Setiap daerah pasti mempunyai kuliner khas yang asli berasal dari daerah tersebut. Seperti halnya abangan, makanan ini memang berasal dari kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta. Seperti namanya yang unik, abangan juga memiliki rasa yang unik. Awal mula nama abangan karena makanan abangan ini sedikit bercorak merah kecoklatan, sehingga warga Pundong menamainya dengan sebutan Abangan.
Abangan adalah salah satu kuliner ciri khas dari Pundong. Namanya yang unik membuat pecinta kuliner penasaran dengan citarasa dari abangan. Dengan bumbu sederhana abangan dapat disulap menjadi salah satu menu dari kuliner jogja. Abangan biasa dijual di Pasar Pundong. Pasar Pundong terletak di desa Srihardono, Kec. Pundong, Kab. Bantul, Yogyakarta.
Saat ini, makanan abangan memang belum bisa didapati selain di daerah Pundong. Bahkan di Pundong pun masih sedikit penjual yang menjual abangan. Beda dengan miedes, miedes telah booming di luar daerah pundong. Sehingga semua orang dapat menemuinya diberbagai tempat di luar Pundong. Karena abangan belum beredar luas, maka semua orang harus mendatangi kecamatan Pundong langsung untuk mendapati makanan ini.
Tak hanya abangan, miedes juga merupakan makanan khas dari Pundong. Hanya dengan mendengar namanya saja bisa membuat ngiler, apalagi langsung mencobanya. Miedes adalah mie yang berwarna kuning dengan tekstur kenyal dan diolah menjadi hidangan yang pedas dan bikin nagih. Namun, abangan tak kalah enak dibandingkan dengan miedes. Abangan mempunyai rasa yang unik yang tidak akan didapatkan pada makanan lain.
"Pertama kali saya mendengar namanya, saya kira warnanya merah karena semua orang menyebutnya dengan kata abang yang artinya merah" kata Bu Sumi, pengunjung pasar pundong (25/06/2021). Makanan khas dari Pundong ini memang belum terkenal luas, namun warga Pundong pasti sudah mengetahui kuliner ini.
Karena warga Pundong ingin memanfaatkan olahan singkong, maka hasil dari parutan singkong di endapkan selama beberapa saat. Hasil dari endapan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian endapan paling bawah dapat dimanfaatkan untuk pembuatan miedes, dan hasil endapan bagian atas dapat diolah menjadi abangan.
Hasil endapan bagian atas tersebut kemudian dibentuk menjadi lingkaran seperti bentuk dari kue apem. Abangan dapat dibentuk begitu saja, atau bisa juga diberi bumbu terlebih dahulu. Karena abangan berasal dari endapan, maka rasanya khas tanpa ada kesamaan dengan makanan lain.
"Awalnya memang sedikit aneh, tapi lama-kelamaan kok jadi enak. Apalagi kalau pedes dan masih anget. Waah mak nyuss" Komentar Bu Sumi mengenai rasa abangan. Rasa asli dari abangan memang asam. Maka tak heran jika seseorang yang mencoba mengicipinya sedikit aneh dengan rasanya. Jarang sekali menemukan makanan yang berasa asam. Namun rasa masam tersebutlah yang membuat ciri khas cita rasa yang unik dari abangan.
Sebenarnya, masakan abangan lebih mirip dengan capcay, namun abangan lebih memiliki rasa yang unik karena aroma yang khas dan paduan rasanya yang asam, pedas, dan gurih yang membedakan sensasi abangan dengan capcay. Capcay memiliki tekstur yang lebih lembut dan berwarna kuning. Sedangkan abangan berwarna coklat kemerahan.
Langkah pertama utuk memasak abangan yaitu potong abangan seperti dadu kecil, lalu potong sayur kol dan wortel. Setelah semuanya terpotong, haluskan bawang putih, merica, cabe dan kemiri kemudian tumis di atas minyak yang panas hingga baunya harum. Setelah itu masukkan abangan, sayur kol, dan wortel lalu tumis kembali. Tambahkan garam dan penyedap rasa sesuai kebutuhan. Lalu, abangan siap disajikan. Cukup mudah bukan?
Bumbu-bumbu dan sayur yang dimasak bersamaan dengan abangan tersebut dapat mengurangi rasa asam dari abangan. Sehingga perpaduan rasa asam, asin, dan pedas sangat menggiurkan. Namun, jika anda tidak mau bersusah-susah untuk memasak abangan, anda bisa membeli abangan yang sudah dimasak. Dengan harga Rp.1000 -- Rp.2000 per bungkus, anda sudah bisa menikmati hidangan tersebut.
Namun, warga Pundong sendiri kebanyakan memilih abangan yang belum dimasak. Karena mengolah abangan dengan bumbu buatan sendiri lebih nikmat daripada membeli abangan yang sudah dimasak. Di dalam pasar Pundong saja tidak banyak penjual yang menjual abangan. Mungkin hanya sekitar 5 orang yang menjual abangan di dalam pasar. Jadi, bagi anda yang ingin membeli abangan, anda cukup menanyakan kepada salah satu penjual dimana letak penjual abangan. Maka, anda akan segera di tunjukkan pedagang abangan di Pasar Pundong.
Bukan hanya olahan masakan, saat ini beberapa orang memanfaatkan abangan untuk menjadi kerupuk. Kerupuk ini tidak berasal dari abangan yang sudah jadi, melainkan bahan dasarnya berupa tepung singkong yang biasanya dipergunakan untuk membuat abangan. Jadi, kerupuk abangan ini berbahan dasar sama dengan abangan.
Kerupuk abangan hampir sama dengan kerupuk lempeng. Kerupuk lempeng juga merupakan kerupuk yang berbahan dasar dari tepung singkong. Bedanya, kerupuk lempeng berasal dari tepung singkong yang kering, sedangkan kerupuk abangan berasal dari ampas endapan singkong. Jadi, kerupuk abangan memiliki cita rasa yang mirip dengan abangan yaitu asam dan gurih. Kerupuk ini lebih enak dimakan dengan sambal bawang. Sehingga ketika menggigit kerupuk akan terasa sensasi pedas dan asamnya.
Saat ini memang sangat mudah untuk membeli makanan. Dengan sistem online kita dapat memilih makanan yang kita suka dan langsung datang ke rumah kita. Namun, menu abangan ini belum dapat dipesan online. Karena penjualnya yang sudah tua dan kurang mengetahui informasi, jadi setiap penikmat abangan harus langsung terjun ke Pasar Pundong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H