatan yang cukup lama tentang materi yang dipelajari.
- Sensori, Semua pengetahuan yang diperoleh anak-anak dari lingkungannya, yaitu melalui sensasinya. Baik itu pendengaran, penciuman, rasa, atau penglihatan. Bagaimana perkembangan sensorinya akan berkembang dengan baik, yaitu dengan memberi anak-anak stimulus yang ideal.
- Fokus pada proses, Yang paling penting di sini adalah bagaimana anak-anak berproses dalam belajar, bersosialisasi, dan berpikir. Suatu produk atau hasil dapat dievaluasi untuk meningkatkan.
Sebuah strategi khusus untuk pembelajaran anak usia dini, dengan proses yang berbeda dari jenjang pendidikan lainnya, perlu dipilih karena guru memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal dan lingkungan belajar yang ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H