Saat ini, media sosial juga sedang marak dengan kasus hoax. Hoax bukanlah kasus yang sepele. Media sosial mempunyai peminat yang sangat banyak, dari golongan anak-anak hingga orang tua. Pengguna media tersebut tidak dapat dibatasi secara langsung. Semua orang bebas menulis dan menyebarkan berita tanpa ada penyaring yang mengoreksi benar atau tidaknya berita tersebut.
Perbedaan berita di media sosial dan televisi terletak pada tahap penerbitan berita. Dalam media televisi terdapat seorang editor yang bertugas untuk menyeleksi berita yang hendak di tayangkan. Sehingga, kebenaran berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Namun di media sosial, setiap orang yang hendak menayangkan berita/info tidak perlu menyaring benar/tidaknya suatu berita. Semua orang bebas tanpa pantauan entah itu berita yang ditayangkan hoax atau fakta.
Pemberitaan yang ada di media sosial memang sangat menarik, namun hingga saat ini setiap orang yang menemui berita di media massa merasa kesulitan membedakan apakah berita tersebut hoax atau fakta. Pasalnya, berita-berita yang ada di media sosial, tampak dikemas sedemikian rupa sehingga seolah-ola berita tersebut sesuai dengan fakta yang ada.
Dapat dilihat pula dari pekerjaan artis yang kini lebih memilih untuk menjadi youtuber daripada harus datang dan mengisi acara di stasiun televisi. Secara penghasilan, memang hasil dari membuat konten youtube memang lebih menjanjikan daripada harus datang ke stasiun televisi dengan honor yang tidak seberapa. Sehingga beberapa artis lebih memilih berpenghasilan melalui youtube daripada televisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H