Mohon tunggu...
Dinda fifi kurnia
Dinda fifi kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 20107030028

Hai Salam kenal ! Aku Dinda mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kualitas Menurun, Program TV Tak Lagi Jadi Prioritas

30 Juni 2021   20:04 Diperbarui: 30 Juni 2021   20:34 5227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/4QSJKIy

Menonton tv ketika bersantai bersama sanak keluarga memang mengasyikkan, apalagi jika program yang ditawarkan menarik untuk ditonton. Namun, kegiatan tersebut kini sedikit demi sedikit berkurang karena saat ini tak sedikit orang telah sibuk dengan handphone mereka. Menjadikan tv sebagai sarana hiburan saat ini memang terbilang susah, ditambah dengan memburuknya kualitas program yang ditawarkan oleh stasiun tv sekarang.

Saat ini program siaran televisi cenderung menampilkan sinetron dan program gosip. Program yang berisi pendidikan sangat minim jika dibandingkan dengan program siaran hiburan. Saat ini televisi terlalu banyak menyuguhkan gosip dan pemberitaan yang sedang viral dikalangan masyarakat. Sedangkan, seseorang yang viral dimedia massa belum tentu viral karena bakat. Bahkan kebanyakan dari mereka viral karena nyinyir dan melakukan sesuatu yang tidak mendidik.

Beberapa channel televisi masih menyuguhkan beberapa program hiburan yang kurang mendidik. Maka dari itu, tak sedikit program televisi yang dilarang tayang oleh KPI. Program televisi yang ditayangkan, bukan berarti tanpa aturan. Media televisi mempunyai aturan penyiaran dan etika penyiaran televisi. Sehingga, jika televisi melanggar aturan tersebut maka KPI akan memberhentikan izin tayang program tersebut.

Penurunan kualitas televisi tersebut mempengaruhi rating televisi. Semakin kualitas televisi menurun, semakin berkurang pula minat penonton untuk menikmati acara televisi. Hal itulah yang menyebabkan orang beralih ke tv kabel, padahal jika dibandingkan, jelas lebih murah biaya tv biasa dibanding tv kabel. Menggunakan tv kabel harus membayar langganan per bulan ditambah lagi biaya internet. Namun, masyarakat modern sekarang lebih memilih membayar mahal untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal.

Menurut masyarakat, tv kabel lebih memberikan kepuasan untuk masyarakat. Dengan tv kabel, semua orang dapat mencari apa yang sedang mereka inginkankan. Walaupun mereka harus membayar biaya internet lebih, namun tv kabel dapat menghibur dan mengisi waktu luang mereka.

Banyaknya masyarakat yang berpindah haluan ke tv kabel menyebabkan algoritma tv biasa menjadi kacau. Yang sebelumnya semua kalangan menyaksikan tv, sekarang hanya kalangan masyarakat bawah yang setia menonton tv seperti ibu-ibu, lansia dll. Hal itu menyebabkan tingkat peminat acara berkualitas menjadi menurun, sehingga pihak stasiun tv juga menyesuaikan saat hendak memproduksi program, tentu mereka memilih membuat program/acara yang simple tapi banyak peminatnya, dibandingkan harus susah-susah membuat acara bagus tetapi sepi peminat.

Seperti kata Gita Sinaga, salah satu aktris sinetron, saat diwawancarai di channel Youtube Geolive, Gita mengatakan bahwa, penyebab sinetron sekarang memburuk kualitasnya baik dari segi cerita maupun teknisnya, adalah karena segmentasi yang sudah berbeda dibandingkan dahulu. Misalnya dari segi teknis, "dulu ada sinetron yang dibuat bagus settingnya kayak film-film layar lebar, akan tetapi sepi peminat, maka dari itu produser lebih memilih mengubah set nya menjadi lebih terang" kata Gita.

Tentu sebagai pelaku usaha apapun kita tidak mau dirugikan, hal yang sama dirasakan para pegiat televisi yang lebih memilih menurunkan kualitas untuk mendapatkan pasar supaya tetap eksis. Jika kita ingin mengembalikan program tv yang berkualitas layaknya dahulu, maka mulailah untuk menjadikan tv sebagai sarana hiburan yang utama.

Sebenarnya, salah satu penyebab menurunnya kualitas program televisi terjadi karena peminat program televisi saat ini didominasi dengan orang dewasa. Hampir setiap remaja saat ini tidak tertarik dengan program televisi. Padahal, program televisi mampu menayangkan berita yang sedang hangat diperbincangkan. Namun tetap saja masyarakat lebih memilih media sosial dibandingkan dengan media televisi.

Media sosial memang meyuguhkan banyak sekali informasi, pendidikan, dan hiburan yang dapat mengisi waktu luang setiap orang. Namun, media sosial juga menimbulkan berbagai efek negatif. Salah satu contoh dampak negatif dari media sosial dapat mengubah gaya hidup para penikmat media sosial. Dalam media sosial, pengguna tidak dapat dibatasi dalam penggunaannya. Media sosial sangat sering menampilkan gambar,iklan dan berita yang seharusnya tidak pantas untuk diedarkan dalam media sosial. Hal tersebut seperti pornografi dan unsur sara.

Saat ini, media sosial juga sedang marak dengan kasus hoax. Hoax bukanlah kasus yang sepele. Media sosial mempunyai peminat yang sangat banyak, dari golongan anak-anak hingga orang tua. Pengguna media tersebut tidak dapat dibatasi secara langsung. Semua orang bebas menulis dan menyebarkan berita tanpa ada penyaring yang mengoreksi benar atau tidaknya berita tersebut.

Perbedaan berita di media sosial dan televisi terletak pada tahap penerbitan berita. Dalam media televisi terdapat seorang editor yang bertugas untuk menyeleksi berita yang hendak di tayangkan. Sehingga, kebenaran berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Namun di media sosial, setiap orang yang hendak menayangkan berita/info tidak perlu menyaring benar/tidaknya suatu berita. Semua orang bebas tanpa pantauan entah itu berita yang ditayangkan hoax atau fakta.

Pemberitaan yang ada di media sosial memang sangat menarik, namun hingga saat ini setiap orang yang menemui berita di media massa merasa kesulitan membedakan apakah berita tersebut hoax atau fakta. Pasalnya, berita-berita yang ada di media sosial, tampak dikemas sedemikian rupa sehingga seolah-ola berita tersebut sesuai dengan fakta yang ada.

Dapat dilihat pula dari pekerjaan artis yang kini lebih memilih untuk menjadi youtuber daripada harus datang dan mengisi acara di stasiun televisi. Secara penghasilan, memang hasil dari membuat konten youtube memang lebih menjanjikan daripada harus datang ke stasiun televisi dengan honor yang tidak seberapa. Sehingga beberapa artis lebih memilih berpenghasilan melalui youtube daripada televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun